Inflasi Inggris Turun Menjadi 0,0%

Kamis, 26 Maret 2015 - 10:06 WIB
Inflasi Inggris Turun...
Inflasi Inggris Turun Menjadi 0,0%
A A A
LONDON - Tingkat inflasi tahunan Inggris turun tajam menjadi 0,0% pada Februari untuk pertama kali.

Hal itu terjadi karena penurunan harga untuk barang, makanan, furnitur, dan minyak. ”Indeks harga konsumen (CPI) tidak berubah pada Februari, yakni sebesar 0,0%, turun dari 0,3% pada Januari,” ungkap pernyataan Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), dikutip kantor berita AFP .

”Penyebab utama penurunan tingkat inflasi ini ialah pergerakan harga untuk sejumlah barang, khususnya peralatan pemroses data, buku dan game , mainan serta produk hobi, makanan, dan furnitur,” papar ONS.

Proyeksi pasar untuk tingkat CPI sebesar 0,1%, menurut para ekonom yang disurvei Bloomberg. Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England/ BoE) Mark Carney barubaru ini memperingatkan, inflasi dapat menjadi negatif, mengisyaratkan risiko terbaru bagi perekonomian sebelum pemilu 7 Mei mendatang. Penurunan harga akan menguntungkan konsumen karena itu berarti gaji mereka memiliki daya beli lebih besar.

Meski demikian, deflasi dapat memicu lingkaran negatif bagi perusahaan dan rumah tangga yang menunda investasi dan pembelian. Akibatnya, kondisi itu dapat menurunkan permintaan dan memicu pemecatan pegawai. Penurunan tingkat inflasi pada Februari itu tampaknya akan memaksa BoE menaikkan suku bunga.

Ekonom IHS Global Insight Howard Archer menilai, berita inflasi nol itu sebagai dorongan serius pada daya beli konsumen. ”Kubu Konservatif dan Demokrat Liberal akan senang melihat harga konsumen flat pada Februari karena setiap dorongan untuk daya beli sangat membantu harapan mereka bahwa para pemilih akan merasa lebih senang dengan situasi sekarang dan lebih berminat untuk memilih mereka pada pemilu Mei mendatang,” katanya.

Sebelumnya dilaporkan, salah satu manajer investasi paling sukses di Inggris, Neil Woodford, menyatakan, ketidakpastian keanggotaan Inggris di Uni Eropa (UE) dapat memukul perekonomian Inggris. Partai Konservatif berjanji menggelar referendum mengenai keanggotaan Inggris di UE jika menang pada pemilu tahun ini.

Referendum akan digelar jika David Cameron tetap menjadi perdana menteri setelah pemilu Mei. Cameron menyatakan akan menegosiasi ulang persyaratan keanggotaan Inggris di UE.

”Referendum saya pikir akan mengurangi investasi eksternal, investasi internasional di Inggris. Ini akan menciptakan ketidakpastian,” ujar Woodford. Woodford dinilai sebagai salah satu manajer investasi dengan kinerja paling baik di Inggris.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6080 seconds (0.1#10.140)