Warga Garut Kesulitan Dapat Elpiji 3 Kg
A
A
A
GARUT - Warga di Perumahan Buana Putra, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg. Kondisi ini terjadi sejak sepekan lebih.
"Sudah beberapa hari gas elpiji 3 kg kosong di sejumlah warung. Saya baru bisa mendapat gas elpiji ini di desa sebelah, kawasan Cidadap," kata Nita (33), warga Blok C Perum Buana Putra, Senin (23/2/2015).
Meski langka, tambah Nita, harga elpiji yang dibelinya dari desa tetangga masih terbilang normal, yakni di kisaran Rp20.000 per tabung. Namun, dia menyayangkan dirinya harus membeli elpiji bertabung hijau itu ke tempat yang agak jauh. "Biasanya di warung-warung ada. Kalau tempatnya agak jauh, repot juga," ujarnya.
Hal senada diutarakan warga perumahan lainnya, Jumain (43) yang harus membeli elpiji ke kawasan Bundaran Suci. "Tabung elpiji di rumah saya ukurannya besar. Saya pakai blue gas. Saya kira kekosongan tabung di warung itu hanya untuk tabung 3 kg saja. Tapi ternyata juga blue gas. Setelah semalaman dicari, baru saya dapat membelinya di sebuah toko kawasan Suci," ungkap dia.
Sementara, seorang pemilik warung yang biasa menjual gas elpiji, Tini (45) membenarkan bila pasokan elpiji saat ini terhenti. Tini sendiri tidak tahu akan sampai kapan kekosongan gas tersebut berlangsung.
"Agen yang selalu mengirimi warung saya sudah hampir dua pekan tidak datang. Saya hubungi katanya stok mereka kosong. Sudah banyak memang warga yang datang mencari gas ke warung saya. Jangankan orang-orang, saya juga di rumah memerlukan elpiji untuk keperluan memasak," tandasnya.
"Sudah beberapa hari gas elpiji 3 kg kosong di sejumlah warung. Saya baru bisa mendapat gas elpiji ini di desa sebelah, kawasan Cidadap," kata Nita (33), warga Blok C Perum Buana Putra, Senin (23/2/2015).
Meski langka, tambah Nita, harga elpiji yang dibelinya dari desa tetangga masih terbilang normal, yakni di kisaran Rp20.000 per tabung. Namun, dia menyayangkan dirinya harus membeli elpiji bertabung hijau itu ke tempat yang agak jauh. "Biasanya di warung-warung ada. Kalau tempatnya agak jauh, repot juga," ujarnya.
Hal senada diutarakan warga perumahan lainnya, Jumain (43) yang harus membeli elpiji ke kawasan Bundaran Suci. "Tabung elpiji di rumah saya ukurannya besar. Saya pakai blue gas. Saya kira kekosongan tabung di warung itu hanya untuk tabung 3 kg saja. Tapi ternyata juga blue gas. Setelah semalaman dicari, baru saya dapat membelinya di sebuah toko kawasan Suci," ungkap dia.
Sementara, seorang pemilik warung yang biasa menjual gas elpiji, Tini (45) membenarkan bila pasokan elpiji saat ini terhenti. Tini sendiri tidak tahu akan sampai kapan kekosongan gas tersebut berlangsung.
"Agen yang selalu mengirimi warung saya sudah hampir dua pekan tidak datang. Saya hubungi katanya stok mereka kosong. Sudah banyak memang warga yang datang mencari gas ke warung saya. Jangankan orang-orang, saya juga di rumah memerlukan elpiji untuk keperluan memasak," tandasnya.
(izz)