Inflasi Maret Capai 0,17%

Kamis, 02 April 2015 - 11:55 WIB
Inflasi Maret Capai 0,17%
Inflasi Maret Capai 0,17%
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pada Maret 2015 terjadi inflasi sebesar 0,17% setelah dua bulan sebelumnya, Januari dan Februari, terjadi deflasi.

BPS mencatat inflasi terjadi serempak di 54 kota dari pendataan 82 kota di seluruh Indonesia. Menurut Kepala BPS Suryamin, inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,84% dan yang terendah di Padang dan Cilacap sebesar 0,01%. Inflasi disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan bobot 3,77% dan andil inflasi 0,16%.

”Gejolak harga ini menyumbangkan 0,41% terhadap perubahan harga sejak Februari 2015, khususnya di Kota Tarakan,” ujarnya di Jakarta kemarin. Faktor lain yang mendorong inflasi adalah lonjakan harga bawang merah yang memiliki andil 0,91% dan memberi dampak perubahan harga 29,05%. Di daerah Tegal dan Kudus lonjakan harga bawang merah bahkan mencapai 60%.

Suryamin menambahkan, faktor pendorong lainnya adalah kenaikan harga beras pada Maret sebesar 2,24% yang memiliki andil 0,09% terhadap inflasi. Harga beras masih naik akibat pasokan yang belum terlalu banyak dan panen raya baru akan terjadi pada April.

Suryamin menyebutkan, walau pada Maret harga gabah turun 8,6%, pada bentuk beras giling di level grosir dan eceran harganya justru meningkat. Harga beras medium pada Maret 2015 rata-rata Rp9.298,25/kg atau naik 0,5% dibandingkan Februari. Kemudian beras harga beras premium rata-rata di Rp9.459,5/kg, naik 1,08%.

Sementara harga beras kualitas rendah rata-rata adalah Rp8.855,47/kg, juga naik 0,2%. ”Artinya, masih ada kenaikan di semua level. Untuk level medium itu penting karena sangat menentukan inflasi. Sekitar 90% konsumsi masyarakat adalah beras medium,” kata Suryamin.

Selain itu, lanjut dia, penyebab lonjakan indeks harga konsumen (IHK) lainnya adalah kenaikan harga bahan bakar rumah tangga yaitu gas elpiji nonsubsidi 12 kg, rokok kretek filter, dan upah tukang bukan mandor. Secara garis besar, dalam hal ini pemerintah turut menyokong inflasi 0,83% melalui pengaturan harga yang ditetapkannya.

Di tempat yang sama, Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, inflasi diperkirakan terus berlanjut pada bulan berikutnya kendati relatif rendah. Menurut Sasmito, inflasi hanya akan meningkat sedikit dan masih di bawah 0,5%. ”April saatnya panen raya, harga beras pasti turun dan mungkin hanya BBM yang memberikan sedikit dampak perubahan harga,” katanya.

Tercatat sejak akhir 2014 pemerintah terus mencoba untuk mengendalikan IHK untuk tidak meningkat secara tajam. Namun, butuh upaya yang berkesinambungan untuk mengembalikan persentase inflasi ke angka yang relatif stabil. Sasmito berharap ke depan pemerintah dapat mengusahakan agar para pedagang mengendalikan harga sehingga tidak terlalu bergejolak di pasar.

”Pada dasarnya inflasi bukan hanya berbasiskan komponen seperti BBM, infrastruktur, dan lainnya, namun juga melalui kapasitas pelaku ekonomi di pasar. Mereka tanpa standardisasi menaikkan harga barang tanpa pertimbangan yang baik,” cetusnya.

Terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menilai kebijakan kenaikan harga BBM tidak memengaruhi inflasi terlalu tinggi. Menurut dia, masyarakat justru telah mulai terbiasa dengan perubahan harga BBM setiap bulannya. Dia menambahkan, inflasi Maret sebesar 0,17% pun masih dalam tahap wajar. Maret memang belum masa panen raya sehingga harga masih lumayan tinggi.

”Kemarin kan belum panen raya. Sekarang baru mulai dan harga pasar akan turun. Bulog baru bisa membeli. Kemarin kan baru permulaan,” paparnya. Sofyan pun meyakini inflasi tahunan akan tetap berada pada target, di kisaran 4 plus minus 1%.

Rabia edra
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4623 seconds (0.1#10.140)