Pertamina Perkuat Armada Kapal Milik
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menambah kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) dengan diserahterimakannya kapal Pangkalan Brandan, kapal White Oil Tanker berkapasitas 17.500 long ton deadweight (LTDW) dari PT PAL Indonesia.
Kapal ini menjadi kapal milik yang ke-69 dari total 200-an kapal yang dioperasikan untuk menjamin keamanan pasokan energi di dalam negeri. Kontrak pembangunan kapal Pangkalan Brandan ini ditandatangani dengan total investasi sekitar USD24 juta (sekitar Rp312 miliar). Commissioning kapal tersebut dilakukan pada 9-12 Februari 2015.
Kapal kedua yang dibangun oleh PT PAL ini merupakan sister ship dari kapal Pagerungan yang telah diserahterimakan ke Pertamina pada 12 November 2014. Pertamina dalam waktu tiga bulan ke depan akan maksimalkan performa kapal untuk mendistribusikan minyak olahan dan secara bersamaan melakukan persiapan pemenuhan regulasi/administrasi yang dipersyaratkan terminal approval sebelum melakukan trading out.
Utilisasi kapal ini akan digunakan untuk alokasi pengiriman BBM dari dan ke Pelabuhan Balongan, Tuban, Tanjung Wangi, dan depot wilayah Kalimantan dan Sulawesi. ”Komitmen untuk turut serta membangun industri maritim nasional telah kami buktikan sekali lagi dengan dilakukannya serah terima kapal Pangkalan Brandan ini,” ungkap kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Dia mengatakan, pelaku bisnis maritim di Indonesia pastinya paham kesulitan dalam melakukan investasi pembangunan kapal baru di galangan dalam negeri. Namun, tegas dia, sekali lagi Pertamina menyerap semua potensi dan kendala tersebut dengan tujuan Pertamina maju bersama industri maritim nasional. Keputusan manajemen Pertamina dalam pengembangan usaha penguatan armada milik diyakini akan dapat meningkatkan efisiensi biaya transportasi migas sehingga dapat memberikan margin lebih baik bagi perusahaan.
Total biaya transportasi menjadi salah satu andalanPertaminadalampersaingan global di bisnis hilir migas. Hingga akhir tahun 2015 Pertamina merencanakan untuk menerima kapal baru yang dibangun di galangan dalam negeri lainnya, yang saat ini sudah memasuki tahap cargo oil tank coating yakni kapal tanker 17.500 LTDW bernama Pattimura dan Parigi yang dibangun oleh PT Anggrek Hitam, Batam dan kapal tanker 17.500 Pasaman yang dibangun di galangan PT Multi Ocean Shipyard, Karimun.
”Pertamina melalui rencana jangka panjang penguatan armada milik, telah berkomitmen untuk mengedepankan kerja sama dengan mitra nasional sebagai pembangun kapal yang dibutuhkan perusahaan sesuai dengan kompetensinya,” paparnya.
Selain itu, Pertamina secara konsisten menjaga kepatuhan terhadap asas cabotage dalam semangat memberdayakan bisnis maritim di dalam negeri terkait kepemilikan kapal, pengibaran bendera Indonesia dan pemberdayaan awak kapal berkebangsaan Indonesia.
m faizal Izin
Kapal ini menjadi kapal milik yang ke-69 dari total 200-an kapal yang dioperasikan untuk menjamin keamanan pasokan energi di dalam negeri. Kontrak pembangunan kapal Pangkalan Brandan ini ditandatangani dengan total investasi sekitar USD24 juta (sekitar Rp312 miliar). Commissioning kapal tersebut dilakukan pada 9-12 Februari 2015.
Kapal kedua yang dibangun oleh PT PAL ini merupakan sister ship dari kapal Pagerungan yang telah diserahterimakan ke Pertamina pada 12 November 2014. Pertamina dalam waktu tiga bulan ke depan akan maksimalkan performa kapal untuk mendistribusikan minyak olahan dan secara bersamaan melakukan persiapan pemenuhan regulasi/administrasi yang dipersyaratkan terminal approval sebelum melakukan trading out.
Utilisasi kapal ini akan digunakan untuk alokasi pengiriman BBM dari dan ke Pelabuhan Balongan, Tuban, Tanjung Wangi, dan depot wilayah Kalimantan dan Sulawesi. ”Komitmen untuk turut serta membangun industri maritim nasional telah kami buktikan sekali lagi dengan dilakukannya serah terima kapal Pangkalan Brandan ini,” ungkap kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Dia mengatakan, pelaku bisnis maritim di Indonesia pastinya paham kesulitan dalam melakukan investasi pembangunan kapal baru di galangan dalam negeri. Namun, tegas dia, sekali lagi Pertamina menyerap semua potensi dan kendala tersebut dengan tujuan Pertamina maju bersama industri maritim nasional. Keputusan manajemen Pertamina dalam pengembangan usaha penguatan armada milik diyakini akan dapat meningkatkan efisiensi biaya transportasi migas sehingga dapat memberikan margin lebih baik bagi perusahaan.
Total biaya transportasi menjadi salah satu andalanPertaminadalampersaingan global di bisnis hilir migas. Hingga akhir tahun 2015 Pertamina merencanakan untuk menerima kapal baru yang dibangun di galangan dalam negeri lainnya, yang saat ini sudah memasuki tahap cargo oil tank coating yakni kapal tanker 17.500 LTDW bernama Pattimura dan Parigi yang dibangun oleh PT Anggrek Hitam, Batam dan kapal tanker 17.500 Pasaman yang dibangun di galangan PT Multi Ocean Shipyard, Karimun.
”Pertamina melalui rencana jangka panjang penguatan armada milik, telah berkomitmen untuk mengedepankan kerja sama dengan mitra nasional sebagai pembangun kapal yang dibutuhkan perusahaan sesuai dengan kompetensinya,” paparnya.
Selain itu, Pertamina secara konsisten menjaga kepatuhan terhadap asas cabotage dalam semangat memberdayakan bisnis maritim di dalam negeri terkait kepemilikan kapal, pengibaran bendera Indonesia dan pemberdayaan awak kapal berkebangsaan Indonesia.
m faizal Izin
(ars)