Suku Bunga KUR Dipangkas Jadi 21%

Kamis, 05 Maret 2015 - 10:20 WIB
Suku Bunga KUR Dipangkas Jadi 21%
Suku Bunga KUR Dipangkas Jadi 21%
A A A
JAKARTA - Pemerintah menetapkan persentase bunga kredit usaha rakyat (KUR) tahun ini sebesar sekitar 21%, lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 22% per tahun.

Namun, kebijakan ini diikuti dengan penurunan nilai maksimal pinjaman menjadi Rp15 juta untuk kredit tanpa agunan. Selain itu, untuk pinjaman di atas Rp15 juta, pelaku usaha diwajibkan memberi jaminan tambahan. Nilai pinjaman yang akan disalurkan melalui KUR tahun ini adalah sebesar Rp20 triliun, turun Rp10 triliun dibandingkan penyaluran tahun 2014.

Di luar itu, pemerintah juga mengucurkan dana sebesar Rp1 triliun sebagai bentuk dana jaminan yang disalurkan melalui PT Askrindo dan Perum Jamkrindo. “Semua sudah siap. Pokoknya tanggal 10 Maret nanti harus sudah dimulai,” ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, kemarin. Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa KUR tetap menggunakan skema yang sama seperti tahun sebelumnya.

Koordinasi antara pelaku usaha mikro, bank, dan perusahaan penjamin secara langsung akan dijadikan sebagai cara utama untuk mengajukan permohonan kredit. Namun berbeda dari tahun sebelumnya, saat pemerintah menggandeng delapan bank nasional dan 16 bank pembangunan daerah (BPD), tahun ini penyaluran pembiayaan modal kerja untuk pengusaha mikro ini hanya dilakukan tiga bank.

Keputusan ini didasarkan pada evaluasi tingkat kredit bermasalah (nonperforming loan /NPL) beberapa bank yang dinilai tinggi. Tiga bank yang dipilih adalah Bank BRI, Bank Mandiri, dan Bank BNI yang berdasarkan data pada tahun 2014 memiliki NPL di bawah 4%. “Jadi, sudah pasti BRI ikut serta, dan nanti menjelang tanggal 10 akan turut diundang juga Bank Mandiri dan BNI,” ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Penyaluran KUR memang sempat dihentikan pada akhir 2014 terkait tingkat NPL-nya yang dinilai cukup tinggi, yakni mencapai 4,2%. Namun, pemerintah mengakui bahwa program ini masih diperlukan untuk mendukung pengembangan koperasi dan UKM nasional. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, akhirnya diputuskan untuk membatasi jumlah bank penyalur serta menurunkan plafon kredit yang diberikan, dengan harapan tingkat NPL KUR membaik.

Dilihat secara historis, bahwa BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan nilai kredit mencapai Rp115,6 triliun hingga tahun lalu. Selain sektor mikro, BRI juga menyalurkan KUR untuk sektor ritel. Sementara, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit Rp17,4 triliun dengan total debitor sebanyak 385.931 usaha mikro dan kecil.

Adapun, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp15,4 triliun. Menurut Puspayoga, diminimalkannya jumlah bank penyalur KUR ini penting agar penyaluran menjadi lebih tepat sasaran. “Pemerintah ingin KUR ini benar-benar murni hanya untuk pengembangan UKM,” tegasnya.

Rabia edra
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7069 seconds (0.1#10.140)