Ingin Return Investasi Tinggi, Perbesar Porsi di Saham
A
A
A
JAKARTA - Survei PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menunjukkan, rata-rata investor Indonesia berharap imbal hasil (return) investasi sebesar 14,5%. Sedangkan seperempat dari investor mengharapkan return lebih dari 20% pada tahun ini.
Director of Bussiness Development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut E Andanawarih mengatakan, saham masih menjadi instrumen investasi dengan imbal hasil tertinggi, namun dengan risiko yang juga tinggi.
"Dengan deposito hanya 7%, mengharapkan return 14%, dapat tidak? Sebetulnya kalau investor mengenal investasi lain dengan return yang tinggi pengembaliannya (bisa), seperti di saham dan obligasi. Kenali dulu karateristik yang ada di instrumen tersebut," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Dia mencontohkan, jika investor ingin imbal hasil Rp1 miliar dalam 10 tahun, caranya dengan mencicil tiap bulan sebesar Rp3 juta. Dengan komposisi 70% di saham, 10% di deposito, dan 20% di obligasi.
"Jika semakin pandai dan paham instrumen saham, paling ekstrim komposisinya 70% saham, 10% obligasi, 20% deposito, return-nya bisa mencapai 18%, sudah lebih dari 14,5% ," jelas dia.
Sedangkan kalau porsi obligasi 25%, saham 15%, sisanya deposito maka return-nya hanya 11% tiap bulan. Sementara jumlah biaya cicilannya lebih besar, yaitu Rp4,6juta.
Putut menambahkan, kalau investasi di deposito, return rata-rata dalam 13 tahun terakhir tiap tahun hanya 6%, obligasi 15%, dan saham 22%.
"Harusnya bisa kalau investor bisa alokasi dananya ke instrumen lain yang tingkat return-nya tinggi. Sesuaikan juga dengan tingkat risiko dari setiap investasi," pungkas dia.
(Baca: Investor Harapkan Return Investasi 14,5% Tahun Ini)
Director of Bussiness Development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut E Andanawarih mengatakan, saham masih menjadi instrumen investasi dengan imbal hasil tertinggi, namun dengan risiko yang juga tinggi.
"Dengan deposito hanya 7%, mengharapkan return 14%, dapat tidak? Sebetulnya kalau investor mengenal investasi lain dengan return yang tinggi pengembaliannya (bisa), seperti di saham dan obligasi. Kenali dulu karateristik yang ada di instrumen tersebut," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Dia mencontohkan, jika investor ingin imbal hasil Rp1 miliar dalam 10 tahun, caranya dengan mencicil tiap bulan sebesar Rp3 juta. Dengan komposisi 70% di saham, 10% di deposito, dan 20% di obligasi.
"Jika semakin pandai dan paham instrumen saham, paling ekstrim komposisinya 70% saham, 10% obligasi, 20% deposito, return-nya bisa mencapai 18%, sudah lebih dari 14,5% ," jelas dia.
Sedangkan kalau porsi obligasi 25%, saham 15%, sisanya deposito maka return-nya hanya 11% tiap bulan. Sementara jumlah biaya cicilannya lebih besar, yaitu Rp4,6juta.
Putut menambahkan, kalau investasi di deposito, return rata-rata dalam 13 tahun terakhir tiap tahun hanya 6%, obligasi 15%, dan saham 22%.
"Harusnya bisa kalau investor bisa alokasi dananya ke instrumen lain yang tingkat return-nya tinggi. Sesuaikan juga dengan tingkat risiko dari setiap investasi," pungkas dia.
(Baca: Investor Harapkan Return Investasi 14,5% Tahun Ini)
(rna)