Jepang Diminta Tambah Investasi di Indonesia
A
A
A
CIKARANG - Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel mengharapkan para pengusaha Jepang menambah investasinya di Indonesia. Industri manufaktur dinilai merupakan sektor yang sangat cocok bagi para investor asal Negeri Matahari Terbit ini.
Kendati demikian, kata Mendag, Jepang diharapkan juga bersedia melakukan transfer teknologi sehingga sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa menyerap teknologi yang dimiliki Jepang. “Pembangunan sumber daya manusia kalau kita bisa memanfaatkan investasi ini, kita bisa membangun diri kita sendiri.
Saya akan terus mendorong investasi Jepang di Indonesia bukan sekadar untuk meningkatkan ekspor 300%, melainkan bagaimana bisa membangun dengan peningkatan itu,” ucap Gobel di sela acara Seminar Kewirausahaan dan Monozukuri di Cikarang, Jawa Barat, kemarin.
Dia menambahkan, memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia harus mampu bertarung dan menjadi juara dengan keunggulan sumber daya manusia. Ini yang diperlukan Indonesia dari investasi Jepang yang masuk ke Indonesia. “Kalau kita bisa memanfaatkan investasi ini, saya kira bukan hanya tempat perusahaan kita kerja bisa membuat produk berkualitas, tetapi kita bisa membangun diri kita sendiri,” ungkapnya.
Menurut Gobel, di dalam perusahaan- perusahaan manufaktur Jepang tertanam spirit monozukuri yang mengandung makna lebih dari sekadar memproduksi barang. “Tetapi, dalam membuat barang berkualitas mereka harus membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Kita harus memahami mengenai monozukuri dan harus bisa mendarah daging dalam diri kita supaya kita tahu apa yang kita kerjakan, memahami kelebihan dari Jepang ada nilai-nilai lain yang dibutuhkan Indonesia,” paparnya.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nus Nuzulia Ishak mengatakan, salah satu perusahaan Jepang di Indonesia, PT Indonesia Epson Industry, memiliki ekspor sebesar USD1,32 miliar pada 2014 dari Indonesia ke berbagai negara. “Ini yang terbesar mengisi ekspor ke seluruh negara dengan negara tujuan utama Amerika dan Uni Eropa. Ini terbesar di dunia,” sebutnya.
Presiden Direktur PT Indonesia Epson Industry (IEI) Eiichi Abe mengatakan, sampai saat ini volume penjualan mencapai 14 kali lipat dari tahun fiskal 1995. “Puncak produksinya adalah 50.000 unit printer per hari untuk ekspor. Jumlah karyawan mencapai 10.000 orang dan skala perusahaan telah tumbuh mencapai 30.000 orang, termasuk pemasok dalam negeri,” ucapnya.
Oktiani endarwati
Kendati demikian, kata Mendag, Jepang diharapkan juga bersedia melakukan transfer teknologi sehingga sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa menyerap teknologi yang dimiliki Jepang. “Pembangunan sumber daya manusia kalau kita bisa memanfaatkan investasi ini, kita bisa membangun diri kita sendiri.
Saya akan terus mendorong investasi Jepang di Indonesia bukan sekadar untuk meningkatkan ekspor 300%, melainkan bagaimana bisa membangun dengan peningkatan itu,” ucap Gobel di sela acara Seminar Kewirausahaan dan Monozukuri di Cikarang, Jawa Barat, kemarin.
Dia menambahkan, memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia harus mampu bertarung dan menjadi juara dengan keunggulan sumber daya manusia. Ini yang diperlukan Indonesia dari investasi Jepang yang masuk ke Indonesia. “Kalau kita bisa memanfaatkan investasi ini, saya kira bukan hanya tempat perusahaan kita kerja bisa membuat produk berkualitas, tetapi kita bisa membangun diri kita sendiri,” ungkapnya.
Menurut Gobel, di dalam perusahaan- perusahaan manufaktur Jepang tertanam spirit monozukuri yang mengandung makna lebih dari sekadar memproduksi barang. “Tetapi, dalam membuat barang berkualitas mereka harus membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Kita harus memahami mengenai monozukuri dan harus bisa mendarah daging dalam diri kita supaya kita tahu apa yang kita kerjakan, memahami kelebihan dari Jepang ada nilai-nilai lain yang dibutuhkan Indonesia,” paparnya.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nus Nuzulia Ishak mengatakan, salah satu perusahaan Jepang di Indonesia, PT Indonesia Epson Industry, memiliki ekspor sebesar USD1,32 miliar pada 2014 dari Indonesia ke berbagai negara. “Ini yang terbesar mengisi ekspor ke seluruh negara dengan negara tujuan utama Amerika dan Uni Eropa. Ini terbesar di dunia,” sebutnya.
Presiden Direktur PT Indonesia Epson Industry (IEI) Eiichi Abe mengatakan, sampai saat ini volume penjualan mencapai 14 kali lipat dari tahun fiskal 1995. “Puncak produksinya adalah 50.000 unit printer per hari untuk ekspor. Jumlah karyawan mencapai 10.000 orang dan skala perusahaan telah tumbuh mencapai 30.000 orang, termasuk pemasok dalam negeri,” ucapnya.
Oktiani endarwati
(bbg)