Hiswana Migas Klaim Tak Ada Gejolak Kenaikan Harga BBM
Senin, 02 Maret 2015 - 18:39 WIB

Hiswana Migas Klaim Tak Ada Gejolak Kenaikan Harga BBM
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP II Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Mochamad Ishmet menyambut baik kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Pihaknya mengaku tidak ada gejolak di masyarakat mengantre panjang jelang kenaika harga BBM.
"Saya rasa kenaikannya tidak terlalu besar. Di samping itu, kenaikan juga terjadi di hari libur," kata dia di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Menurutnya, masyarakat akan terbiasa dengan kenaikan harga BBM jenis premium. Lantaran, masyarakat lambat laun mengetahui jika harga BBM jenis premium tidak lagi disubsidi pemerintah. "Saya kira ini konsekuensi sudah tidak di subsidi lagi, sehingga lama-lama masyarakat akan terbiasa," jelasnya.
Sementara terkait keuntungan, Ishmet mengaku tidak mendapatkan keuntungan signifikan. Pasalnya, para pengusaha SPBU juga merogoh kocek sebesar Rp200 per liter untuk menambah modal pembelian RON 88 ke PT Pertamina (persero).
"Keuntungan enggak signifikan. Sementara untuk marginnya juga tetap sama Rp270 per liter," terang dia.
Ishmet mengatakan, untuk kenaikan Hiswana Migas biasanya tidak berkoordinasi dengan pemerintah maupun Pertamina. Namun, sebaliknya jika terjadi penurunan baru dikoordinasikan.
"Kita kalau kenaikan tidak ada masalah. Stok juga aman, tinggal tambah modal saja. Yang belum dikirim tinggal ditambah modal Rp200 per liter," tutupnya.
(Baca: Harga BBM Premium Naik Jadi Rp6.900/Liter)
"Saya rasa kenaikannya tidak terlalu besar. Di samping itu, kenaikan juga terjadi di hari libur," kata dia di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Menurutnya, masyarakat akan terbiasa dengan kenaikan harga BBM jenis premium. Lantaran, masyarakat lambat laun mengetahui jika harga BBM jenis premium tidak lagi disubsidi pemerintah. "Saya kira ini konsekuensi sudah tidak di subsidi lagi, sehingga lama-lama masyarakat akan terbiasa," jelasnya.
Sementara terkait keuntungan, Ishmet mengaku tidak mendapatkan keuntungan signifikan. Pasalnya, para pengusaha SPBU juga merogoh kocek sebesar Rp200 per liter untuk menambah modal pembelian RON 88 ke PT Pertamina (persero).
"Keuntungan enggak signifikan. Sementara untuk marginnya juga tetap sama Rp270 per liter," terang dia.
Ishmet mengatakan, untuk kenaikan Hiswana Migas biasanya tidak berkoordinasi dengan pemerintah maupun Pertamina. Namun, sebaliknya jika terjadi penurunan baru dikoordinasikan.
"Kita kalau kenaikan tidak ada masalah. Stok juga aman, tinggal tambah modal saja. Yang belum dikirim tinggal ditambah modal Rp200 per liter," tutupnya.
(Baca: Harga BBM Premium Naik Jadi Rp6.900/Liter)
(izz)