Pelaku UKM Harus Melek Asuransi
A
A
A
JAKARTA - Pelaku usaha kecil menengah (UKM) diharuskan melek akan kebutuhan asuransi. Tingkat penetrasi asuransi pada UKM terbilang masih rendah dan banyak produk yang tidak disesuaikan terhadap kebutuhan segmen UKM yang terus berkembang.
Padahal, UKM di Indonesia telah menjadi penggerak roda pertumbuhan ekonomi. Riset menunjukkan bahwa UKM yang berjumlah hanya sekitar 1,2% dari jumlah perusahaan yang ada di Indonesia ternyata mampu menyerap tenaga kerja sekitar 7% dari total tenaga kerja dan Indonesia.
Menurut Direktur UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Eugenia Mardanugraha, UKM memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan usaha lain. ”Jika dilihat dari sumbangan ke product domestic bruto (PDB), UKM berkontribusi lebih dari 60% of PDB, sementara usaha besar hanya sekitar 39%,” kata Eugenia saat konferensi pers peluncuran produk Zurich Buseiness Guard di Jakarta kemarin.
Di sisi lain, ungkap dia, UKM juga menghadapi tantangan dan risiko besar di mana pengelolaan risiko nonbisnis pada UKM ini belum ada. Sektor ini belum banyak mendapatkan perhatian khusus baik dari pemerintah maupun kalangan industri asuransi.
Dengan begitu, lanjut Eugenia, ini menjadi tantangan bagi para pelakuindustriasuransi untuk mendorong upaya peningkatan usaha mulai dari usaha mikro ke usaha kecil, kemudian usahakecilkemenengah, danmeningkatkan ke usaha besar agar dapat menopang peningkatan kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia melanjutkan, dengan kondisi persaingan yang makin lama makin ketat dan banyak tantangan yang dihadapi oleh UKM, tidak mengherankan bahwa UKM seringkali mengabaikan perlindungan terhadap risiko- risiko yang dapat diasuransikan. ”Menurut saya, perlindungan asuransi dapat menjadi jawaban yang ideal bagi pengelolaan risiko nonbisnis,” katanya.
Tentu ini memerlukan dukungan dari para perusahaan asuransi untuk menyediakan produk-produk yang dapat menjawab kebutuhan UKM tanpa melupakan proses sosialisasi dan edukasi akan pentingnya asuransi. Karena itu, untuk menjawab tantangan ini, PT Zurich Insurance Indonesia meluncurkan produk baru bagi pelaku UKM yang bernama Zurich Business Guard.
Head of Small Business Segment Zurich Insurance The Kim Tjiang mengungkapkan, produk baru ini dapat memberikan solusi perlindungan dalam format yang sederhana dengan premi terjangkau dengan menghadirkan sejumlah pilihan bagi konsumen. President Director & CEO of PT Zurich Insurance Indonesia Brian J Berry melanjutkan,
peluncuran produk ini dapat menambah varian produk yang ditawarkan oleh Zurich Indonesia untuk membantu konsumen dalam memenuhi kebutuhan para pemilik UKM akan perlindungan asuransi. ”Kami tahu pasti ada risiko usaha. Untuk itu, seiring dengan itu, asuransi dapat memicu untuk memitigasi risiko sehingga kami membantu untuk memahami agar dapat membantu meminimalkan risiko itu terutama di bidang UKM,” imbuh dia.
Kunthi fahmar sandy
Padahal, UKM di Indonesia telah menjadi penggerak roda pertumbuhan ekonomi. Riset menunjukkan bahwa UKM yang berjumlah hanya sekitar 1,2% dari jumlah perusahaan yang ada di Indonesia ternyata mampu menyerap tenaga kerja sekitar 7% dari total tenaga kerja dan Indonesia.
Menurut Direktur UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Eugenia Mardanugraha, UKM memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan usaha lain. ”Jika dilihat dari sumbangan ke product domestic bruto (PDB), UKM berkontribusi lebih dari 60% of PDB, sementara usaha besar hanya sekitar 39%,” kata Eugenia saat konferensi pers peluncuran produk Zurich Buseiness Guard di Jakarta kemarin.
Di sisi lain, ungkap dia, UKM juga menghadapi tantangan dan risiko besar di mana pengelolaan risiko nonbisnis pada UKM ini belum ada. Sektor ini belum banyak mendapatkan perhatian khusus baik dari pemerintah maupun kalangan industri asuransi.
Dengan begitu, lanjut Eugenia, ini menjadi tantangan bagi para pelakuindustriasuransi untuk mendorong upaya peningkatan usaha mulai dari usaha mikro ke usaha kecil, kemudian usahakecilkemenengah, danmeningkatkan ke usaha besar agar dapat menopang peningkatan kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia melanjutkan, dengan kondisi persaingan yang makin lama makin ketat dan banyak tantangan yang dihadapi oleh UKM, tidak mengherankan bahwa UKM seringkali mengabaikan perlindungan terhadap risiko- risiko yang dapat diasuransikan. ”Menurut saya, perlindungan asuransi dapat menjadi jawaban yang ideal bagi pengelolaan risiko nonbisnis,” katanya.
Tentu ini memerlukan dukungan dari para perusahaan asuransi untuk menyediakan produk-produk yang dapat menjawab kebutuhan UKM tanpa melupakan proses sosialisasi dan edukasi akan pentingnya asuransi. Karena itu, untuk menjawab tantangan ini, PT Zurich Insurance Indonesia meluncurkan produk baru bagi pelaku UKM yang bernama Zurich Business Guard.
Head of Small Business Segment Zurich Insurance The Kim Tjiang mengungkapkan, produk baru ini dapat memberikan solusi perlindungan dalam format yang sederhana dengan premi terjangkau dengan menghadirkan sejumlah pilihan bagi konsumen. President Director & CEO of PT Zurich Insurance Indonesia Brian J Berry melanjutkan,
peluncuran produk ini dapat menambah varian produk yang ditawarkan oleh Zurich Indonesia untuk membantu konsumen dalam memenuhi kebutuhan para pemilik UKM akan perlindungan asuransi. ”Kami tahu pasti ada risiko usaha. Untuk itu, seiring dengan itu, asuransi dapat memicu untuk memitigasi risiko sehingga kami membantu untuk memahami agar dapat membantu meminimalkan risiko itu terutama di bidang UKM,” imbuh dia.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)