BI Perkirakan Neraca Dagang Akan Lebih Sehat
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara memperkirakan bahwa struktur neraca perdagangan Indonesia ke depan akan lebih sehat. Hal ini terlihat dari neraca perdadagangan Februari yang mengalami surplus.
"Bank Indonesia memperkirakan struktur neraca perdagangan Indonesia ke depan akan lebih sehat dan semakin mendukung proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia," katanya di Jakarta, Senin (16/3/2015).
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 kembali mencatat surplus sebesar USD0,74 miliar, relatif stabil dibanding surplus pada Januari 2015 sebesar USD0,75 miliar. "Pencapaian tersebut ditopang oleh surplus neraca migas maupun nonmigas," ujar Tirta.
Neraca perdagangan migas mencatat surplus USD0,17 miliar, lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD0,03 miliar. Surplus neraca migas disebabkan oleh penurunan impor migas sebesar 18,7% (mtm), yang melampaui penurunan ekspor migas sebesar 8,8% (mtm).
Penurunan impor migas tersebut dipicu turunnya impor hasil minyak dan minyak mentah. Sementara itu, ekspor migas juga mengalami penurunan, disebabkan penurunan ekspor gas dan ekspor hasil minyak.
Meskipun lebih rendah daripada bulan sebelumnya, neraca perdagangan nonmigas pada Februari 2015 masih mencatat surplus sebesar USD0,57 miliar.
Ekspor nonmigas tercatat turun 7,8% (mtm) terutama terjadi pada ekspor perhiasan/permata, alas kaki, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan/nabati. Di sisi lain, ekspor nonmigas untuk kendaraan dan bagiannya mengalami peningkatan.
Sementara, impor nonmigas juga turun 6,3% (mtm), terutama disebabkan turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, serta besi dan baja.
BI memandang kinerja neraca perdagangan Februari 2015 tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja transaksi berjalan triwulan I/2015.
"Bank Indonesia memperkirakan struktur neraca perdagangan Indonesia ke depan akan lebih sehat dan semakin mendukung proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia," katanya di Jakarta, Senin (16/3/2015).
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 kembali mencatat surplus sebesar USD0,74 miliar, relatif stabil dibanding surplus pada Januari 2015 sebesar USD0,75 miliar. "Pencapaian tersebut ditopang oleh surplus neraca migas maupun nonmigas," ujar Tirta.
Neraca perdagangan migas mencatat surplus USD0,17 miliar, lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD0,03 miliar. Surplus neraca migas disebabkan oleh penurunan impor migas sebesar 18,7% (mtm), yang melampaui penurunan ekspor migas sebesar 8,8% (mtm).
Penurunan impor migas tersebut dipicu turunnya impor hasil minyak dan minyak mentah. Sementara itu, ekspor migas juga mengalami penurunan, disebabkan penurunan ekspor gas dan ekspor hasil minyak.
Meskipun lebih rendah daripada bulan sebelumnya, neraca perdagangan nonmigas pada Februari 2015 masih mencatat surplus sebesar USD0,57 miliar.
Ekspor nonmigas tercatat turun 7,8% (mtm) terutama terjadi pada ekspor perhiasan/permata, alas kaki, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan/nabati. Di sisi lain, ekspor nonmigas untuk kendaraan dan bagiannya mengalami peningkatan.
Sementara, impor nonmigas juga turun 6,3% (mtm), terutama disebabkan turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, serta besi dan baja.
BI memandang kinerja neraca perdagangan Februari 2015 tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja transaksi berjalan triwulan I/2015.
(izz)