Investasi Rumah Bekas

Rabu, 25 Februari 2015 - 11:59 WIB
Investasi Rumah Bekas
Investasi Rumah Bekas
A A A
Sudah sejak lama orang menggadang-gadang rumah sebagai salah satu komponen investasi.

Tidak hanya rumah yang baru dibangun, salah satu yang prospektif, yaitu membeli rumah bekas yang kemudian sedikit direnovasi dan dijual kembali dengan harga yang tentu saja lebih tinggi.

Banyak pemburu properti mengakui, membeli rumah bekas jauh lebih mudah mencari pembelinya dibandingkan menjual properti yang lain, seperti apartemen atau ruko. Namun, membeli rumah bekas untuk investasi juga membutuhkan keahlian tersendiri. Jika salah memilih, alih-alih untung, malah rugi.

Nah, investasi rumah memiliki banyak bentuk yang masing-masing menyajikan keuntungan serta penanganan yang berbeda. Pertama, jual-beli. Anda membeli rumah, merenovasi, lalu menjual. Keuntungan Anda berasal dari selisih harga beli dan biaya renovasi dengan harga jual.

Keuntungan lebih besar tentu dapat Anda peroleh bila ternyata rumah memiliki harga yang miring atau di bawah harga pasaran, kondisinya cukup bagus sehingga tidak perlu atau minim renovasi, plus rumah tersebut tidak “bermasalah”. Adapun yang dimaksud masalah di sini, rumah yang misalnya memiliki posisi tusuk sate, dekat kuburan, akses jalanan sulit, banjir, dan sebagainya.

Bila Anda memiliki dana terbatas untuk investasi rumah dalam bentuk jual-beli, hindari spekulasi membeli rumah bermasalah. Pasalnya, kalau Anda saja sudah melihatnya sebagai masalah, calon pembeli rumah Anda pun akan berpikiran sama. Dengan kata lain, Anda harus bermain aman dan lakukan spekulasi yang terukur. Ada juga yang dikontrakkan. Cara ini yang paling banyak dilakukan orang.

Anda sudah punya rumah, tapi ingin mengembangkan aset dalam bentuk rumah. Banyak faktor yang menentukan dalam bisnis satu ini. Salah satunya lokasi. Banyak orang yang sudah mempunyai rumah, tapi rela mengontrak supaya lebih dekat dengan kantor. Tentu saja lebih banyak yang terpaksa mengontrak karena tidak punya rumah. Ada perbedaan mendasar di antara kedua tipe pengontrak ini.

Contoh dalam hal perawatan rumah. Yang pertama, cenderung lebih rajin merawat rumah, seakan-akan itu rumah miliknya. Hal itu dikarenakan rumah kontrakan yang ditempati dianggap sebagai representasi pengontrak. Lain halnya dengan pengontrak kedua yang lebih acuh. Yang jelas, sebagai induk semang alias pemilik kontrakan, Anda sebaiknya melakukan langkahlangkah pencegahan yang dapat merugikan di kemudian hari.

Misalnya memasang listrik isi ulang supaya tidak ada kejadian pengontrak kabur meninggalkan tagihan listrik berjuta-juta. Lalu, selalu mengenalkan pengontrak kepada tetangga di sekitar. Bisa juga Anda membangun kos-kosan. Dulu, bisnis kos-kosan dibuat oleh para pensiunan yang rumahnya cukup besar dan memiliki banyak kamar bekas anak-anak mereka.

Seiring berjalannya waktu, koskosan bertransformasi menjadi layaknya sebuah apartemen dan hotel, yang dibangun khusus untuk bisnis kos-kosan. Yang paling penting dari bisnis koskosan, seperti halnya kontrakan, yakni lokasi. Rumah dekat dengan kampus atau kantor misalnya, adalah nilai plus.

Perbedaan target markettersebut tentu juga merupakan perbedaan pelayanan atau servis serta perilaku pengguna jasa. Dalam mencari rumah bekas yang mumpuni untuk investasi, saran dari beberapa investor harus memperhatikan beberapa hal. Di antaranya membeli langsung ke pemilik atau aset macet (lelang) bank.

Usahakan mendapatkan rumah langsung dari pemiliknya atau merupakan aset bank yang macet dan biasanya akan dilelang. Tujuannya, mencari rumah dengan harga semurah mungkin. Jangan lupa kelengkapan dan keabsahan dokumen. Namanya saja membeli rumah bekas, ada kemungkinan berbagai jenis surat atau dokumen rumah belum lengkap atau bermasalah.

Risikonya, harga jual malah jatuh atau sulit dijual kembali. Pastikan dokumen rumah seperti sertifikat, tanda lunas pembayaran pajak bumi bangunan, izin mendirikan bangunan, status ahli waris pemilik lama (penjual) apakah memang berhak menjual rumah, keabsahan dokumen di kelurahan, dan sebagainya.

Rendra hanggara
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8354 seconds (0.1#10.140)