BRI Targetkan Transaksi Non-Tunai Capai Rp13 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menargetkan transaksi nontunai melalui electronic data capture (EDC) tahun ini mencapai Rp13 triliun.
Nilai transaksi ini berarti mendorong volume transaksi menjadi 14 juta transaksi sepanjang tahun 2015. Corporate Secretary Bank BRI Budi Satria mengatakan, transaksi nirtunai ini berarti dapat menggenjot pertumbuhan fee based income (pendapatan nonbunga). Setidaknya dari penggunaan mesin EDC pendapatan berbasis biaya dapat tumbuh antara 20-25%.
Setidaknya, total fee based income yang diraih BRI dari transaksi dengan menggunakan mesin EDC pada tahun 2014 mencapai Rp204,89 miliar atau meningkat 137% dari tahun 2013 yang sebesar Rp86,34 miliar. ”Kami terus meningkatkan transaksi nontunai dan pendapatan dari sisi fee base income. Sehingga, perseroan terus menambah mesin EDC,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dia mengatakan, sampai dengan akhir Desember 2014, total unit mesin yang digunakan untuk menggesek dan tapping alat pembayaran menggunakan kartu yang dimiliki BRI berjumlah 131.204 unit. Penambahan EDC selama tahun 2014 tersebut meningkat lebih dari 50% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2013 sebanyak 85.936 unit.
Budimenuturkan, untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi dengan menggunakan kartu, baik kartu kredit maupun kartu debit, BRI menargetkan penambahan mesin EDC hingga 35.000 unit di tahun 2015. ”Selain itu, tujuan perseroan menggenjot pengadaan mesin EDC adalah guna meningkatkan transaksi kartu BRI di dalam jaringan sendiri atau jaringan terafiliasi,” imbuhnya.
Sepanjang tahun 2014 jumlah volume transaksi kartu ATM, debit, dan kredit mencapai 6,8 juta transaksi dengan nilai Rp2,7 triliun. Nilai transaksi tersebut tumbuh lebih dari 100% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp996 miliar. Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah volume transaksi uang elektronik BRI (BRIZZI) mencapai 2,3 juta transaksi dengan nilai Rp172,662 miliar.
hafid fuad
Nilai transaksi ini berarti mendorong volume transaksi menjadi 14 juta transaksi sepanjang tahun 2015. Corporate Secretary Bank BRI Budi Satria mengatakan, transaksi nirtunai ini berarti dapat menggenjot pertumbuhan fee based income (pendapatan nonbunga). Setidaknya dari penggunaan mesin EDC pendapatan berbasis biaya dapat tumbuh antara 20-25%.
Setidaknya, total fee based income yang diraih BRI dari transaksi dengan menggunakan mesin EDC pada tahun 2014 mencapai Rp204,89 miliar atau meningkat 137% dari tahun 2013 yang sebesar Rp86,34 miliar. ”Kami terus meningkatkan transaksi nontunai dan pendapatan dari sisi fee base income. Sehingga, perseroan terus menambah mesin EDC,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dia mengatakan, sampai dengan akhir Desember 2014, total unit mesin yang digunakan untuk menggesek dan tapping alat pembayaran menggunakan kartu yang dimiliki BRI berjumlah 131.204 unit. Penambahan EDC selama tahun 2014 tersebut meningkat lebih dari 50% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2013 sebanyak 85.936 unit.
Budimenuturkan, untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi dengan menggunakan kartu, baik kartu kredit maupun kartu debit, BRI menargetkan penambahan mesin EDC hingga 35.000 unit di tahun 2015. ”Selain itu, tujuan perseroan menggenjot pengadaan mesin EDC adalah guna meningkatkan transaksi kartu BRI di dalam jaringan sendiri atau jaringan terafiliasi,” imbuhnya.
Sepanjang tahun 2014 jumlah volume transaksi kartu ATM, debit, dan kredit mencapai 6,8 juta transaksi dengan nilai Rp2,7 triliun. Nilai transaksi tersebut tumbuh lebih dari 100% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp996 miliar. Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah volume transaksi uang elektronik BRI (BRIZZI) mencapai 2,3 juta transaksi dengan nilai Rp172,662 miliar.
hafid fuad
(ars)