Lebih Memasyarakatkan Syariah

Senin, 23 Februari 2015 - 09:53 WIB
Lebih Memasyarakatkan Syariah
Lebih Memasyarakatkan Syariah
A A A
Sistem ekonomi syariah saat ini sedang mengalami perkembangan pesat. Namun meski pertumbuhannya cukup signifikan, pangsa pasarnya masih sangat kecil. Butuh usaha lebih keras dalam mengenalkan sistem syariah kepada masyarakat luas.

Indonesia telah mengimplementasikan sistem ekonomi syariah sejak awal 1990-an, dengan berdirinya bank berbasiskan syariah Islam. Namun meski dua puluh tahun lebih ekonomi syariah dikembangkan, pangsa pasarnya masih kecil hanya sekitar 5%. Padahal, Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk Islam terbanyak di dunia. Kendala ini juga disadari oleh pelaku industri syariah.

Dibutuhkan usaha keras dalam menarik orang yang belum mengimplementasikan ekonomi syariah agar mau untuk mencobanya. Apa saja usaha yang dibutuhkan agar ekonomi syariah bisa berkembang di Indonesia. Berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano.

Bagaimana pendapat Anda terhadap bisnis industri syariah saat ini?

Melihat dari perkembangan terakhir, bank syariah tidak mudah keluar dari perangkap market share 5%. Memang berbagai perbankan syariah tumbuh sangat signifikan tetapi jika dilihat dari sisi aset dan dibandingkan dengan aset bank konvensional, pangsa pasarnya masih sangat kecil. Nah , berarti kan ada problem dengan potensi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, seharusnya kan pangsa pasar industri syariah bisa jauh lebih besar dari 5%.

Apa permasalahan yang harus diatasi?

Di Indonesia, produk bank syariah tidak perlu produk aneh-aneh. Cukup mengembangkan produk keuangan yang sudah dikenal selama ini, tabungan, simpanan, deposito, kredit, dan sebagainya. Hanya, kendala dalam industri syariah saat ini pada sosialisasi. Bila melakukan sosialisasi, tidak cukup menggunakan metode pameran syariah. Cara seperti itu hanya mampu menarik kunjungan orang sudah kenal dengan syariah atau telah bersyariah alias orang Islam. Tapi belum ada sosialisasi yang menarik orang yang belum pernah bersyariah agar mau untuk mencoba syariah.

Lalu bagaimana solusinya?

Memopulerkan syariah ini harus disertai dengan edukasi dari pemerintah terhadap masyarakat. Pertama, Edukasi tentang bank syariah yang dijalankan selama ini masih sangat kurang, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia 250 juta jiwa saat ini. Dengan edukasi itu dapat dilakukan beragam penetrasi. Kedua , persoalan syariah saat ini adalah keberpihakan pemerintah dan semua stakeholder . Pemerintah selama ini berpihak. Tapi keberpihakannya itu apakah sudah efektif? Sebagai contoh mengalihkan dana haji. Dari bank konvensional ke bank syariah membutuhkan perjuangan cukup panjang. Belum lagi ingin mengupayakan penyimpanan dana BUMN ke bank syariah. Hingga kini belum ada policy -nya (regulasi). Jadi keberpihakan semua pihak harus jelas terhadap ekonomi syariah, buat regulasi yang bisa mendorong masyarakat mau bertransaksi menggunakan sistem syariah.

Apakah Anda optimistis dalam beberapa tahun market share industri syariah bisa naik?

Perlu blue print untuk mengejar market share sampai 20% untuk beberapa tahun mendatang, namun blue print itu harus dievaluasi. Perlu kebijakan untuk memaksa orang menggunakan bank syariah.

Bagaimana dengan prediksi tahun ini?

Industri perbankan syariah tahun ini akan lebih ketat dibandingkan 2014. Hal ini didorong oleh kondisi makroekonomi dan sektor keuangan Indonesia yang masih terdampak oleh pengetatan likuiditas serta perkembangan ekonomi di Amerika dan Eropa. Secara spesifik, bank-bank syariah lain yang di tahun 2014 masih fokus pada recovery akan memanfaatkan momentum di tahun 2015 sebagai titik balik bisnisnya, sehingga ini juga akan banyak memengaruhi persaingan di industri perbankan syariah di tahun 2015. Meski demikian, perbankan syariah yang secara umum berfokus pada sektor ritel dan konsumer masih tetap dapat tumbuh dengan baik, mengingat pertumbuhan pasar ritel dan konsumsi yang masih relatif tinggi di Indonesia, selama bank-bank syariah mampu menjaga kualitas pembiayaannya. Dengan kondisi tersebut, aset perbankan syariah mungkin dapat kembali tumbuh di kisaran 20%.

Sejauh mana kondisi ekonomi baik internal maupun eksternal akan memengaruhi pertumbuhan bisnis syariah khususnya perbankan?

Secara eksternal, perkembangan likuiditas global dan nilai tukar yang membuat kondisi perekonomian Indonesia rentan secara langsung dan tidak langsung akan memengaruhi bisnis perbankan syariah, karena berarti bank-bank syariah harus meningkatkan aspek pengelolaan risikonya atas dua hal tersebut. Secara internal, bank syariah juga harus mampu mengoptimalkan profitabilitasnya di tengah tren suku bunga yang tinggi dan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan kepada segmen atau sektor ekonomi yang dinilai lebih aman saat ini.

Bagaimana juga dengan persaingan dengan bank konvensional apakah akan lebih ketat?

Persaingan dengan perbankan konvensional agaknya masih relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu terkait pricing dan layanan. Hal ini harus dijawab dengan kemampuan bank syariah menawarkan pricing yang relatif kompetitif dan layanan/proses bisnis yang memuaskan nasabah.

Strateginya seperti apa?

Kami akan memperkuat kapasitas ekspansi bisnis melalui pengembangan jaringan dan penguatan dari sisi SDM dan layanan. Kami juga mengembangkan program-program spesifik yang akan meningkatkan loyalitas nasabah serta kerja sama yang mengikat nasabah. Selain itu, untuk menjadi bank syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja, BNI Syariah dengan semangat brand baru ”Hasanah Titik” senantiasa fokus untuk meningkatkan pelayanan sesuai dengan tuntutan nasabah. Dengan tingkat layanan yang unggul maka diharapkan akan mendorong peningkatan bisnis.

Pemerintah mewacanakan untuk mengonsolidasikan perbankan syariah khususnya BUMN? Apa pendapat Anda?

Isu tersebut sudah berkembang cukup lama, namun dalam kenyataannya belum ada komunikasi resmi terkait hal itu kepada pelaku industri perbankan syariah. Menurut kami, yang harus ditujukan dari pembentukan bank syariah BUMN adalah upaya untuk meningkatkan market share perbankan syariah yang saat ini baru di kisaran 5%. Caranya lebih tepat jika mengonversi bank konvensional yang ada menjadi bank syariah, ketimbang menggabungkan bank syariah yang ada menjadi satu bank syariah yang lebih besar.

Mengenai bisnis BNI Syariah, apa saja target yang akan dicapai tahun ini?

Dengan aset yang sudah mencapai kisaran Rp20 triliun, kami fokus untuk tetap tumbuh dengan mengutamakan kualitas bisnis. Target kami selain menjaga pertumbuhan bisnis di kisaran yang sama dengan industri juga meningkatkan profitabilitas serta permodalan. Di luar itu, kami juga tetap fokus mengembangkan bisnis mikro dan griya sebagai andalan bisnis BNI Syariah. Aset tahun ini diprediksi mengalami kenaikan sebesar 16,5% dari Rp19,492 triliun menjadi Rp22,710 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh dari Rp16,246 triliun menjadi Rp18,9 triliun dengan kenaikan sebesar 16,3%. Sedangkan pembiayaan pada 2014 sebesar Rp15,04 triliun diproyeksikan mengalami pertumbuhan sebesar 24,8% menjadi Rp18,782 triliun.

Apakah tahun ini akan mengeluarkan produk baru?

BNI Syariah akan mengeluarkan produk baru di antaranya produk pembiayaan untuk pegawai perusahaanperusahaan dalam rangka pemberian fasilitas berupa pembiayaan pemilikan rumah dan mobil, dan juga produk pembiayaan griya dengan skema FLPP untuk mendukung program pemerintah. BNI Syariah juga meningkatkan layanan berupa bancassurance,e-money, dan branchless banking .

Ilham safutra/ Rakhmat baihaqi/Hermansah
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7317 seconds (0.1#10.140)