Indonesia Butuh 1,5 Juta Perencana Keuangan
A
A
A
NUSA DUA - Ketua Umum Financial Planner Association Indonesia (FPAI), Henry Januar mengatakan, dengan jumlah penduduknya yang sebanyak 250 juta jiwa, Indonesia masih kekurangan profesional dibidang perencana keuangan (financial planner).
Menurutnya, satu orang perencana keuangan hanya bisa memberikan edukasi terhadap 100 keluarga. "Sedangkan bedasarkan survei, saat ini terdapat 150 juta keluarga di Indonesia," katanya usai menghadiri pembukaan 'Kampong Cerdas Keuangan' di Pecatu Hall, Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Senin (23/3/2015).
Dia mengatakan, dengan jumlah keluarga tersebut, dibutuhkan minimal 1,5 juta perencana keuangan di Indonesia. Hal tersebut, bukan sesuatu yang mudah, mengingat anggota FPAI saat ini baru berjumlah 11.000 orang.
"Untuk itu dibutuhkan pelatihan mulai dari kalangan pendidikan, misalnya mahasiswa, sehingga ke depan bisa menjangkau masyarakat sekitar," tambah Henry.
Menurutnya, dengan terselenggaranya 'Kampoeng Cerdas Keuangan' ini, akan menjadi wadah pertemuan antara perencana keuangan dengan masyarakat di daerah. Pada program edukasi financial ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa, tapi juga ibu rumah tangga, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan juga profesional.
"Dari asosiasi FPAI yang berjumlah lebih dari 11.000 anggota, mereka ingin berpartisipasi tapi bingung tidak tahu kemana, dengan acara ini mereka bisa memberi program dan pelatihan kepada masyarakat," tandasnya.
Menurutnya, satu orang perencana keuangan hanya bisa memberikan edukasi terhadap 100 keluarga. "Sedangkan bedasarkan survei, saat ini terdapat 150 juta keluarga di Indonesia," katanya usai menghadiri pembukaan 'Kampong Cerdas Keuangan' di Pecatu Hall, Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Senin (23/3/2015).
Dia mengatakan, dengan jumlah keluarga tersebut, dibutuhkan minimal 1,5 juta perencana keuangan di Indonesia. Hal tersebut, bukan sesuatu yang mudah, mengingat anggota FPAI saat ini baru berjumlah 11.000 orang.
"Untuk itu dibutuhkan pelatihan mulai dari kalangan pendidikan, misalnya mahasiswa, sehingga ke depan bisa menjangkau masyarakat sekitar," tambah Henry.
Menurutnya, dengan terselenggaranya 'Kampoeng Cerdas Keuangan' ini, akan menjadi wadah pertemuan antara perencana keuangan dengan masyarakat di daerah. Pada program edukasi financial ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa, tapi juga ibu rumah tangga, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan juga profesional.
"Dari asosiasi FPAI yang berjumlah lebih dari 11.000 anggota, mereka ingin berpartisipasi tapi bingung tidak tahu kemana, dengan acara ini mereka bisa memberi program dan pelatihan kepada masyarakat," tandasnya.
(izz)