RI Kuasai Pangsa Pasar Udang di AS
A
A
A
JAKARTA - Indonesia mencetak rekor sebagai “penguasa” ekspor udang ke Amerika Serikat (AS) dengan nilai USD93,5 juta atau mendominasi dengan menguasai pangsa pasar sebesar 22,7%.
Data ekspor yang dilansir Pemerintah AS itu menunjukkan kinerja ekspor pada Januari 2015. Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, dalam dua bulan pertama 2015, AS menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar dengan pangsa 10% dari total ekspor nonmigas Indonesia.
“Pencapaian ini didukung keberhasilan Indonesia menguasai pasar ekspor udang di AS dengan pangsa hampir 23%,” sebutnya di sela-sela jumpa pers di Jakarta kemarin. Dengan demikian, kata Mendag, Indonesia mengalahkan sejumlah negara produsen udang lain yaitu India, Ekuador, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Produk udang Indonesia yang merajai adalah shrimp warm water peeled frozen.
Di belakang Indonesia menyusul India yang membukukanUSD91,4jutaatau menguasai 22,19% pangsa pasar dan Ekuador dengan USD51,1 juta dan pangsa pasar 12,41%. Atase Perdagangan di Kedutaan Besar RI Washington DC, Ni Made Ayu Marthini, mengatakan pencapaian tersebut kabar baik di tengah upaya pemerintah menggenjot peningkatan ekspor 300% pada 2019. Menurut Made, Indonesia harus bisa mengawal momentum kinerja ekspor yang sudah baik ini agar ekspor meningkat sepanjang tahun.
Indonesia juga harus menjaga agar hama penyakit yang sedang dialami oleh produsen udang lainnya di dunia tidak terjadi di Indonesia. “Produk udang adalah top seafood yang diminati pasar AS sehingga peluang bisnisnya sangat menjanjikan,” ujarnya. Hal utama yang perlu dijaga dalam mempertahankan posisi Indonesia adalah memastikan bahwa kualitas produk udang yang diproduksi memang kualitas terbaik dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan.
Made menuturkan, tren permintaan AS untuk produk ikan yang semakin meningkat merupakan peluang bisnis bagi petani dan pengusaha udang nasional. “Apalagi kita sedang berupaya untuk membangun sumber daya maritim sebagai sumber kekuatan ekonomi terbarukan,” katanya. Kebutuhan pasar AS untuk ikan dan produk ikan sangat tinggi. US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyatakan bahwa lebih dari 90% pasar ikan dan produk ikan di AS diisi melalui impor dan tren konsumsinya meningkat.
The US Food and Drug Administration (FDA) dan US Environmental Protection Agency (EPA) melakukan imbauan kepada masyarakat AS untuk lebih mengonsumsi ikan, terutama untuk ibu menyusui, ibu hamil, dan anak-anak. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya produk udang yang memiliki peluang di pasar AS, namun juga produk perikanan lain seperti tuna, kepiting, dan produk olahan (kaleng).
Pada 2014 total ekspor produk fish and seafood Indonesia ke AS mencapai USD1,3 miliar, sedangkan total ekspor produk udang mencapai sekitar USD 1,1 miliar. “Angka ini telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu eksportir utama perikanan dan produk perikanan ke AS, terutama produk udang,” ungkapnya.
Pemerintah Indonesia rupanya terus gencar melakukan penetrasi pasar guna meningkatkan pangsa pasar Indonesia ke AS. Pemerintah bersama pelaku usaha makin rajin mengikuti pameran. Kali ini pelaku usaha mengikuti pameran bergengsi Seafood Expo North America (SENA) di Boston, AS, yang berlangsung mulai pada 15-17 Maret 2015. Pameran ini diikuti 14 perusahaan eksportir perikanan nasional yang didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan, KBRI Washington DC, dan Konsulat Jenderal RI New York.
“Kesempatan ini peluang strategis untuk membangun jaringan dan peluang perdagangan produk perikanan dengan pemain penting di pasar AS,” pungkasnya.
Inda susanti
Data ekspor yang dilansir Pemerintah AS itu menunjukkan kinerja ekspor pada Januari 2015. Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, dalam dua bulan pertama 2015, AS menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar dengan pangsa 10% dari total ekspor nonmigas Indonesia.
“Pencapaian ini didukung keberhasilan Indonesia menguasai pasar ekspor udang di AS dengan pangsa hampir 23%,” sebutnya di sela-sela jumpa pers di Jakarta kemarin. Dengan demikian, kata Mendag, Indonesia mengalahkan sejumlah negara produsen udang lain yaitu India, Ekuador, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Produk udang Indonesia yang merajai adalah shrimp warm water peeled frozen.
Di belakang Indonesia menyusul India yang membukukanUSD91,4jutaatau menguasai 22,19% pangsa pasar dan Ekuador dengan USD51,1 juta dan pangsa pasar 12,41%. Atase Perdagangan di Kedutaan Besar RI Washington DC, Ni Made Ayu Marthini, mengatakan pencapaian tersebut kabar baik di tengah upaya pemerintah menggenjot peningkatan ekspor 300% pada 2019. Menurut Made, Indonesia harus bisa mengawal momentum kinerja ekspor yang sudah baik ini agar ekspor meningkat sepanjang tahun.
Indonesia juga harus menjaga agar hama penyakit yang sedang dialami oleh produsen udang lainnya di dunia tidak terjadi di Indonesia. “Produk udang adalah top seafood yang diminati pasar AS sehingga peluang bisnisnya sangat menjanjikan,” ujarnya. Hal utama yang perlu dijaga dalam mempertahankan posisi Indonesia adalah memastikan bahwa kualitas produk udang yang diproduksi memang kualitas terbaik dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan.
Made menuturkan, tren permintaan AS untuk produk ikan yang semakin meningkat merupakan peluang bisnis bagi petani dan pengusaha udang nasional. “Apalagi kita sedang berupaya untuk membangun sumber daya maritim sebagai sumber kekuatan ekonomi terbarukan,” katanya. Kebutuhan pasar AS untuk ikan dan produk ikan sangat tinggi. US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyatakan bahwa lebih dari 90% pasar ikan dan produk ikan di AS diisi melalui impor dan tren konsumsinya meningkat.
The US Food and Drug Administration (FDA) dan US Environmental Protection Agency (EPA) melakukan imbauan kepada masyarakat AS untuk lebih mengonsumsi ikan, terutama untuk ibu menyusui, ibu hamil, dan anak-anak. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya produk udang yang memiliki peluang di pasar AS, namun juga produk perikanan lain seperti tuna, kepiting, dan produk olahan (kaleng).
Pada 2014 total ekspor produk fish and seafood Indonesia ke AS mencapai USD1,3 miliar, sedangkan total ekspor produk udang mencapai sekitar USD 1,1 miliar. “Angka ini telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu eksportir utama perikanan dan produk perikanan ke AS, terutama produk udang,” ungkapnya.
Pemerintah Indonesia rupanya terus gencar melakukan penetrasi pasar guna meningkatkan pangsa pasar Indonesia ke AS. Pemerintah bersama pelaku usaha makin rajin mengikuti pameran. Kali ini pelaku usaha mengikuti pameran bergengsi Seafood Expo North America (SENA) di Boston, AS, yang berlangsung mulai pada 15-17 Maret 2015. Pameran ini diikuti 14 perusahaan eksportir perikanan nasional yang didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan, KBRI Washington DC, dan Konsulat Jenderal RI New York.
“Kesempatan ini peluang strategis untuk membangun jaringan dan peluang perdagangan produk perikanan dengan pemain penting di pasar AS,” pungkasnya.
Inda susanti
(ars)