Wika Beton Jaga Pangsa Pasar
A
A
A
JAKARTA - Anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), tahun ini berencana menjaga pangsa pasar sebesar 42,7%. Perseroan melakukan pemasaran dari segi jasa instalasi produknya.
Direktur Pemasaran WTON Hadian Pramudita mengatakan, selain melakukan pemasaran eksisting produk yang sudah ada, tahun ini perseroan berencana meningkatkan jasa pemasangan tiang pancang.
”Dulu kita hanya supply precast , sekarang kita mulai menawarkan jasa pemancangan juga,” paparnya saat konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta kemarin. Selain itu, kata dia, perseroan juga terus berupaya memasarkan produknya ke daerah yang belum terjangkau perseroan. ”Perseroan akan coba memantapkan pola pemasaran ke pasarnya untuk area-area yang tidak ter-cover,” imbuhnya.
Saat ini perseroan telah menambah varian produknya seperti Inner Boring. Produk tersebut teknologi baru yang ada di Indonesia. Teknologi ini menawarkan keunggulan seperti tidak menghasilkan getaran yang dapat mengganggu lingkungan sekitar dan akhirnya mempercepat dalam pengerjaan.
Sebelumnya Direktur Keuangan WTON Entus Asnawi Mukhson menjelaskan, pangsa pasar yang dipertahankan saat ini sudah melampaui kapasitas produksi. ”Pangsa pasar sebesar 42,7% tersebut sudah di angka kapasitas produksinya. Sudah cukup bagus,” tambahnya.
Perseroan juga akan melihat peluang yang cukup besar. Produk yang ada saat ini akan dikembangkan kembali mengikuti kemajuan teknologi. ”Pengembangan beberapa produk terus dilakukan dan disesuaikan dengan tuntutan teknologi yang berkembang sesuai dengan kebutuhan dari infrastruktur yang dibangun,” ungkapnya.
Strategi lain, lanjut dia, perseroan akan melakukan optimalisasi dari aksi korporasi yang sudah dilakukan sebelumnya. ”Seperti penambahan kapasitas dan lain. Lalu , aksi korporasi yang akan datang. Kita sudah menyiapkan lokasi tertentu untuk membangun pabrik baru,” pungkasnya.
Di sisi lain, perseroan menanggapi kenaikan tarif dasar listrik yang akan naik dalam waktu dekat akan berpengaruh kepada kinerja perseroan. Direktur Operasional WTON Fery Hendriyanto mengatakan, hal tersebut akan ada pengaruh, namun tidak terlalu besar. ”Memang ada pengaruhnya, namun pengaruhnya cukup kecil karena dari cost of goods sold (COGS) kita biaya manufacturing hanya mengeluarkan 1-1,5%, jadi efeknya tidak begitu signifikan,” tandasnya.
Secara terpisah, Analis PT Pefindo Riset Konsultasi Guntur Tri Haryanto menjabarkan, WTON saat ini menguasai pasar beton pracetak dengan kapasitas produksi mencapai lebih dari 2 juta ton per tahun. ”Perusahaan pesaing belum ada yang memiliki kapasitas sebesar WTON,” ujarnya kepada KORAN SINDO kemarin.
Meski demikian, lanjutnya, saat ini semakin banyak perusahaan yang membangun bisnis beton pracetak karena melihat kesuksesan WTON sehingga persaingan pun menjadi lebih ketat di kemudian hari.
Dia menambahkan, dengan menawarkan jasa instalasi tiang pancang, WTON membangun bisnisnya menjadi semakin terintegrasi sehingga jasa tersebut dapat membantu untuk menjaga dan memperdalam penetrasi produkproduk WTON kepada para pelanggan.
”Biar bagaimanapun, sosialisasi dan edukasi mengenai produk menjadi penting untuk memperbesar pasar. Hal tersebut dapat dibantu oleh lini bisnis WTON yang baru tersebut, selain juga membuka peluang untuk bauran pendapatan yang lebih beragam,” tuturnya.
Dia menjelaskan, saat ini WTON masih terus berupaya untuk memperbesar kapasitas produksinya sebagai upaya untuk mempertahankan pangsa pasarnya. WTON juga perlu melakukan inovasi yang kemudian melahirkan produkproduk baru dengan kualitas yang baik dan harga yang kompetitif.
”WTON juga perlu membuka daerah-daerah baru yang selama ini belum terjangkau, namun juga dengan mengatasi permasalahan logistik yang memang menjadi isu utama pengiriman kepada pelanggan,” paparnya.
Menurutnya, tantangan di sektor ini adalah persaingan yang semakin ketat dengan semakin banyaknya pemain yang masuk ke industri ini. WTON akan mendapat tantangan yang cukup berat bila ada perusahaan penyedia bahan baku utama misalnya semen kemudian masuk ke sektor ini.
Tetapi, saat ini WTON masih menikmati skala ekonomis yang besar sehingga pesaing membutuhkan modal yang besar bila berusaha menyaingi kapasitas yang dimiliki WTON saat ini.
Arsy ani s
Direktur Pemasaran WTON Hadian Pramudita mengatakan, selain melakukan pemasaran eksisting produk yang sudah ada, tahun ini perseroan berencana meningkatkan jasa pemasangan tiang pancang.
”Dulu kita hanya supply precast , sekarang kita mulai menawarkan jasa pemancangan juga,” paparnya saat konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta kemarin. Selain itu, kata dia, perseroan juga terus berupaya memasarkan produknya ke daerah yang belum terjangkau perseroan. ”Perseroan akan coba memantapkan pola pemasaran ke pasarnya untuk area-area yang tidak ter-cover,” imbuhnya.
Saat ini perseroan telah menambah varian produknya seperti Inner Boring. Produk tersebut teknologi baru yang ada di Indonesia. Teknologi ini menawarkan keunggulan seperti tidak menghasilkan getaran yang dapat mengganggu lingkungan sekitar dan akhirnya mempercepat dalam pengerjaan.
Sebelumnya Direktur Keuangan WTON Entus Asnawi Mukhson menjelaskan, pangsa pasar yang dipertahankan saat ini sudah melampaui kapasitas produksi. ”Pangsa pasar sebesar 42,7% tersebut sudah di angka kapasitas produksinya. Sudah cukup bagus,” tambahnya.
Perseroan juga akan melihat peluang yang cukup besar. Produk yang ada saat ini akan dikembangkan kembali mengikuti kemajuan teknologi. ”Pengembangan beberapa produk terus dilakukan dan disesuaikan dengan tuntutan teknologi yang berkembang sesuai dengan kebutuhan dari infrastruktur yang dibangun,” ungkapnya.
Strategi lain, lanjut dia, perseroan akan melakukan optimalisasi dari aksi korporasi yang sudah dilakukan sebelumnya. ”Seperti penambahan kapasitas dan lain. Lalu , aksi korporasi yang akan datang. Kita sudah menyiapkan lokasi tertentu untuk membangun pabrik baru,” pungkasnya.
Di sisi lain, perseroan menanggapi kenaikan tarif dasar listrik yang akan naik dalam waktu dekat akan berpengaruh kepada kinerja perseroan. Direktur Operasional WTON Fery Hendriyanto mengatakan, hal tersebut akan ada pengaruh, namun tidak terlalu besar. ”Memang ada pengaruhnya, namun pengaruhnya cukup kecil karena dari cost of goods sold (COGS) kita biaya manufacturing hanya mengeluarkan 1-1,5%, jadi efeknya tidak begitu signifikan,” tandasnya.
Secara terpisah, Analis PT Pefindo Riset Konsultasi Guntur Tri Haryanto menjabarkan, WTON saat ini menguasai pasar beton pracetak dengan kapasitas produksi mencapai lebih dari 2 juta ton per tahun. ”Perusahaan pesaing belum ada yang memiliki kapasitas sebesar WTON,” ujarnya kepada KORAN SINDO kemarin.
Meski demikian, lanjutnya, saat ini semakin banyak perusahaan yang membangun bisnis beton pracetak karena melihat kesuksesan WTON sehingga persaingan pun menjadi lebih ketat di kemudian hari.
Dia menambahkan, dengan menawarkan jasa instalasi tiang pancang, WTON membangun bisnisnya menjadi semakin terintegrasi sehingga jasa tersebut dapat membantu untuk menjaga dan memperdalam penetrasi produkproduk WTON kepada para pelanggan.
”Biar bagaimanapun, sosialisasi dan edukasi mengenai produk menjadi penting untuk memperbesar pasar. Hal tersebut dapat dibantu oleh lini bisnis WTON yang baru tersebut, selain juga membuka peluang untuk bauran pendapatan yang lebih beragam,” tuturnya.
Dia menjelaskan, saat ini WTON masih terus berupaya untuk memperbesar kapasitas produksinya sebagai upaya untuk mempertahankan pangsa pasarnya. WTON juga perlu melakukan inovasi yang kemudian melahirkan produkproduk baru dengan kualitas yang baik dan harga yang kompetitif.
”WTON juga perlu membuka daerah-daerah baru yang selama ini belum terjangkau, namun juga dengan mengatasi permasalahan logistik yang memang menjadi isu utama pengiriman kepada pelanggan,” paparnya.
Menurutnya, tantangan di sektor ini adalah persaingan yang semakin ketat dengan semakin banyaknya pemain yang masuk ke industri ini. WTON akan mendapat tantangan yang cukup berat bila ada perusahaan penyedia bahan baku utama misalnya semen kemudian masuk ke sektor ini.
Tetapi, saat ini WTON masih menikmati skala ekonomis yang besar sehingga pesaing membutuhkan modal yang besar bila berusaha menyaingi kapasitas yang dimiliki WTON saat ini.
Arsy ani s
(ftr)