Penutupan Loket Bandara, Angin Segar bagi Travel
A
A
A
SEMARANG - Kebijakan pemerintah menutup loket penjualan tiket pesawat di bandar udara (bandara) memberikan angin segar terhadap pelaku usaha travel. Atas penutupan loket tersebut, penjualan tiket diyakini akan mengalami peningkatan.
Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jateng, Joko Suratno. Menurutnya, meski ada kenaikan hal itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap bisnis perjalanan wisata. Sebab, penjualan tiket bisa dilakukan melalui online atau di masing-masing kantor maskapai penerbangan. "Peningkatan kemungkinan pasti terjadi. Tapi, tidak akan besar paling sekitar 5%,” ujarnya, Senin (9/3/2015).
Dia berharap, sebelum kebijakan tersebut diberlakukan pemerintah, otoritas bandara dan maskapai penerbangan harus memberikan sosialisasi secara menyeluruh. “Kebijakan tersebut bisa membuat masyarakat yang biasa membeli tiket langsung di bandara bingung. Sehingga, perlu dilakukan sosialiasi secara intensif kepada masyarakat,” terangnya.
Joko mengungkapkan dari 175 biro perjalanan yang tergabung di ASITA Jawa Tengah, hanya 10 travel agen yang menerapkan reservasi tiket pesawat, hotel, atau paket wisata melalui online. “Kami berharap penyedia jasa travel di Jawa Tengah semakin kreatif agar bisa bersaing di tengah maraknya penyedia jasa perjalanan wisata online,” imbuhnya.
Marketing Pesona Tour Semarang, Agem Sola Pandhita menyatakan, travel agen memang diuntungkan dengan penutupan loket penjualan tiket di bandara. “Kami belum bisa memprediksikan berapa persentase kenaikan penjualan tiket pesawat terbang jika kebijakan tersebut diterapkan lagi pula di Bandara Ahmad Yani kan belum diterapkan,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan rencana penutupan loket penjualan tiket di bandara sejumlah maskapai sudah mulai melakukan persiapan. General Manager Garuda Indonesia Branch Office Semarang, I Wayan Supatrayasa mengatakan, selain melayani penjualan tiket di kantor cabang, pihaknya juga akan membuka loket di sekitar bandara. “Rencananya kami akan membuka kantor penjualan tiket yang tidak jauh dari bandara, sehingga memudahkan calon penumpang,” ujarnya.
Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jateng, Joko Suratno. Menurutnya, meski ada kenaikan hal itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap bisnis perjalanan wisata. Sebab, penjualan tiket bisa dilakukan melalui online atau di masing-masing kantor maskapai penerbangan. "Peningkatan kemungkinan pasti terjadi. Tapi, tidak akan besar paling sekitar 5%,” ujarnya, Senin (9/3/2015).
Dia berharap, sebelum kebijakan tersebut diberlakukan pemerintah, otoritas bandara dan maskapai penerbangan harus memberikan sosialisasi secara menyeluruh. “Kebijakan tersebut bisa membuat masyarakat yang biasa membeli tiket langsung di bandara bingung. Sehingga, perlu dilakukan sosialiasi secara intensif kepada masyarakat,” terangnya.
Joko mengungkapkan dari 175 biro perjalanan yang tergabung di ASITA Jawa Tengah, hanya 10 travel agen yang menerapkan reservasi tiket pesawat, hotel, atau paket wisata melalui online. “Kami berharap penyedia jasa travel di Jawa Tengah semakin kreatif agar bisa bersaing di tengah maraknya penyedia jasa perjalanan wisata online,” imbuhnya.
Marketing Pesona Tour Semarang, Agem Sola Pandhita menyatakan, travel agen memang diuntungkan dengan penutupan loket penjualan tiket di bandara. “Kami belum bisa memprediksikan berapa persentase kenaikan penjualan tiket pesawat terbang jika kebijakan tersebut diterapkan lagi pula di Bandara Ahmad Yani kan belum diterapkan,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan rencana penutupan loket penjualan tiket di bandara sejumlah maskapai sudah mulai melakukan persiapan. General Manager Garuda Indonesia Branch Office Semarang, I Wayan Supatrayasa mengatakan, selain melayani penjualan tiket di kantor cabang, pihaknya juga akan membuka loket di sekitar bandara. “Rencananya kami akan membuka kantor penjualan tiket yang tidak jauh dari bandara, sehingga memudahkan calon penumpang,” ujarnya.
(dmd)