Hunian Berkualitas dengan Harga Pantas
A
A
A
Strategi para pengembang untuk memikat konsumen sangat beragam. Ada yang fokus pada magnitude harga, ada pula yang mengutamakan kualitas bangunannya. Lantas, adakah yang menawarkan keduanya?
Rumah berkualitas dengan harga pantas menjadi pedoman pengembang dalam memikat konsumen properti. Apalagi jika konsumen puas dengan kualitas yang didapatkannya. Maklum, kepiawaian konsumen dalam menentukan pilihan semakin kritis. Jika dulu tendensinya lebih ke lokasi, aksesibilitas, serta model dan gaya rumah, kini soal kualitas dan harga ikut menjadi pembicaraan yang hangat.
Kualitas menurut konsumen adalah material atau bahan bangunan yang dipakai pada proyek bangunan perumahan. Adapun harga adalah nilai nominal yang didambakan sesuai dengan isi kantong mereka. Namun, secara logika, bagaimana meningkatkan mutu dan kualitas, sementara harga harus masuk dalam jangkauan kita?
Direktur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit menuturkan, pengembang semakin cerdik menuruti kemauan konsumen saat ini. Jika kualitas dan harga yang menjadi dua faktor penting dambaan mereka, pengembang pun semakin rajin mengukur kepentingan konsumen.
“Ada juga kok pengembang yang lebih mengutamakan kualitas dengan harga pantas. Biasanya pengembang baru yang buat dia sebagai promosi dan marketing proyek baru,” kata Ian, sapaan akrab Panangian. Biasanya, faktor penentu untuk melihat proyek properti mana yang mengutamakan kualitas bangunan tetapi harganya pantas adalah kawasan. Semakin tinggi nilai kawasan, biasanya semakin tinggi nilai jual dan kualitas proyek properti yang dibangunnya.
“Satu yang menjadi contoh adalah kawasan Bekasi. Kawasan padat karya biasanya banyak ditumbuhi berbagai proyek properti sehingga untuk menyerap pertumbuhan properti tersebut, pengembang lebih menonjolkan strategi bangunan dan harga,” kata Ian. Sementara praktisi properti Mirza Asikin juga mengatakan bahwa tahapan penting dalam pertimbangan nonfisik saat membeli rumah adalah kawasan.
“Karena kawasan menjadi penentu dalam mempermudah kita ketika akan menjual rumah,” imbuh Mirza. Hal lain yang mendukung tren ini adalah, sekarang sebuah kawasan sering kali didekati fasilitas jalan tol sebagai akses atau kemudahan untuk mencapainya. Belum lagi kedekatan proyek dengan lokasi tempat kerja.
“Jika Anda membeli rumah untuk investasi, mempertimbangkan kawasan tidak kalah penting,” ujar Mirza. Sebagai contoh, kasus di beberapa lokasi, kenaikan harga tanah dan rumah di satu wilayah lebih tinggi daripada di wilayah lain. Tentu saja ada faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga selain lokasi yang menguntungkan, seperti kondisi ekonomi secara umum dan laju pertambahan penduduk.
Agar bisa mendapatkan kawasan yang tepat, sebaiknya luangkan waktu yang cukup untuk mencarinya. Anda juga harus berpikir terbuka untuk melihat tipe rumah idaman di beberapa lokasi sebelum menemukan pencarian ke lokasi tertentu. Selama mencari, Anda mungkin melihat puluhan atau bahkan ratusan unit rumah di pasaran.
Gunakan hal ini sebagai peluang menemukan pilihan. “Harga yang diminta penjual tidak selalu mencerminkan nilai sebuah rumah. Namun, biasanya rumah dengan nilai yang bagus lebih cepat laku, sedangkan rumah yang sulit terjual sering kali ditawarkan dengan harga yang terlalu tinggi,” tutur Mirza.
Aprilia s andyna
Rumah berkualitas dengan harga pantas menjadi pedoman pengembang dalam memikat konsumen properti. Apalagi jika konsumen puas dengan kualitas yang didapatkannya. Maklum, kepiawaian konsumen dalam menentukan pilihan semakin kritis. Jika dulu tendensinya lebih ke lokasi, aksesibilitas, serta model dan gaya rumah, kini soal kualitas dan harga ikut menjadi pembicaraan yang hangat.
Kualitas menurut konsumen adalah material atau bahan bangunan yang dipakai pada proyek bangunan perumahan. Adapun harga adalah nilai nominal yang didambakan sesuai dengan isi kantong mereka. Namun, secara logika, bagaimana meningkatkan mutu dan kualitas, sementara harga harus masuk dalam jangkauan kita?
Direktur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit menuturkan, pengembang semakin cerdik menuruti kemauan konsumen saat ini. Jika kualitas dan harga yang menjadi dua faktor penting dambaan mereka, pengembang pun semakin rajin mengukur kepentingan konsumen.
“Ada juga kok pengembang yang lebih mengutamakan kualitas dengan harga pantas. Biasanya pengembang baru yang buat dia sebagai promosi dan marketing proyek baru,” kata Ian, sapaan akrab Panangian. Biasanya, faktor penentu untuk melihat proyek properti mana yang mengutamakan kualitas bangunan tetapi harganya pantas adalah kawasan. Semakin tinggi nilai kawasan, biasanya semakin tinggi nilai jual dan kualitas proyek properti yang dibangunnya.
“Satu yang menjadi contoh adalah kawasan Bekasi. Kawasan padat karya biasanya banyak ditumbuhi berbagai proyek properti sehingga untuk menyerap pertumbuhan properti tersebut, pengembang lebih menonjolkan strategi bangunan dan harga,” kata Ian. Sementara praktisi properti Mirza Asikin juga mengatakan bahwa tahapan penting dalam pertimbangan nonfisik saat membeli rumah adalah kawasan.
“Karena kawasan menjadi penentu dalam mempermudah kita ketika akan menjual rumah,” imbuh Mirza. Hal lain yang mendukung tren ini adalah, sekarang sebuah kawasan sering kali didekati fasilitas jalan tol sebagai akses atau kemudahan untuk mencapainya. Belum lagi kedekatan proyek dengan lokasi tempat kerja.
“Jika Anda membeli rumah untuk investasi, mempertimbangkan kawasan tidak kalah penting,” ujar Mirza. Sebagai contoh, kasus di beberapa lokasi, kenaikan harga tanah dan rumah di satu wilayah lebih tinggi daripada di wilayah lain. Tentu saja ada faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga selain lokasi yang menguntungkan, seperti kondisi ekonomi secara umum dan laju pertambahan penduduk.
Agar bisa mendapatkan kawasan yang tepat, sebaiknya luangkan waktu yang cukup untuk mencarinya. Anda juga harus berpikir terbuka untuk melihat tipe rumah idaman di beberapa lokasi sebelum menemukan pencarian ke lokasi tertentu. Selama mencari, Anda mungkin melihat puluhan atau bahkan ratusan unit rumah di pasaran.
Gunakan hal ini sebagai peluang menemukan pilihan. “Harga yang diminta penjual tidak selalu mencerminkan nilai sebuah rumah. Namun, biasanya rumah dengan nilai yang bagus lebih cepat laku, sedangkan rumah yang sulit terjual sering kali ditawarkan dengan harga yang terlalu tinggi,” tutur Mirza.
Aprilia s andyna
(bbg)