Bank Permata Fokus Konsolidasi

Kamis, 19 Maret 2015 - 12:28 WIB
Bank Permata Fokus Konsolidasi
Bank Permata Fokus Konsolidasi
A A A
JAKARTA - PT Bank Permata Tbk fokus lakukan konsolidasi bisnisnya dan lebih konservatif dalam penyaluran kredit tahun ini. Perseroan mengantisipasi tantangan ekonomi yang melambat dan menjaga pertumbuhan kredit di level 11%.

Direktur Retail Banking Bank Permata Bianto Surodjo mengatakan, kondisi ekonomi yang relatif lebih lambat dan tekanan nilai tukar membuat kondisi lebih menantang. Target pertumbuhan kredit untuk tahun ini diharapkanmasihdapattumbuh meskipun tidak agresif seperti dua tahun sebelumnya.

”Diharapkan bisa tumbuh mencapai 10%. Segmen nasabah masih akan fokus pada korporasi menengah dan UKM. Namun, segmen konsumer juga akan kami kembangkan,” ungkap Bianto dalam kunjungan redaksi di Gedung SINDO, Jakarta, kemarin. Dia menjelaskan kondisi ekonomi nasional saat ini tidak jauh berbeda dari paruh kedua tahun lalu.

Bahkan ditambah lagi ada tekanan nilai tukar dan berlanjutnya pelemahan harga komoditas dan energi global. Suku bunga juga masih akan ketat karena dampak suku bunga the Fed (bank sentral AS) sehingga harus diwaspadai. ”Kami ingin tumbuh lebih berhati hati supaya berkualitas. Semester pertama ini akan kami lihat bagaimana dampaknya,” ujarnya.

Untuk itulah, tahun ini pihaknya akan fokus melakukan konsolidasi bisnis. Strategi utamanya akan berkutat pada penyaluran kredit yang lebih selektif dan kembangkan basis nasabah. Pinjaman akan lebih selektif untuk sektor yang sensitif, seperti sektor komoditas dan industri yang sensitif pada volatilitas nilai tukar.

Tidak hanya itu, perseroan juga akan memperkuat customer base demi pertumbuhan dana murah atau Dana Pihak Ketiga. Investasi sudah disiapkan membangun infrastruktur layanan khususnya untuk transaksi semacam e-channel . Semua ini diharapkan dapat menyeimbangkan antara bisnis kredit dan transaksional pada nasabah ritel. ”Sebelumnya hanya fokus di kredit.

Sekarang kita perkuat fitur transaksi lainnya untuk segmen menengah seperti UKM dan ritel,” ungkapnya. Dia menambahkan, kredit bermasalah (non performing loan /NPL) siap dibenahi dengan proses underwriting yang lebih ketat. Tahun lalu NPL gross berada di level 1,7% dengan NPL nett sebesar 0,6%. Ke depan perseroan akan fokus menjaga penyaluran kredit dalam portofolio yang jelas batas eksposurnya.

Selain itu juga harus terdiversifikasi di beberapa sektor industri yang selalu dipantau. ”Walaupun tahun lalu gross NPL naik, tapi berhasil dijaga karena diversifikasi. Kami kurangi eksposur nasabah bermasalah. Dan nasabah existing yang potensial akan dikembangkan lagi,” tuturnya. Sementara itu, Direktur Bank Permata Syariah Ahmad K Permana mengatakan, bisnis syariah siap tumbuh hingga 22% dari tahun lalu.

Dengan ini pihaknya akan menjadi pelengkap produk bank konvensional induknya. Produk syariah akan memperkuat produk seperti tabungan haji dan leasing syariah. ”Bisnis syariah bisa tumbuh 20-22% dengan fokus di pembiayaan KPR khususnya segmen secondary . Dana murah kami masih 40% dalam DPK atau lebih tinggi dari ratarata industri,” ucap Ahmad dalam kesempatan yang sama.

Tahun lalu penyaluran kredit Bank Permata termasuk pembiayaan syariah berhasil tumbuh 11% dari Rp119 triliun pada 2013 menjadi Rp132 triliun pada 2014. Pertumbuhan kredit didorong oleh bisnis UKM serta segmen local and middle market corporates yang ditopang oleh trade finance dan produk-produk pinjaman. Total aset juga naik mencapai Rp185 triliun atau tumbuh 12% dari Rp166 triliun pada 2013.

Hafid fuad
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6080 seconds (0.1#10.140)