DPR: Harga Serba Naik Bikin Masyarakat Menjerit
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengatakan, bahwa Liquefied Petroleum Gas (elpiji) seolah tak mau kalah dalam kenaikan harga. Mengikuti beberapa harga yang sudah dan akan naik seperti pajak tarif tol dan listrik pada bulan depan.
Kardaya mengatakan, kenaikan harga yang serentak membuat masyarakat menjerit. Seharusnya kebijakan yang diambil dapat ditata kembali agar tidak merepotkan.
"Jangan nanti semuanya menjerit. Penting harus ditata kembali sesuai kaidah dan prinsip dasar. Elpiji tidak mau kalah dalam hal menaikkan harga. Ini harus dipertimbangkan lagi jangan sampai semuanya naik," ujarnya di Cikini, Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Selain itu, menurutnya, pemerintah tidak perlu menerapkan disparitas harga pada komoditas yang sama isinya. Semakin besar kapasitas seharusnya harga dapat lebih murah.
"Pemerintah kalau barang tertentu boleh diatur. Tapi ini barangnya sama, harganya beda. Itulah bahwa memang ibu-ibu pakai elpiji 12 kg jarang isinya tapi biasanya prinsip ekonomi kalau beli banyak itu murah. Kalau beli sedikit mahal, ini kan yang 12 kg lebih mahal," jelas Kardaya.
Sekadar informasi, Pertamina memutuskan harga elpiji non subsidi 12 kg mulai 1 Maret 2015, mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per tabung.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, bahwa harga elpiji per 12 kg mulai 1 Maret 2015 menjadi Rp134 ribu per tabung dari sebelumnya Rp129 ribu per 19 Januari 2015.
Kardaya mengatakan, kenaikan harga yang serentak membuat masyarakat menjerit. Seharusnya kebijakan yang diambil dapat ditata kembali agar tidak merepotkan.
"Jangan nanti semuanya menjerit. Penting harus ditata kembali sesuai kaidah dan prinsip dasar. Elpiji tidak mau kalah dalam hal menaikkan harga. Ini harus dipertimbangkan lagi jangan sampai semuanya naik," ujarnya di Cikini, Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Selain itu, menurutnya, pemerintah tidak perlu menerapkan disparitas harga pada komoditas yang sama isinya. Semakin besar kapasitas seharusnya harga dapat lebih murah.
"Pemerintah kalau barang tertentu boleh diatur. Tapi ini barangnya sama, harganya beda. Itulah bahwa memang ibu-ibu pakai elpiji 12 kg jarang isinya tapi biasanya prinsip ekonomi kalau beli banyak itu murah. Kalau beli sedikit mahal, ini kan yang 12 kg lebih mahal," jelas Kardaya.
Sekadar informasi, Pertamina memutuskan harga elpiji non subsidi 12 kg mulai 1 Maret 2015, mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per tabung.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, bahwa harga elpiji per 12 kg mulai 1 Maret 2015 menjadi Rp134 ribu per tabung dari sebelumnya Rp129 ribu per 19 Januari 2015.
(izz)