Nasihat Sang Ahli

Senin, 09 Maret 2015 - 09:56 WIB
Nasihat Sang Ahli
Nasihat Sang Ahli
A A A
Suatu ketika seorang pemuda menjadi kaya berkat memiliki sebuah pabrik roti yang terus berkembang.

Dari sekadar pabrik rumahan, hingga akhirnya ia memiliki pabrik roti besar dengan banyak pekerja. Namun, pada sebuah masa, ia mengeluhkan kondisi pabriknya. Jika sebelumnya ia selalu mendapatkan keuntungan sangat besar karena produksi pabriknya terus meningkat, belakangan ia merasa produksinya terus menurun.

Pertama, ia menyalahkan pekerjanya yang dianggap makin malas. Maka, orang-orang yang dianggapnya kurang bagus, dikeluarkan dari pabriknya dan diganti dengan pekerja lain. Tapi, tidak pernah lagi terjadi peningkatan produksi. Maka, ia pun kembali mengganti pegawainya yang dirasa kurang terampil atau kurang produktif. Hingga beberapa lama, pabrik rotinya terus mengalami kemunduran.

Produknya makin sedikit hingga ia tak mampu lagi menerima pesanan yang lebih banyak. Karena khawatir usahanya lama-lama bangkrut, akhirnyaia mendatangkantenagaahli seorang konsultan untuk dimintai masukan, apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja pabriknya. Hari demi hari berlalu. Sang ahli pun meninjau dan meneliti hal apa saja yang mungkin menjadi sumber masalah di pabrik itu.

Setiap hari ia bertanya banyak hal pada si pemuda. Mulai dari soal manajemen, soal sumber daya manusia, hingga urusan teknis di pabrik. Hingga, suatu ketika, ia berkata bahwa masalah di pabrik itu pasti bisa segera selesai. Memang, seminggu setelah ia bicara tentang hal tersebut, pabrik roti itu mulai kembali meningkat hasil produksinya. Pelan tapi pasti, pabrik itu kembali bisa bekerja maksimal seperti sediakala. Tentu saja, si pemuda sangat berterima kasih dengan bantuan sang ahli.

“Wah , Paman memang sangat luar biasa. Pabrik roti saya sudah bisa kembali pulih dalam waktu yang relatif cepat. Apa sebenarnya yang Paman lakukan pada pabrik saya hingga bisa pulih?” “Sederhana saja. Aku hanya membenahi beberapa sekrup yang kendur di pabrik ini. Gampang dan cepat. Maka, semua mesin kembali normal,” jawabnya santai.

“Hah ? Sesederhana itu masalah pabrik roti saya? Jadi, berapa saya harus bayar jasa Paman untuk memperbaiki itu semua?” “Seratus juta!” “Untuk memperbaiki sekrup kendur sampai seratus juta? Mahal sekali?” “Untuk memperbaiki sekrup memang murah, seratus ribu saja. Tapi, untuk menemukan sekrup-sekrup mana yang kendur dan perlu diperbaiki, itu yang mahal,” kata sang ahli.

“Tapi, itu tetap harga yang mahal sekali,” keluh si pemuda. “Anak muda. Biaya itu tak akan jadi mahal jika kamu lebih memperhatikan anak buahmu. Namun, selama ini kamu hanya memilih marah pada mereka, tanpa tahu persoalan sebenarnya. Kamu langsung memberhentikan mereka tanpa tahu alasan apa yang menyebabkan masalah di pabrik. Seandainya kamu lebih bijak, mau mendengar orang lain, mau mencari inti masalah tanpa menyalahkan orang lain, pabrikmu tak akan mengalami masalah seperti sebelumnya.

Ingat, banyak hal sepele yang mendasari munculnya masalah besar. Karena itu, jangan biasakan mencari- cari kesalahan orang lain, tapi carilah inti masalah dan segera selesaikan!” Si pemuda pun merasa malu mendapat nasihat itu. Ia berjanji akan berubah lebih perhatian pada pekerjanya dan tidak akan lagi mudah menyalahkan orang lain.

The Cup of Wisdom

Dalam kisah di atas, digambarkan seorang pemuda yang cenderung mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain, tanpa mau tahu alasan sebenarnya. Di kehidupan pun, kita melihat banyak perselisihan yang awalnya didasari oleh hal sepele, namun tidak bisa terkomunikasikan dengan baik. Ujungnya, hal kecil bisa merembet ke banyak hal yang tidak kita kehendaki.

Setidaknya ada dua hal yang bisa kita petik dari cerita tersebut. Pertama, jangan menyalahkan orang lain jika tidak tahu masalah sebenarnya. Coba untuk mengevaluasi apa yang ada di sekitar diri terlebih dahulu termasuk dari dalam diri sebelum memutuskan sesuatu. Kedua , ada banyak hal atau masalah kecil yang seringkali dianggap sepele. Namun, jika tidak ditangani, akan berubah menjadi hal besar yang bisa menyulitkan kita. Mari, kita jauhi sikap sering menyalahkan orang lain.

Sebaliknya, mari kita mengembangkan komunikasi yang baik dengan banyak pihak sehingga masalah demi masalah bisa terselesaikan dengan bijak tanpa ada yang harus disalahkan. Masalah- masalah yang ada pun tak akan membesar dan segera terselesaikan dengan solusi terbaik. Salam sukses luar biasa!
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0573 seconds (0.1#10.140)