Investasi Sekaligus Berasuransi
A
A
A
Sejumlah perusahaan asuransi saat ini menawarkan produkproduk yang memberikan keuntungan bagi nasabah. Salah satunya unitlink, yang memberikan manfaat lebih. Melalui produk asuransi unitlink, nasabah mendapatkan keuntungan lebih dari sekedar berinvestasi.
Analis PT Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan, secara sederhana unitlink bisa disebut sebagai produk gabungan yang menyatukan unsur proteksi berupa perlindungan asuransi dengan unsur saving atau investasi. Kebutuhan investor akan produk asuransi dan investasi secara umum dapat dipenuhi dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan membeli produk unitlink yang secara langsung sudah menggabungkan kedua unsur tersebut. Cara kedua dengan membeli produk asuransi secara terpisah serta berinvestasi pada produk reksa dana.
”Kedua cara tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” jelas dia. Menurut Vilia, ada beberapa keuntungan berinvestasi pada produk unitlink, antara lain praktis, fleksibel, serta konsisten. Artinya, nasabah memiliki kebebasan dalam menentukan porsi proteksi dan investasi yang dibutuhkannya. Selain itu, nasabah dapat memilih jenis investasi yang diinginkan, apakah efek saham, obligasi, pasar uang, atau kombinasi.
”Meski ada beberapa unitlink yang pembayarannya dilakukan secara sekaligus di awal. Produk unitlink dengan pembayaran berkala secara tidak langsung juga memberikan keuntungan karena investor dapat berinvestasi secara rutin,” ujarnya. Meski demikian dia menyarankan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh investor sebelum membeli produk unitlink, yaitu biaya yang dikenakan oleh perusahaan asuransi yang umumnya tak sedikit, seperti biaya administrasi, biaya alokasi premi, biaya akuisisi, serta biaya pengelolaan investasi.
Selain itu, umumnya pada tahun-tahun pertama porsi premi yang dibayarkan oleh nasabah, mayoritas ditempatkan pada porsi asuransi serta biaya-biaya yang dikenakan. Jadi, investor disarankan untuk mencermati kembali skema yang ditawarkan unitlink sebelum berinvestasi. Terkait dengan potensi keuntungan dari sisi investasi yang diterima oleh investor pada tahun ini, tentu kembali pada komposisi unitlink itu masing-masing.
Sebagai contoh, unitlink dengan porsi mayoritas pada unsur investasi tentu memiliki potensi keuntungan dari sisi investasi yang lebih tinggi dibandingkan unitlink yang lebih bersifat protektif. Selain itu, underlying asset atau jenis unitlink pun memengaruhi potensi kinerja unitlink. Jika tidak memperhitungkan unsur proteksinya, gambaran potensi kinerja sisi investasi dariunit link secara umum dapat dilihat dari kinerja produk reksa dana.
Karena, pada umumnya produk unitlink menempatkan investasinya pada reksa dana. Produk reksa dana ini dikelola oleh manajer investasi. Salah satu produk unitlink yang bisa dimanfaatkan investor adalah Srikandi Protection Amani, produk unitlink terbitan PT Zurich Topas Life (Zurich) yang membidik kaum hawa sebagai investornya.
”Program terbaru ini merupakan perluasan dari proposisi Srikandi Protection yang sukses dipasarkan sejak enam bulan lalu,” ujar Head of Proposition Zurich Ade Bungsu. Ade menjelaskan, animo masyarakat terhadap produk Zurich sangat tinggi. HanyadalamenambulanSrikandiProtection dipasarkan, antusiasmekonsumensangat besar. Kontribusi Srikandi Protection pun sudah berhasil mencapai 30% dari total kontribusi produk unitlink Zurich.
Proposisi terbaru tersebut sama dengan Srikandi Protection yang menyasar kaum perempuan. Tetapi, khusus Srikandi Protection Amani, Zurich memberi perluasan dari segmen pemilihan pengelolaan dana investasinya yakni dana investasi syariah. Perluasan itu dilakukan karena ada pasarnya, terutama di kotakota kecil yang menjadi fokus garapan Zurich. Menurut Ade, sebelum menyasar masyarakat DIY dan Jawa Tengah, pekan lalu pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi serupa di Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur.
Chief Marketing Officer Zurich Heru Gunadi menjelaskan, keunggulan lain dari Srikandi Protection Amani adalah adanya perluasan dari sisi program proteksi. Sebelumnya perlindungan terhadap 44 penyakit kritis hanya sampai 65 tahun, kini diperpanjang hingga 85 tahun. Selain itu, usia masuk perlindungan asuransi tambahan yang semula 60 tahun menjadi 70 tahun. Dia menambahkan, dalam program baru ini pihaknya tetap membidik kaum hawa.
Selama ini, lewat Srikandi Protection, Zurich memang ingin lebih spesifik menggarap konsumen perempuan. Soalnya, perempuan sangat rentan terserang penyakit kritis mematikan. Sementara, industri asuransi belum banyak yang menyasar kaum hawa tetapi lebih fokus untuk perlindungan kaum pria sebagai tulang punggung keluarga. Saat ini perempuan Indonesia rentan terserang 44 penyakit kritis, seperti kanker serviks, kanker payudara, jantung, dan stroke.
Berdasarkan data Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada 2013 lalu, kanker serviks menjadi penyakit pembunuh nomor satu perempuan di Indonesia. Tiap tahun, sekitar 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Setidaknya tiap hari di Indonesia, dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 di antaranya meninggal dunia. Lebih lanjut Heru mengatakan, hampir 90% pemilik premi di tempatnya memilih produk investasi sekaligus asuransi.
Hal ini kemungkinan karena tingginya pertumbuhan keuntungan yang ditawarkan. ” Pada 2014, performance unitlink kami capai 187%,” jelas dia. Unitlink yang dikembangkan Zurich tidak hanya murni proteksi jiwa, tetapi juga kebutuhan investasi. Investasi dilakukan di pasar modal dan pasar uang dan sekitar 70% dari premi unit, di antaranya diinvestasikan di pasar modal. Zurich sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada nasabah, di instrumen investasi mana dananya ditempatkan.
Hermansah
Analis PT Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan, secara sederhana unitlink bisa disebut sebagai produk gabungan yang menyatukan unsur proteksi berupa perlindungan asuransi dengan unsur saving atau investasi. Kebutuhan investor akan produk asuransi dan investasi secara umum dapat dipenuhi dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan membeli produk unitlink yang secara langsung sudah menggabungkan kedua unsur tersebut. Cara kedua dengan membeli produk asuransi secara terpisah serta berinvestasi pada produk reksa dana.
”Kedua cara tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” jelas dia. Menurut Vilia, ada beberapa keuntungan berinvestasi pada produk unitlink, antara lain praktis, fleksibel, serta konsisten. Artinya, nasabah memiliki kebebasan dalam menentukan porsi proteksi dan investasi yang dibutuhkannya. Selain itu, nasabah dapat memilih jenis investasi yang diinginkan, apakah efek saham, obligasi, pasar uang, atau kombinasi.
”Meski ada beberapa unitlink yang pembayarannya dilakukan secara sekaligus di awal. Produk unitlink dengan pembayaran berkala secara tidak langsung juga memberikan keuntungan karena investor dapat berinvestasi secara rutin,” ujarnya. Meski demikian dia menyarankan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh investor sebelum membeli produk unitlink, yaitu biaya yang dikenakan oleh perusahaan asuransi yang umumnya tak sedikit, seperti biaya administrasi, biaya alokasi premi, biaya akuisisi, serta biaya pengelolaan investasi.
Selain itu, umumnya pada tahun-tahun pertama porsi premi yang dibayarkan oleh nasabah, mayoritas ditempatkan pada porsi asuransi serta biaya-biaya yang dikenakan. Jadi, investor disarankan untuk mencermati kembali skema yang ditawarkan unitlink sebelum berinvestasi. Terkait dengan potensi keuntungan dari sisi investasi yang diterima oleh investor pada tahun ini, tentu kembali pada komposisi unitlink itu masing-masing.
Sebagai contoh, unitlink dengan porsi mayoritas pada unsur investasi tentu memiliki potensi keuntungan dari sisi investasi yang lebih tinggi dibandingkan unitlink yang lebih bersifat protektif. Selain itu, underlying asset atau jenis unitlink pun memengaruhi potensi kinerja unitlink. Jika tidak memperhitungkan unsur proteksinya, gambaran potensi kinerja sisi investasi dariunit link secara umum dapat dilihat dari kinerja produk reksa dana.
Karena, pada umumnya produk unitlink menempatkan investasinya pada reksa dana. Produk reksa dana ini dikelola oleh manajer investasi. Salah satu produk unitlink yang bisa dimanfaatkan investor adalah Srikandi Protection Amani, produk unitlink terbitan PT Zurich Topas Life (Zurich) yang membidik kaum hawa sebagai investornya.
”Program terbaru ini merupakan perluasan dari proposisi Srikandi Protection yang sukses dipasarkan sejak enam bulan lalu,” ujar Head of Proposition Zurich Ade Bungsu. Ade menjelaskan, animo masyarakat terhadap produk Zurich sangat tinggi. HanyadalamenambulanSrikandiProtection dipasarkan, antusiasmekonsumensangat besar. Kontribusi Srikandi Protection pun sudah berhasil mencapai 30% dari total kontribusi produk unitlink Zurich.
Proposisi terbaru tersebut sama dengan Srikandi Protection yang menyasar kaum perempuan. Tetapi, khusus Srikandi Protection Amani, Zurich memberi perluasan dari segmen pemilihan pengelolaan dana investasinya yakni dana investasi syariah. Perluasan itu dilakukan karena ada pasarnya, terutama di kotakota kecil yang menjadi fokus garapan Zurich. Menurut Ade, sebelum menyasar masyarakat DIY dan Jawa Tengah, pekan lalu pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi serupa di Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur.
Chief Marketing Officer Zurich Heru Gunadi menjelaskan, keunggulan lain dari Srikandi Protection Amani adalah adanya perluasan dari sisi program proteksi. Sebelumnya perlindungan terhadap 44 penyakit kritis hanya sampai 65 tahun, kini diperpanjang hingga 85 tahun. Selain itu, usia masuk perlindungan asuransi tambahan yang semula 60 tahun menjadi 70 tahun. Dia menambahkan, dalam program baru ini pihaknya tetap membidik kaum hawa.
Selama ini, lewat Srikandi Protection, Zurich memang ingin lebih spesifik menggarap konsumen perempuan. Soalnya, perempuan sangat rentan terserang penyakit kritis mematikan. Sementara, industri asuransi belum banyak yang menyasar kaum hawa tetapi lebih fokus untuk perlindungan kaum pria sebagai tulang punggung keluarga. Saat ini perempuan Indonesia rentan terserang 44 penyakit kritis, seperti kanker serviks, kanker payudara, jantung, dan stroke.
Berdasarkan data Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada 2013 lalu, kanker serviks menjadi penyakit pembunuh nomor satu perempuan di Indonesia. Tiap tahun, sekitar 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Setidaknya tiap hari di Indonesia, dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 di antaranya meninggal dunia. Lebih lanjut Heru mengatakan, hampir 90% pemilik premi di tempatnya memilih produk investasi sekaligus asuransi.
Hal ini kemungkinan karena tingginya pertumbuhan keuntungan yang ditawarkan. ” Pada 2014, performance unitlink kami capai 187%,” jelas dia. Unitlink yang dikembangkan Zurich tidak hanya murni proteksi jiwa, tetapi juga kebutuhan investasi. Investasi dilakukan di pasar modal dan pasar uang dan sekitar 70% dari premi unit, di antaranya diinvestasikan di pasar modal. Zurich sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada nasabah, di instrumen investasi mana dananya ditempatkan.
Hermansah
(bbg)