Australia Tertarik Investasi Jasa Pelabuhan di Jatim

Jum'at, 06 Maret 2015 - 22:33 WIB
Australia Tertarik Investasi Jasa Pelabuhan di Jatim
Australia Tertarik Investasi Jasa Pelabuhan di Jatim
A A A
JAKARTA - Australia melakukan kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim). Negara Kanguru ini berencana menanamkan investasi pada bisnis jasa pelabuhan dan industri manufaktur.

Keinginan ini muncul karena Indonesia dan Australia memiliki letak geografis yang hampir sama. Dengan kondisi itu, potensi kerja sama bisnis saling menguntungkan bisa terjadi, apalagi kekayaan alam yang dimiliki saling melengkapi.

Directur International Trade and Investment Government Of Western Austarlia Stuart Crockett mengatakan, saat ini pihaknya mulai melirik wilayah Jatim untuk memperluas jaringan bisnisnya di beberapa sektor. Di antaranya, industri manufacture, investasi jasa pelabuhan dan beberapa industri lainnya, karena Jatim menjadi target pengembangan industri Australia.

"Kami ingin menjajaki wilayah Jatim karena memiliki potensi cukup baik untuk pengembangan industri. Dengan adanya kerja sama ini Kadin Jatim dan pengusaha Australia akan mampu menjalin kerja baik antar kedua negara," katanya, Jumat (6/3/2015).

Menurutnya, kerja sama perdagangan antar kedua negara ini bukan untuk mencampuri urusan pemerintah Indonesia terkait kasus terpidana mati anggota kelompok "Bali Nine", Andrew Chan dan Myuran Sukumaran berkewarganegaraan Australia. Namun, murni untuk pengembangan bisnis jasa kepelabuhan dan manufaktur.

"Kami tidak ada hubungan dengan masalah itu (kelompok Bali Nine), sama sekali tidak ada kaitannya. Kami di sini murni melakukan kerja sama bisnis perdagangan dan investasi di wilayah Jatim," tegas Stuart.

Wakil Ketua Kadin Jatim Bidang Organisasi Dedy Suhajadi mengatakan, diperkirakan jumlah penduduk Australia mencapai 23 juta jiwa, tetapi negara tersebut mampu melakukan ekspor 51% di berbagai negara.

"Kami (Kadin Jatim) akan menerima dengan lapang dada kehadiran meraka untuk menjalin kerja sama perdagangan di Jatim. Selama ini, Kadin Jatim telah berhasil melakukan B2B (bisnis to bisnis) dengan negara lain, seperti Jepang. Saat ini dari perusaha asal Jepang sudah mencapai 45 industri yang menanamkan investasi di Jatim," ungkapnya.

Dedy menyebutkan, keinginan Australia Barat menjalin kerja sama perdagangan di Jatim sebagai upaya peningkatan sekaligus membangkitkan kembali para pelaku usaha (Kadin Australia) yang selama ini tidak aktif.

Adanya kerja sama baru ini, kata dia, sebagai upaya kolaborasi dengan Kadin Austaralia untuk membangunan kerja sama perdagangan antara negara. Untuk itu, pihaknya mendesak pemerintah Australia segera melakukan kerja sama dan berinvestasi di Jatim.

"Ini sebagai upaya mendorong negara lainnya masuk, termasuk Australia melakukan invatasi di Jatim," ucapnya.

Pihaknya memprediksi, pada 2020 Indonesia manjadi incaran negara-negara maju untuk menjalin kerja sama perdagangan dengan pemerintah Indonesia. Karena, Indonesia memiliki kekayaan cukup tinggi sehingga menjadi incaran negara maju.

"Adanya penjajakan negara Australia ke Jatim dipastikan ada konektif kedua wilayah dalam melakukan perdagangan maupun bisnis lainnya. Artinya, dalam melakukan transaksi apapun dalam perdagangan kedua wilayah akan baik. Di sisi lain, peran Pemprov Jatim dalam transaksi antar negara sangat mendukung karena saling menguntungkan," jelas Ketua Komite Tetap Pengendalian Impor Perdagangan Luar Negari Kadin Jatim, Juddy Poerwoko.

Sementara, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebutkan ekspor Jatim pada Januari 2015 mencapai USD1.796,93 juta atau naik 15,34% dibanding ekspor Desember 2014 yang hanya mencapai USD1.557,98 juta. Jika dibanding Januari 2014, nilai ekspor Jatim Januari 2015 naik 9,66%.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0097 seconds (0.1#10.140)