Antam Bidik USD200 Juta per Tahun
A
A
A
JAKARTA - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) telah mengoperasikan secara komersial pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi produk chemical grade alumina (CGA) yang berlokasi di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Direktur Utama Antam Tato Miraza mengatakan, pengoperasian secara komersial pabrik tersebut merupakan batu loncatan yang signifikan bagi perseroan dalam diversifikasi usaha serta inisiatif strategis peningkatan imbal hasil menyusul kebijakan larangan ekspor bijih mineral Indonesia.
Tato menjelaskan, operasi komersial pabrik CGA Tayan menambah lini komoditas olahan yang diproduksi perseroan yaitu nikel, emas, perak, batu bara, dan alumina. Pabrik CGA Tayan memiliki potensi pendapatan sekitar USD200 juta per tahun. “Pengoperasian pabrik ini juga merefleksikan komitmen Antam yang berorientasi pada pengembangan komoditas hilir yang bernilai tambah,” kata Tato di Jakarta kemarin.
Sebagai catatan, pabrik CGA Tayan dioperasikan melalui anak usahanya yaitu PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang merupakan perusahaan patungan antara Antam dengan Showa Denko KK (SDK) Jepang. Perseroan memiliki 80% saham PT ICA dengan sisa kepemilikan 20% saham dipegang oleh SDK.
Pabrik yang memiliki nilai investasi sebesar USD450 juta tersebut memulai konstruksi sejak 11 April 2011 dan memulai fase commissioning pada 28 Oktober 2013. Setelah memasuki fase operasi komersial, utilisasi pabrik akan ditingkatkan secara bertahap (ramp up ) untuk memastikan keselamatan dan kestabilan operasi.
Tato mengungkapkan, pendanaan untuk proyek ini berasal dari dana internal Antam dan SDK, pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) serta debt guarantee disediakan oleh Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation (JOGMEC). Sementara proses konstruksi dilakukan oleh konsorsium unincorporated PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Tsukishima Kikai Co Ltd Jepang, dan PT Nusantara Energi Abadi (Nusea).
Menurut Tato, pengoperasian pabrik ini dipastikan akan memunculkan multiplier effect yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pengoperasian pabrik CGA Tayan sehingga akan berdampak positif terutama bagi pertumbuhan perekonomian di wilayah Tayan dan sekitarnya.
Heru Febrianto
Direktur Utama Antam Tato Miraza mengatakan, pengoperasian secara komersial pabrik tersebut merupakan batu loncatan yang signifikan bagi perseroan dalam diversifikasi usaha serta inisiatif strategis peningkatan imbal hasil menyusul kebijakan larangan ekspor bijih mineral Indonesia.
Tato menjelaskan, operasi komersial pabrik CGA Tayan menambah lini komoditas olahan yang diproduksi perseroan yaitu nikel, emas, perak, batu bara, dan alumina. Pabrik CGA Tayan memiliki potensi pendapatan sekitar USD200 juta per tahun. “Pengoperasian pabrik ini juga merefleksikan komitmen Antam yang berorientasi pada pengembangan komoditas hilir yang bernilai tambah,” kata Tato di Jakarta kemarin.
Sebagai catatan, pabrik CGA Tayan dioperasikan melalui anak usahanya yaitu PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang merupakan perusahaan patungan antara Antam dengan Showa Denko KK (SDK) Jepang. Perseroan memiliki 80% saham PT ICA dengan sisa kepemilikan 20% saham dipegang oleh SDK.
Pabrik yang memiliki nilai investasi sebesar USD450 juta tersebut memulai konstruksi sejak 11 April 2011 dan memulai fase commissioning pada 28 Oktober 2013. Setelah memasuki fase operasi komersial, utilisasi pabrik akan ditingkatkan secara bertahap (ramp up ) untuk memastikan keselamatan dan kestabilan operasi.
Tato mengungkapkan, pendanaan untuk proyek ini berasal dari dana internal Antam dan SDK, pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) serta debt guarantee disediakan oleh Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation (JOGMEC). Sementara proses konstruksi dilakukan oleh konsorsium unincorporated PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Tsukishima Kikai Co Ltd Jepang, dan PT Nusantara Energi Abadi (Nusea).
Menurut Tato, pengoperasian pabrik ini dipastikan akan memunculkan multiplier effect yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pengoperasian pabrik CGA Tayan sehingga akan berdampak positif terutama bagi pertumbuhan perekonomian di wilayah Tayan dan sekitarnya.
Heru Febrianto
(ftr)