Badan Ekonomi Kreatif Tak Setuju Film Impor Dibatasi

Sabtu, 04 April 2015 - 09:53 WIB
Badan Ekonomi Kreatif Tak Setuju Film Impor Dibatasi
Badan Ekonomi Kreatif Tak Setuju Film Impor Dibatasi
A A A
JAKARTA - Industri perfilman Tanah Air tidak perlu takut akan kehadiran film impor di Indonesia. Karena, kehadiran filmfilm tersebut justru bisa memicu peningkatan daya saing dan kualitas film nasional.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Triawan Munaf mengatakan, insan film harus melihat persaingan secara positif, karena pada dasarnya persaingan itu baik. Triawan mencontohkan salah satu BUMN yakni Pertamina. Menurutnya, sebelum kehadiran pompa bensin asing seperti Shell, Total, dan Petronas, kondisi Pertamina sedangsedang saja.

Namun, begitu kompetitor asing tersebut hadir, kualitas Pertamina justru mengalami lonjakan pesat. ”Saya tidak setuju pembatasan (film impor). Kita jangan memproteksi. Tidak perlu ditakuti, karena justru akan membesarkan pasar,” kata Triawan di Jakarta kemarin. Dalam kacamata Triawan, yang menjadi penyebab rendahnya jumlah penonton film nasional memang bukan karena kehadiran film impor.

Pemicunya adalah masih banyak film nasional yang kurang bermutu dan jumlah layar yang masih sangat terbatas. Itulah sebabnya, peningkatan kualitas menjadi sangat penting. Karena jika tidak, maka yang rugi adalah perfilman nasional itu sendiri. ”Mengapa? Karena, penonton akan kapok setelah menonton film Indonesia yang kurang bermutu,” tuturnya.

Terkait peningkatan kualitas, Triawan setuju dengan adanya seleksi film. Menurutnya, seleksi bahkan bisa dilakukan oleh bioskop, karena mereka memang berhak melakukan seleksi. Tetapi, akan lebih fair jika dilakukan oleh panel yang objektif dan kredibel. Yang tak kalah penting adalah dukungan serius dari pemerintah.

Terkait hal itu, Barekraf sedang melakukan berbagai kajian. Termasuk, mengenai permodalan dan kemudahan bagi insan film untuk menghasilkan karya-karya bermutu. Dukungan pemerintah antara lain pemberian modal kepada produser film, keringanan pajak, atau pemberian insentif kepada seseorang yang memiliki usaha lain namun memberi modal kepada film.

”Berbagai hal itulah yang saat ini masih kami kaji,” katanya. Bantuan permodalan itu penting, karena untuk menghasilkan film berkualitas memang diperlukan biaya yang luar biasa. Bahkan untuk melakukan riset dan story development, insan film memerlukan dukungan dana yang tidak kecil.

Sudarsono
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6055 seconds (0.1#10.140)