Lari dan Berenang untuk Kontemplasi
A
A
A
Di sela-sela kesibukannya sebagai Presiden Direktur Bank Panin, Herwidayatmo tetap mengutamakan kesehatan. Bagi pria 59 tahun ini faktor kesehatan tidak boleh disepelekan karena berhubungan dengan produktivitas kerja.
Menurut Herwid, panggilan akrab Herwidayatmo, dengan menjaga kesehatan akan bisa selalu tampil prima sehingga mampu menjaga profesionalisme sebagai pemimpin. ”Saya masih mampu berenang 30 menit nonstop,” ujarnya kepada KORAN SINDO di ruang kerjanya di Jakarta beberapa waktu lalu. Namun, aktivitas berenang itu tidak rutin dilakukan karena kesibukannya.
Namun, dia selalu berusaha melakukan olahraga lain seperti berjalan kaki atau treadmill. ”Pokoknya yang penting mengeluarkan keringat. Kalau tidak berenang ya jalan kaki. Sayangnya saya tidak bisa main golf, jadi itu saja,” ucapnya. Olahraga berjalan kaki dan berenang sudah dilakukan Herwid sejak dia bertugas di Badan Pengawasan Pasar Modal (sekarang dilebur menjadi Otoritas Jasa Keuangan/OJK).
Meski kesannya monoton, bagi pria lulusan Universitas Saint Mary’s, Kanada, itu berjalan kaki adalah aktivitas yang menenangkan karena sekalian bisa berkontemplasi. ”Kebutuhan setiap orang berbeda. Kalau buat saya berenang dan jalan kaki ini sangat menenangkan pikiran,” ujar mantan komisaris Bank Permata itu. Bahkan, dia mengaku punya tempat spesial untuk berjalan kaki, yaitu kampungnya di Yogyakarta.
Sambil berkunjung ke rumah pribadinya di kota itu dia kerap melepaskan rasa rindu dengan berjalan santai. ”Di sana tidak perlu khawatir diserempet motor seperti di sini,” candanya. Dia juga mengaku tidak memiliki tujuan wisata khusus untuk liburan keluarga. Asalkan bisa bersama keluarga lokasi sudah tidak jadi masalah. Bahkan rumahnya di Yogyakarta tersebut selalu menjadi tempat favoritnya untuk ”bersembunyi”.
”Saya suka jalan-jalan dengan keluarga, ke mana saja, asalkan bersama keluarga dan cucu. Tidak ada tempat khusus. Kadang juga suka ngumpet di Yogya,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Bank Dunia itu. Kegemaran Herwid lain adalah membaca buku biografi tokoh. Dengan membaca biografi seseorang, dia merasa mendapat ilmu bagi kehidupan dan bisa mendapat ide melakukan inovasi.
Namun, dia selalu mengelak untuk membuat buku biografi sendiri kendati banyak kolega yang mengajaknya. ”Saya belum niat punya biografi, meskipun banyak yang mengajak menulis. Rasanya saya belum jadi orang hebat,” ujarnya berkelit. Banyak bergerak dan menjalani hidup apa adanya selalu menjadi moto hidupnya.
Dia tidak memikirkan untuk mengejar posisi yang lebih tinggi lagi, meskipun secara usia masih memungkinkan. Baginya, hidup itu adalah ibadah dan tidak perlu terlalu ngotot. ”Jalani saja hidup apa adanya dengan arif. Kalau dikasih kesempatan lagi saya realistis saja dan bukan saya sendiri yang memutuskan. Karena harus ngomong ke istri dan anak dulu,” ujar kakek yang siap menyambut cucu keduanya ini.
Hafid fuad/Hatim varabi
Menurut Herwid, panggilan akrab Herwidayatmo, dengan menjaga kesehatan akan bisa selalu tampil prima sehingga mampu menjaga profesionalisme sebagai pemimpin. ”Saya masih mampu berenang 30 menit nonstop,” ujarnya kepada KORAN SINDO di ruang kerjanya di Jakarta beberapa waktu lalu. Namun, aktivitas berenang itu tidak rutin dilakukan karena kesibukannya.
Namun, dia selalu berusaha melakukan olahraga lain seperti berjalan kaki atau treadmill. ”Pokoknya yang penting mengeluarkan keringat. Kalau tidak berenang ya jalan kaki. Sayangnya saya tidak bisa main golf, jadi itu saja,” ucapnya. Olahraga berjalan kaki dan berenang sudah dilakukan Herwid sejak dia bertugas di Badan Pengawasan Pasar Modal (sekarang dilebur menjadi Otoritas Jasa Keuangan/OJK).
Meski kesannya monoton, bagi pria lulusan Universitas Saint Mary’s, Kanada, itu berjalan kaki adalah aktivitas yang menenangkan karena sekalian bisa berkontemplasi. ”Kebutuhan setiap orang berbeda. Kalau buat saya berenang dan jalan kaki ini sangat menenangkan pikiran,” ujar mantan komisaris Bank Permata itu. Bahkan, dia mengaku punya tempat spesial untuk berjalan kaki, yaitu kampungnya di Yogyakarta.
Sambil berkunjung ke rumah pribadinya di kota itu dia kerap melepaskan rasa rindu dengan berjalan santai. ”Di sana tidak perlu khawatir diserempet motor seperti di sini,” candanya. Dia juga mengaku tidak memiliki tujuan wisata khusus untuk liburan keluarga. Asalkan bisa bersama keluarga lokasi sudah tidak jadi masalah. Bahkan rumahnya di Yogyakarta tersebut selalu menjadi tempat favoritnya untuk ”bersembunyi”.
”Saya suka jalan-jalan dengan keluarga, ke mana saja, asalkan bersama keluarga dan cucu. Tidak ada tempat khusus. Kadang juga suka ngumpet di Yogya,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Bank Dunia itu. Kegemaran Herwid lain adalah membaca buku biografi tokoh. Dengan membaca biografi seseorang, dia merasa mendapat ilmu bagi kehidupan dan bisa mendapat ide melakukan inovasi.
Namun, dia selalu mengelak untuk membuat buku biografi sendiri kendati banyak kolega yang mengajaknya. ”Saya belum niat punya biografi, meskipun banyak yang mengajak menulis. Rasanya saya belum jadi orang hebat,” ujarnya berkelit. Banyak bergerak dan menjalani hidup apa adanya selalu menjadi moto hidupnya.
Dia tidak memikirkan untuk mengejar posisi yang lebih tinggi lagi, meskipun secara usia masih memungkinkan. Baginya, hidup itu adalah ibadah dan tidak perlu terlalu ngotot. ”Jalani saja hidup apa adanya dengan arif. Kalau dikasih kesempatan lagi saya realistis saja dan bukan saya sendiri yang memutuskan. Karena harus ngomong ke istri dan anak dulu,” ujar kakek yang siap menyambut cucu keduanya ini.
Hafid fuad/Hatim varabi
(bbg)