MNC Bangun Kawasan Wisata Terpadu

Selasa, 10 Februari 2015 - 10:52 WIB
MNC Bangun Kawasan Wisata...
MNC Bangun Kawasan Wisata Terpadu
A A A
JAKARTA - MNC Group melalui anak usaha PT MNC Land Tbk (KPIG) akan mengembangkan kawasan wisata terpadu Lido Lakes Resort dan Theme Park di Lido, Sukabumi, Jawa Barat.

Komitmen tersebut disampaikan Chief Executive Officer (CEO) MNC Group Hary Tanoesoedibjo seusai melakukan groundbreaking tol Ciawi-Sukabumi Seksi I Ciawi-Cigombong sepanjang 15,3 kilometer (km) di Bogor, Jawa Barat, kemarin. ”Jawa Barat itu sangat diminati oleh wisatawan asing karena udaranya yang masih sejuk begitu pun pemandangan hijau yang menarik.

Di samping itu, selama ini wisata kita paling besar di Bali hanya terserap 35% dari kurang lebih 8,6 juta wisatawan yang masuk ke Indonesia. Ini peluang, bagaimana menggeser wisatawan yang selama ini hanya mengenal Bali bisa mengenal wilayah Jawa Barat terutama yang ada di Bogor dan sekitarnya,” kata Hary.

Dia mengatakan, dengan pembangunan konstruksi tol Ciawi-Sukabumi Seksi I Ciawi-Cigombong sepanjang 15,3 km, selain mendukung sektor pariwisata, juga terutama mempermudah akses masyarakat melalui Ciawi-Bogor dan sekitarnya.

Secara umum, kata Hary, jalan tol tersebut dibangun untuk mempermudah akses transportasi agar menjadi lebih efisien terutama dari sisi waktu. ”Dari sisi bisnis ada tol ini akan kami integrasikan dengan membangun resor seperti yang ada di Orlando, Amerika Serikat. Di sana ada Disneyland yang memang sedikit berbeda dengan yang akan kami rencanakan di sini.

Yang jelas pengembangan resor oleh MNC akan lebih terpadu,” sebut dia. Kawasan wisata tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 2.000 hektare (ha) dengan nilai investasi mencapai Rp20 triliun. ”Kami harapkan, 2016 sudah ada yang jadi. Minimal jalan tol ini bisa beroperasi untuk seksi I sambil menunggu pembebasan lahan untuk seksi yang lain,” ucapnya.

Agustus 2014 lalu, MNC Land telah menginvestasikan dananya untuk megaproyek Lido Lake Resort & Golf di Sukabumi senilai USD2-3 miliar. Di lokasi tersebut nanti juga dibangun hotel, vila, theme park , dan berbagai infrastruktur penunjang kawasan rekreasi. Lokasi wisata ini ditargetkan beroperasi pada 2016. Pengembangan itu terlaksana setelah mengakuisisi Lido Resort yang sebelumnya dikelola PT Lido Nirwana.

PTMNC Land Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor properti, mulai dari pengembangan, pembangunan, akuisisi properti, kawasan wisata terpadu, serta dalam jasa properti lain. Selain mengembangkan kawasan wisata terpadu di Sukabumi, MNC Land saat ini juga mengembangkan Bali Nirwana Resort di Tanah Lot, Bali dan Mandalika Resor Ekowisata Terpadu di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

MNC Land juga mengoperasikan sejumlah properti komersial di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Ketua Asosiasi Rekreasi Keluarga Indonesia (ARKI) Taufik A Wumu mengatakan, kawasan Lido memang potensial untuk dijadikan destinasi wisata mengingat pemandangannya yang indah dan ketersediaan air yang cukup baik.

Menurutnya, terdapat empat taman rekreasi yang bersaing ketat di sepanjang Bogor hingga Sukabumi antara lain Jungle Land, The Jungle, Taman Wisata Matahari, dan Taman Safari. ”Jadi, kalau ada taman rekreasi baru yang akan dibangun, harus ada sesuatu yang baru atau beda yang ditawarkan. Fasilitas, atraksi, dan wahananya harus lebih menarik,” ungkapnya kepada KORAN SINDO kemarin.

Taufik sudah mendengar kabar grup MNC yang akan membangun taman rekreasi sekelas Disneyland di kawasan sekitar Lido. Menurutnya, pertumbuhan theme park dan water park saat ini memang sedang bagus. Pertumbuhannya per tahun berkisar 10% untuk theme park dan 15%-20% untuk water park . Pertumbuhan theme park lebih lamban lantaran investasi yang dibutuhkan juga lebih besar.

”Saat ini banyak permintaan dari pemerintah provinsi dan kabupaten di Indonesia yang menginginkan kehadiran taman rekreasi di wilayahnya jadi ini memang peluang besar,” sebutnya. Kendati demikian, tidak semua daerah potensial dibangun taman rekreasi. Untuk theme park misalnya hendaknya terletak di lokasi dengan penduduk minimal 2 juta per wilayah.

”Kurang dari itu return -nya lamban. Enggak menguntungkan untuk investasi,” ujarnya. Taufik menambahkan, sesuai aturan menteri pariwisata 2014, semua taman rekreasi ke depan harus memenuhi standardisasi. ”Ketentuan ini wajib dipenuhi paling lambat Juli 2016,” ungkapnya.

Ichsan amin/Inda susanti
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0589 seconds (0.1#10.140)