Program Laku Pandai Diluncurkan

Jum'at, 27 Maret 2015 - 09:14 WIB
Program Laku Pandai...
Program Laku Pandai Diluncurkan
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program Laku Pandai (layanan keuangan tanpa kantor) dalam rangka keuangan inklusif. Diharapkan, dengan adanya layanan ini masyarakat di daerah terpencil bisa dengan mudah menikmati akses perbankan.

Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pada tahap awal OJK sudah memberikan izin kepada empat bank, yaitu PT Bank rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk dan PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.

”Rencananya empat bank tersebut akan merekrut 128.039 agen. Jika 13 bank lain ikut, target OJK sebanyak 350.000 agen di seluruh Indonesia,” katanya saat Peluncuran Program Laku Pandai di Jakarta kemarin.

Muliaman memaparkan, pencapaian target tersebut akan dilakukan selama tiga tahun ke depan. Program Laku Pandai dirancang untuk edukasi masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan. ”Karena, masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum mengenal layanan keuangan perbankan. Untuk itu, OJK hadir,” pungkasnya.

Menurut dia, program Laku Pandai menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Laku Pandai dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan lebih murah, aman, dan cepat.

Produk yang disediakan Laku Pandai cukup beragam, di antaranya adalah tabungan dengan karakteristik basic saving account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, serta produk asuransi mikro.

Dia menjelaskan, dengan adanya tabungan berkarakteristik BSA, maka masyarakat dapat menyimpan uangnya di bank tanpa khawatir saldo tabungannya berkurang karena biaya administrasi rekening, bahkan akan tetap memperoleh bunga tabungan dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

”Di sisi lain, masyarakat dapat melakukan transaksi tanpa harus ke lokasi kantor bank, melainkan cukup mengunjungi lokasi agen Laku Pandai yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya,” ujarnya.

Muliaman menambahkan, Laku Pandai yang ada di setiap bank memiliki nama dan produk yang berbeda-beda. BRI menamakan produk Laku Pandai-nya dengan nama Agen Briling dengan produknya yaitu Sippintar (simpanan, pinjaman, investasi dan asuransi) dengan target 50.000 agen. Lalu, BTPN memiliki BTPN Wow dengan layanan melalui basic functional phone.

Selain itu, Bank Mandiri menamakan produknya dengan nama tabungan- mu yang menyediakan layanan tabungan dasar, dengan target 9.000 nasabah di tahun pertama. Adapun, BCA menawarkan kartu bernama Laku.

Program Laku Pandai akan mulai dijalankan oleh empat bank yaitu BRI di Jayapura pada 27 Maret 2015, Bank Mandiri di Gowa Sulawesi Selatan pada 28 Maret 2015, BTPN di Medan pada 30 Maret 2015, dan BCA di Grobogan, Jawa Tengah, pada 6 April 2015.

Dia menjelaskan, program tersebut diharapkan dapat menekan jumlah rentenir, khususnya di perdesaan. ”Diharapkan, masyarakat akan terbebas dari lintah darat yang selama ini menyulitkan kehidupan mereka dengan bunga pinjaman yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Mulya E Siregar menjelaskan, program Laku Pandai berlandaskan pada peraturan OJK (POJK) Nomor 19/POJK.03/2014 mengenai layanan keuangan tanpa kantor.

”Sejak tahun 2012 pemerintah sudah mencanangkan adanya strategi nasional keuangan inklusif dan program Ini merupakan turunan dari Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), yang salah satu programnya adalah branchless banking,” jelasnya.

Mulya menambahkan, layanan keuangan tanpa kantor cabang (branchless banking) yang ada saat ini perlu dikembangkan agar memungkinkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya menjangkau lapisan masyarakat. Program ini merupakan model perbankan yang baru, pasalnya masyarakat dapat menikmati layanan perbankan tanpa kantor, dengan agen-agen dalam bentuk individu maupun berbadan hukum.

”Dengan adanya program ini diharapkan, kegiatan ekonomi masyarakat dapat semakin lancar sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah di Indonesia,” imbuhnya.

Arsy ani s
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0617 seconds (0.1#10.140)