Literasi Keuangan Ditargetkan Capai 25%

Sabtu, 14 Februari 2015 - 09:24 WIB
Literasi Keuangan Ditargetkan Capai 25%
Literasi Keuangan Ditargetkan Capai 25%
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tergetkan literasi keuangan tumbuh 25% pada tahun 2015. Sama halnya dengan inklusi keuangan, OJK menargetkan tumbuh 2% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 61,7% menjadi 63,7%.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Sandrihamry Soetiono mengatakan, tahun ini OJK akan menargetkan literasi dan inklusi keuangan tumbuh sebesar 2%. “Jadi, secara nasional, literasi keuangan di tahun 2014 sudah mencapai 23% dari 2013 sebesar 21,8%, lalu tahun ini juga ditargetkan akan naik lagi 2% sehingga seluruhnya 25%,” paparnya saat jumpa pers di Kantor OJK, Jakarta, kemarin.

Dia melanjutkan, pada tahun 2013 inklusi keuangan secara nasional mencapai 59,7% , sedangkan pada tahun 2014 naik 2% menjadi 61,7%. “Dengan target inklusi keuangan yang tumbuh 2%, terdapat 4,1 juta jiwa yang harus ditingkatkan, baik literasi maupun inklusinya,” tuturnya. Sedangkan dari 4,1 juta jiwa tersebut, terdapat 2,08 juta penduduk wanita. Untuk mencapai targetnya, OJK mencanangkan programprogram edukasi dan perlindungan konsumen pada 2015.

“Untuk edukasi keuangan di tahun 2015 ini, kita akan fokus pada masyarakat pinggiran pedesaan yang berdomisili di pulau terluar atau terpencil dan juga menyasar pelajar,” tandasnya. Sebagai catatan, saat ini tingkat literasi keuangan penduduk pedesaan sebesar 17,07% dan inklusinya 54,59%.

“Untuk itu, kita memutuskan fokus pada penduduk perdesaan dan mereka yang berdomisili di pulau terluar.Selain itu, karena kita ingin bersinergi dengan strategi pemerintah ingin membangun programnya mulai dari pinggiran,” ujar Tituk, sapaan akrabnya. Dia menambahkan, terdapat 50,21% penduduk Indonesia yang tinggal di perdesaan dan dengan jumlah penduduk sekitar 127 juta jiwa, terdapat 125 juta jiwa penduduk berjenis kelamin wanita dan 59 juta jiwa di antaranya tinggal di daerah pedesaan.

“Jadi, target edukasi dibuat untuk masyarakat produktif yang berpenghasilan rendah kemudian komunitas perempuan dan anak sekolah,” paparnya. Selain masyarakat yang tinggal di perdesaan, OJK juga membidik siswa dengan membuat program edukasi ke siswa. “Tahun 2015 ini OJK akan menyasar siswa SMP yang jumlahnya sekitar 9,9 juta siswa yang tersebar di 36.972 sekolah,” tandasnya.

OJK menyasar usia antara 6 hingga usia 80 tahun agar penetrasi yang dilakukan dapat merata. Demi memuluskan rencananya, OJK melakukan beberapa metode melalui program pasar keuangan rakyat mini. Sebelumnya pasar keuangan rakyat telah digelar di kota Jakarta. Pada 2015 origuarm ini rencananya bakal digelar di enam kota, mulai dari Solo.

”Yang di Solo akan dilakukan pada tanggal 15 dan 16 Februari tahun ini. Pasar keuangan rakyat mini ini adalah ajang untuk memperkenalkan dan memperluas layanan keuangan mikro pada masyarakat yang berpenghasilan rendah,” katanya. Sedangkan, strategi yang diterapkan untuk melaksanakan program-program tersebut yakni memperluas layanan kuangan mikro guna meningkatkan inklusi keuangan, menyiapkan infrastruktur seperti mobil edukasi keuangan, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan informasi.

“Jadi, kita tahun ini akan mendirikan pusat edukasi dan layanan konsumen di 34 kantor, 34 kantor OJK di daerah itu nanti akan berdiri pusat edukasi dan layanan konsumen. Ini merupakan sarana untuk memperluas edukasi maupun layanan konsumen,” ujarnya. Dia menjelaskan, selain target peningkatan literasi dan inklusi keuangan, pada tahun yang sama akan disediakan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di seluruh sektor jasa keuangan.

“Metode lainnya, tentu saja program edukasi dan mobil edukasi, kemudian dalam perlindungan konsumen. Fokus OJK di tahun ini yakni menyelesaikan terbentuknya lembaga alternatif penyelesaian sengketa,” pungkasnya OJK akan membangun LAPS pada sektor perbankan, yang rencananya akhir tahun ini dibentuk.

“Jadi, sektor yang belum memiliki LAPS yakni perbankan, pembiayaan, penjaminan dan pegadaian, diprediksikan akan sudah selesai akhir tahun ini sehingga akhir tahun ini akan segera beroperasi,” katanya. Adapun, saat ini LAPS sudah beroperasi pada sektor pasar modal, asuransi, dana pensiun serta ventura.

Arsy ani s
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5199 seconds (0.1#10.140)