Impor Migas Turun Neraca Perdagangan Surplus

Selasa, 17 Februari 2015 - 11:16 WIB
Impor Migas Turun Neraca...
Impor Migas Turun Neraca Perdagangan Surplus
A A A
JAKARTA - Neraca perdagangan Januari 2015 mengalami surplus USD710 juta yang dipicu surplus sektor nonminyak dan gas (nonmigas) serta penurunan drastis nilai impor migas.

Berdasar Badan Pusat Statistik (BPS), surplus perdagangan senilai USD710 juta itu mencakup ekspor senilai USD13,3 miliar dan impor senilai USD12,59 miliar. Volume perdagangan juga tercatat surplus 30,64 juta ton dengan rincian ekspor 42,62 juta ton dan impor 11,98 juta ton. Kepala BPS Suryamin mengatakan, kondisi surplus pada Januari 2015 ini cukup besar dibanding Januari 2014 yang tercatat defisit USD443,9 juta.

“Mudah-mudahan ini menjadi gambaran awal tahun yang baik,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta kemarin. Dia mengungkapkan, surplus neraca perdagangan Januari disumbang oleh surplus nonmigas senilai USD748 juta yang meliputi ekspor senilai 11,2 miliar dan impor 10,5 miliar. Sektor migas mengalami defisit senilai USD38,6 juta, terdiri atas ekspor senilai USD2,076 miliar dan impor USD2,115 miliar.

Kondisi defisit migas ini jauh lebih baik dibanding Januari 2014 yang defisit USD1,048 miliar, dengan nilai impor yang juga fantastis yaitu USD3,5 miliar. Menurut Suryamin, defisit neraca perdagangan migas Januari 2015 disebabkan masih defisitnya hasil minyak yaitu USD1,15 miliar. Kendati demikian, nilai defisit hasil minyak menurun drastis dibanding Januari 2015 yang defisit USD2 miliar.

Salah satu penyebabnya adalah turunnya harga minyak. “Jadi (defisit) perdagangan migas ini turun drastis karena harga minyak turun drastis dan pergeseran dari konsumsi minyak ke gas,” sebutnya. Dia mengungkapkan, konversi minyak ke gas menjadikan kebutuhan minyak menurun.

Dari segi volume, total impor migas pada Januari 2015 sebanyak 3,6 juta ton atau menurun dibanding Januari 2014 sebesar 3,7 juta ton dan 4,7 juta ton pada Desember 2014. Penurunan terjadi pada impor hasil minyak dari 2,3 juta ton pada Januari 2014 menjadi 2 juta ton pada Januari 2015. Sebaliknya, impor minyak mentah masih meningkat dari 1 juta ton menjadi 1,2 juta ton.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, surplus neraca perdagangan yang terjadi sejak Desember 2014 diharapkan terus berlanjut setidaknya hingga Februari 2015. Menurut Sasmito, surplus di Februari kemungkinan masih dipicu impor yang melambat.

“Selama ini Februari cenderung ada peluang surplus. Nilainya bervariasi, tapi saya kira belum bisa mencapai USD15 miliar,” sebutnya. Sasmito menambahkan, sesuai arahan Presiden pada Maret 2015 lelang untuk proyek infrastruktur akan rampung sehingga mulai semester II/2015 kemungkinan impor barang untuk pembangunan infrastruktur semakin meningkat.

Untuk menyeimbangkan perdagangan, ekspor harus kian gencar. BPS mencatat nilai ekspor Indonesia yang pada Januari 2015 sebesar USD13,30 miliar tersebut menurun 9,03% dibanding ekspor Desember 2014. Sementara bila dibanding Januari 2014, mengalami penurunan sebesar 8,09%.

Penurunan terbesar ekspor nonmigasJanuari2015terhadap Desember 2014 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD162,6 juta (9,55%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar USD293,4 juta (61,77%). Nilai impor Indonesia pada Januari 2015 mencapai USD12,59 miliar atau turun 12,77% dibanding Desember 2014.

Demikian pula jika dibanding Januari 2014 turun 15,59%. Impor nonmigas Januari 2015 mencapai USD10,48 miliar atau turun 5,15% dibanding Desember 2014, sedangkan bila dibanding Januari 2014 turun 7,83%. Impor migas Januari 2015 mencapai USD2,11 miliar atau turun 37,59% dibanding Desember 2014, demikian pula jika dibanding Januari 2014 turun 40,42%.

Nilai impor nonmigas terbesar Januari 2015 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai USD2,01 miliar. Nilai ini turun 0,52% dibanding impor golongan barang yang sama Desember 2014.

Inda susanti
(bhr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0657 seconds (0.1#10.140)