Laju IHSG Dimungkinkan Perpanjang Koreksi
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini dimungkinkan bergerak variatif cenderung memperpanjang koreksi jika aksi jual berlanjut.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kondisi variatif cenderung melemah masih dimungkinkan jika melihat dari tren yang ada dan melihat masih adanya aksi jual dari pemodal lokal.
"Karena itu, tetap cermati adanya potensi pelemahan lanjutan," kata dia, Senin (6/4/2015).
Dia memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 5.430-5.443 dan resisten 5.468-5.485. Laju IHSG akhir pekan lalu sempat masuk area target resisten 5.487-5.528 dan turun berada di bawah area target support 5.447-5.458.
Sementara jelang libur panjang pekan kemarin, memperingati Paskah, laju IHSG terlihat kurang bersemangat. Pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual, terutama para pemodal lokal.
Tidak banyak indeks sektoral yang menguat selain indeks pertambangan, konsumer, dan perkebunan. Padahal di awal perdagangan, laju IHSG sempat menguat ,sehingga membangkitkan semangat pelaku pasar.
"Namun, tampaknya harapan akan dapat bertahannya IHSG di zona hijau kian pupus seiring pelemahan yang terjadi jelang akhir sesi 1 dan berlanjut hingga akhir sesi 2," ujarnya.
Kondisi ini seiring dengan turunnya consumer confidence Indonesia dan sesuai dengan gambaran sebelumnya. Meski utang gap 5.459-5.484 (30-31 Maret) telah dilunasi, namun ada utang gap lama di level 5.342-5.372 (17-18 Februari) dan utang gap di level 5.397-5.411 (27-28 Maret 2015).
Menurut dia, pelemahan laju bursa saham AS sebelumnya dan maraknya aksi profit taking tampaknya lebih mendominasi dibandingkan sentimen positif dari hijaunya laju bursa saham Asia dan penguatan rupiah.
Bahkan transaksi net buy asing pun juga belum dapat mengimbangi pelemahan yang terjadi. Investor asing kembali melakukan nett buy dari net buy Rp490,26 miliar menjadi net buy Rp269,37 miliar.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kondisi variatif cenderung melemah masih dimungkinkan jika melihat dari tren yang ada dan melihat masih adanya aksi jual dari pemodal lokal.
"Karena itu, tetap cermati adanya potensi pelemahan lanjutan," kata dia, Senin (6/4/2015).
Dia memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 5.430-5.443 dan resisten 5.468-5.485. Laju IHSG akhir pekan lalu sempat masuk area target resisten 5.487-5.528 dan turun berada di bawah area target support 5.447-5.458.
Sementara jelang libur panjang pekan kemarin, memperingati Paskah, laju IHSG terlihat kurang bersemangat. Pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual, terutama para pemodal lokal.
Tidak banyak indeks sektoral yang menguat selain indeks pertambangan, konsumer, dan perkebunan. Padahal di awal perdagangan, laju IHSG sempat menguat ,sehingga membangkitkan semangat pelaku pasar.
"Namun, tampaknya harapan akan dapat bertahannya IHSG di zona hijau kian pupus seiring pelemahan yang terjadi jelang akhir sesi 1 dan berlanjut hingga akhir sesi 2," ujarnya.
Kondisi ini seiring dengan turunnya consumer confidence Indonesia dan sesuai dengan gambaran sebelumnya. Meski utang gap 5.459-5.484 (30-31 Maret) telah dilunasi, namun ada utang gap lama di level 5.342-5.372 (17-18 Februari) dan utang gap di level 5.397-5.411 (27-28 Maret 2015).
Menurut dia, pelemahan laju bursa saham AS sebelumnya dan maraknya aksi profit taking tampaknya lebih mendominasi dibandingkan sentimen positif dari hijaunya laju bursa saham Asia dan penguatan rupiah.
Bahkan transaksi net buy asing pun juga belum dapat mengimbangi pelemahan yang terjadi. Investor asing kembali melakukan nett buy dari net buy Rp490,26 miliar menjadi net buy Rp269,37 miliar.
(rna)