Rupiah Loyo, HPP Amunisi Naik 7%
A
A
A
BANDUNG - PT Pindad (Persero) mengungkapkan, perseroan turut terpukul pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Diperkirakan, pelemahan tersebut akan membuat harga pokok produksi (HPP) dari amunisi naik hingga 7%.
Kepala Divisi Amunisi Pindad I Wayan Sutama mengatakan, meskipun saat ini melorotnya nilai tukar mata uang Garuda tersebut belum terlampau memengaruhi produksi amunisi tersebut, namun perseroan akan terus mengevaluasinya.
"Sekarang masih dievaluasi. Setiap tahun kan kita selalu evaluasi. Minggu ini evaluasi di Kementerian Pertahanan. Tapi HPP akan berubah 5% mungkin 7%. Kan kita ngambilnya uang APBN, jualnya juga uang APBN," tuturnya di Kantor Pusat Pindad, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3/2015).
Menurutnya, meski pelemahan nilai tukar ini akan membuat HPP amunisi terkerek bahkan berpotensi merugikan perseroan, namun harga produk amunisi per butirnya tidak serta merta mengalami kenaikan.
"Kalau harga di TNI kan sudah dipatok. Sudah ada index secara internasional. Paling nanti apa yang bisa dihitung komponen impornya apa saja, dihitung, direview harga dolarnya berapa, dan nanti dari situ akan jadi HPP kita," pungkas dia.
(Baca: Produksi Amunisi Pindad Terganggu Pelemahan Rupiah)
Kepala Divisi Amunisi Pindad I Wayan Sutama mengatakan, meskipun saat ini melorotnya nilai tukar mata uang Garuda tersebut belum terlampau memengaruhi produksi amunisi tersebut, namun perseroan akan terus mengevaluasinya.
"Sekarang masih dievaluasi. Setiap tahun kan kita selalu evaluasi. Minggu ini evaluasi di Kementerian Pertahanan. Tapi HPP akan berubah 5% mungkin 7%. Kan kita ngambilnya uang APBN, jualnya juga uang APBN," tuturnya di Kantor Pusat Pindad, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3/2015).
Menurutnya, meski pelemahan nilai tukar ini akan membuat HPP amunisi terkerek bahkan berpotensi merugikan perseroan, namun harga produk amunisi per butirnya tidak serta merta mengalami kenaikan.
"Kalau harga di TNI kan sudah dipatok. Sudah ada index secara internasional. Paling nanti apa yang bisa dihitung komponen impornya apa saja, dihitung, direview harga dolarnya berapa, dan nanti dari situ akan jadi HPP kita," pungkas dia.
(Baca: Produksi Amunisi Pindad Terganggu Pelemahan Rupiah)
(izz)