RAPP Siap Tingkatkan Pengelolaan Hutan Lestari
A
A
A
JAKARTA - Managing Director Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas menyatakan, pihaknya siap menjalin kerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan pengelolaan hutan di Tanah Air.
Kemampuan RAPP dalam mengelola hutan secara lestari yang didukung dengan regulasi pemerintah akan memberi nilai tambah bagi masyarakat. ”Kuncinya memang kolaborasi antara pemerintah dan swasta,” katanya dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Tony menuturkan, sebagai solusi pengelolaan hutan, pihaknya mengembangkan hutan tanaman industri (HTI) di hutan terdegradasi sebagai sumber bahan baku untuk industri bubur kayu dan kertas yang dioperasikan. Tony juga menegaskan, pihaknya melakukan kajian hutan bernilai konservasi tinggi (HCV) untuk memastikan hutan yang punya peran penting untuk konservasi tetap terlindungi. ”Sampai saat ini kami memproteksi kawasan hutan seluas 290.000 hektare,” katanya.
Dia melanjutkan, hutan yang diproteksi dipastikan bakal lebih luas. Pasalnya, berdasarkan kebijakan pengelolaan hutan lestari yang sudah dicanangkan setahun lalu, RAPP akan mendukung konservasi hutan dengan perbandingan 1:1 dari luas HTI. ”Jadi kami tegaskan, HTI adalah solusi pengelolaan hutan yang lebih baik, bukan masalah,” katanya.
RAPP memproduksi 2,8 juta ton pulp dan 820.000 kertas setiap tahunnya. Berbekal sertifikat legalitas kayu dan pengelolaan hutan lestari, RAPP berhasil mengekspor produk unggulannya, PaperOne, ke 75 negara.
Staf Ahli Menteri Kehutanan bidang Ekonomi dan Perdagangan Internasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Putera Parthama mengatakan, Kementerian LHK menawarkan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama meningkatkan pengelolaan hutan di Tanah Air.
Kerja sama ini diperlukan untuk menekan deforestasi, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan menjadi lebih baik. ”Sinergi antara sektor privat, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci untuk pengelolaan hutan yang lebih baik,” katanya.
Oktiani endarwati
Kemampuan RAPP dalam mengelola hutan secara lestari yang didukung dengan regulasi pemerintah akan memberi nilai tambah bagi masyarakat. ”Kuncinya memang kolaborasi antara pemerintah dan swasta,” katanya dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Tony menuturkan, sebagai solusi pengelolaan hutan, pihaknya mengembangkan hutan tanaman industri (HTI) di hutan terdegradasi sebagai sumber bahan baku untuk industri bubur kayu dan kertas yang dioperasikan. Tony juga menegaskan, pihaknya melakukan kajian hutan bernilai konservasi tinggi (HCV) untuk memastikan hutan yang punya peran penting untuk konservasi tetap terlindungi. ”Sampai saat ini kami memproteksi kawasan hutan seluas 290.000 hektare,” katanya.
Dia melanjutkan, hutan yang diproteksi dipastikan bakal lebih luas. Pasalnya, berdasarkan kebijakan pengelolaan hutan lestari yang sudah dicanangkan setahun lalu, RAPP akan mendukung konservasi hutan dengan perbandingan 1:1 dari luas HTI. ”Jadi kami tegaskan, HTI adalah solusi pengelolaan hutan yang lebih baik, bukan masalah,” katanya.
RAPP memproduksi 2,8 juta ton pulp dan 820.000 kertas setiap tahunnya. Berbekal sertifikat legalitas kayu dan pengelolaan hutan lestari, RAPP berhasil mengekspor produk unggulannya, PaperOne, ke 75 negara.
Staf Ahli Menteri Kehutanan bidang Ekonomi dan Perdagangan Internasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Putera Parthama mengatakan, Kementerian LHK menawarkan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama meningkatkan pengelolaan hutan di Tanah Air.
Kerja sama ini diperlukan untuk menekan deforestasi, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan menjadi lebih baik. ”Sinergi antara sektor privat, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci untuk pengelolaan hutan yang lebih baik,” katanya.
Oktiani endarwati
(ftr)