PGN Kembangkan Pemanfaatan Gas Bumi
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mengembangkan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi di Pekanbaru, Riau.
Perseroan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Pekanbaru, melingkupi penyusunan studi kelayakan, analisis dampak lingkungan, penyediaan pasokan gas bumi. Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi Prio Santoso mengatakan, kerjasama pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi di wilayah Kota Pekanbaru merupakan komitmen PGN sebagai BUMN yang terus aktif dalam mendukung upaya konversi energi di seluruh Indonesia.
”PGN berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan energi baik gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia baik melalui moda pipa maupun nonpipa,” pungkas Hendi di Jakarta kemarin. Corporate Secretary PGN Heri Yusup berharap, dengan kerja sama ini, perekonomian di wilayah Kota Pekanbaru dapat terus ditingkatkan.
Karena, wilayah Pekanbaru saat ini memiliki potensi sumber daya alam cukup besar, khususnya minyak dan gas bumi. ”Sehingga, untuk mengembangkan sumber daya alam wilayah tersebut, dibutuhkan pihak yang memiliki keahlian dan pengalaman terutama dalam pengembangan infrastruktur,” paparnya.
Heri menjelaskan, selama 50 tahun ini PGN telah berperan aktif dalam mengembangkan infrastruktur gas bumi di Indonesia. Hingga saat ini PGN memiliki dan mengoperasikan jaringan infrastruktur pipa gas bumi lebih dari 6.200 kilometer.
”Dalam beberapa tahun terakhir kami telah bertransformasi dan saat ini PGN telah menjadi perusahaan energi yang menjalankan produksi lapangan gas, pengaliran gas melalui berbagai moda, baik itu pipa, gas alam cair (LNG), gas terkompresi (CNG) maupun kegiatan hilir seperti engineering, pemeliharaan sistem jaringan pipa gas dan bahkan pengelolaan jaringan serat optik untuk mendukung pengelolaan usaha secara keseluruhan,” tuturnya.
Menurut dia, selain wilayah Pekanbaru, PGN telah menyelesaikan pemipaan gas bumi di Tanjung Uncang Panaran di Batam, Kepulauan Riau, sepanjang 18 kilometer yang diresmikan Menteri ESDM Sudirman Said akhir Januari 2015. Di wilayah Lampung PGN pun telah menyelesaikan jaringan pipa distribusi sepanjang 90 kilometer.
Proyek pipa distribusi Cikande-Bitung (provinsi Banten) sepanjang 30,5 kilometer juga sudah selesai dibangun untuk mendukung jaringan distribusi gas bumi di wilayah Jawa Barat-Banten- DKI Jakarta. PGN juga mulai membangun jaringan pipa Duri- Dumai-Medan (Duri-Dumai 130 kilometer, Dumai-Medan 395 kilometer).
Sementara, pendapatan PGN hingga akhir 2014 meningkat 13,33% menjadi USD3,4 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar USD3 miliar. Kenaikan pendapatan perseroan diperoleh dari peningkatan volume penjualan dari usaha distribusi yang tumbuh 5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari 824 Juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) menjadi 865 mmscfd.
Terdapat juga peningkatan pendapatan dari produksi minyak dan gas melalui entitas anak saka Energi Indonesia. Sedangkan dari usaha transmisi, PGAS dan anak usaha PT transportasi gas Indonesia mengalirkan gas sebesar 852 mmscfd dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 854 mmscfd.
Heri mengatakan, perseroan menanggapi terkait kondisi ekonomi global juga memengaruhi laba bersih perusahaan untuk tahun 2014. Penguatan mata uang dolar AS ke mata uang Yen yang lebih rendah dibandingkan dengan penguatan tahun sebelumnya berpengaruh terhadap selisih kurs yang berasal dari translasi kewajiban dalam mata uang Yen ke dolar AS.
”Hal ini berdampak terhadap penurunan keuntungan selisih kurs dan laba perubahan nilai wajar derivatif (non cash) dari USD154,08 juta tahun 2013 menjadi USD49,63 tahun 2014,” paparnya baru-baru ini.
Kunthi fahmar sandy/ Arsy ani s
Perseroan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Pekanbaru, melingkupi penyusunan studi kelayakan, analisis dampak lingkungan, penyediaan pasokan gas bumi. Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi Prio Santoso mengatakan, kerjasama pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi di wilayah Kota Pekanbaru merupakan komitmen PGN sebagai BUMN yang terus aktif dalam mendukung upaya konversi energi di seluruh Indonesia.
”PGN berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan energi baik gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia baik melalui moda pipa maupun nonpipa,” pungkas Hendi di Jakarta kemarin. Corporate Secretary PGN Heri Yusup berharap, dengan kerja sama ini, perekonomian di wilayah Kota Pekanbaru dapat terus ditingkatkan.
Karena, wilayah Pekanbaru saat ini memiliki potensi sumber daya alam cukup besar, khususnya minyak dan gas bumi. ”Sehingga, untuk mengembangkan sumber daya alam wilayah tersebut, dibutuhkan pihak yang memiliki keahlian dan pengalaman terutama dalam pengembangan infrastruktur,” paparnya.
Heri menjelaskan, selama 50 tahun ini PGN telah berperan aktif dalam mengembangkan infrastruktur gas bumi di Indonesia. Hingga saat ini PGN memiliki dan mengoperasikan jaringan infrastruktur pipa gas bumi lebih dari 6.200 kilometer.
”Dalam beberapa tahun terakhir kami telah bertransformasi dan saat ini PGN telah menjadi perusahaan energi yang menjalankan produksi lapangan gas, pengaliran gas melalui berbagai moda, baik itu pipa, gas alam cair (LNG), gas terkompresi (CNG) maupun kegiatan hilir seperti engineering, pemeliharaan sistem jaringan pipa gas dan bahkan pengelolaan jaringan serat optik untuk mendukung pengelolaan usaha secara keseluruhan,” tuturnya.
Menurut dia, selain wilayah Pekanbaru, PGN telah menyelesaikan pemipaan gas bumi di Tanjung Uncang Panaran di Batam, Kepulauan Riau, sepanjang 18 kilometer yang diresmikan Menteri ESDM Sudirman Said akhir Januari 2015. Di wilayah Lampung PGN pun telah menyelesaikan jaringan pipa distribusi sepanjang 90 kilometer.
Proyek pipa distribusi Cikande-Bitung (provinsi Banten) sepanjang 30,5 kilometer juga sudah selesai dibangun untuk mendukung jaringan distribusi gas bumi di wilayah Jawa Barat-Banten- DKI Jakarta. PGN juga mulai membangun jaringan pipa Duri- Dumai-Medan (Duri-Dumai 130 kilometer, Dumai-Medan 395 kilometer).
Sementara, pendapatan PGN hingga akhir 2014 meningkat 13,33% menjadi USD3,4 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar USD3 miliar. Kenaikan pendapatan perseroan diperoleh dari peningkatan volume penjualan dari usaha distribusi yang tumbuh 5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari 824 Juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) menjadi 865 mmscfd.
Terdapat juga peningkatan pendapatan dari produksi minyak dan gas melalui entitas anak saka Energi Indonesia. Sedangkan dari usaha transmisi, PGAS dan anak usaha PT transportasi gas Indonesia mengalirkan gas sebesar 852 mmscfd dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 854 mmscfd.
Heri mengatakan, perseroan menanggapi terkait kondisi ekonomi global juga memengaruhi laba bersih perusahaan untuk tahun 2014. Penguatan mata uang dolar AS ke mata uang Yen yang lebih rendah dibandingkan dengan penguatan tahun sebelumnya berpengaruh terhadap selisih kurs yang berasal dari translasi kewajiban dalam mata uang Yen ke dolar AS.
”Hal ini berdampak terhadap penurunan keuntungan selisih kurs dan laba perubahan nilai wajar derivatif (non cash) dari USD154,08 juta tahun 2013 menjadi USD49,63 tahun 2014,” paparnya baru-baru ini.
Kunthi fahmar sandy/ Arsy ani s
(ftr)