Rupiah Melemah, Bank Mandiri Antisipasi Kenaikan NPL
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyatakan akan mengantisipasi risiko kredit bermasalah (non performing loan/NPL) akibat melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan bahwa antisipasi perseroan khususnya fokus kepada kredit kepada nasabah yang kegiatannya menggunakan bahan baku impor.
"Yang mau tidak mau beli pakai valuta asing (valas). Kita pastikan mereka di-hedge, sehingga meminimalisir risiko yg terjadi dengan valuta asing tersebut," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/3/2015).
Kendati demikian, sampai sejauh ini, dia mengaku belum melihat ada peningkatan NPL yang signifikan. Menurut dia, nasabah yang meminjam dalam valas pada Januari-Februari tahun ini justru masih dalam kondisi baik.
"Tingkat NPL belum ada yang signifikan. Memang Januari-Februari ada beberapa masalah alami pelemahan, tapi bukan yang meminjam kredit valas," pungkas Pahala.
Kendati demikian, Pahala menyatakan akan terus mengawasi nasabah yang melakukan pembayaran impor dalam valas dengan porsi besar.
"Yang dari sisi beban biayanya tinggi, tapi sampai sejauh ini belum ada pelemahan atau downgrade dari nasabah yang meminjam dalam valas," jelas dia.
Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan bahwa antisipasi perseroan khususnya fokus kepada kredit kepada nasabah yang kegiatannya menggunakan bahan baku impor.
"Yang mau tidak mau beli pakai valuta asing (valas). Kita pastikan mereka di-hedge, sehingga meminimalisir risiko yg terjadi dengan valuta asing tersebut," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/3/2015).
Kendati demikian, sampai sejauh ini, dia mengaku belum melihat ada peningkatan NPL yang signifikan. Menurut dia, nasabah yang meminjam dalam valas pada Januari-Februari tahun ini justru masih dalam kondisi baik.
"Tingkat NPL belum ada yang signifikan. Memang Januari-Februari ada beberapa masalah alami pelemahan, tapi bukan yang meminjam kredit valas," pungkas Pahala.
Kendati demikian, Pahala menyatakan akan terus mengawasi nasabah yang melakukan pembayaran impor dalam valas dengan porsi besar.
"Yang dari sisi beban biayanya tinggi, tapi sampai sejauh ini belum ada pelemahan atau downgrade dari nasabah yang meminjam dalam valas," jelas dia.
(rna)