Perum Peruri Ajukan Pinjaman BRI Rp1,12 T

Selasa, 07 April 2015 - 10:41 WIB
Perum Peruri Ajukan...
Perum Peruri Ajukan Pinjaman BRI Rp1,12 T
A A A
JAKARTA - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) pada tahun ini berencana mengajukan pinjaman kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) senilai Rp1,12 triliun.

Direktur Keuangan Perum Peruri Antonius mengatakan dana pinjaman tersebut akan digunakan perseroan sebagai belanja modal (capital expenditure /capex) tahun ini. Untuk diketahui, Perum Peruri hingga akhir 2015 mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1,4 triliun. ”Pendanaan capex sebesar Rp1,4 triliun berasal dari kas internal sekitar 20% dan sisanya 80% kami peroleh dari pinjaman BRI,” kata Antonius kepada sejumlah media di Jakarta kemarin.

Dia mengungkapkan, belanja modal tahun ini memang meningkat 55,6% dibandingkan alokasi capex tahun 2014 di angka Rp900 miliar. Lebih lanjut dia menjelaskan, capex akan digunakan untuk membeli empat mesin pencetak uang kertas, dua mesin pencetak uang logam, dan dua mesin pencetak paspor.

Hingga saat ini perseroan telah memiliki 41 unit mesin produksi uang kertas, 25 unit mesin produksi uang logam, dan 17 mesin produksi dokumen sekuriti nonuang seperti pita cukai, paspor, dan meterai. ”Kami belum berencana menerbitkan obligasi karena debt to equity ratio kami masih besar, yaitu 0,88 banding 1, dan masih tersedia ruang untuk melakukan pinjaman,” paparnya.

Pemilihan BRI, menurut dia, dilakukan setelah beauty contest dari enam perbankan nasional. Sementara sebelumnya Perum Peruri telah melakukan pinjaman bank dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sepanjang tahun ini, Perum Peruri menargetkan pendapatan Rp3 triliun atau naik 29,9% dibandingkan perolehan pendapatan hingga akhir tahun lalu sebesar Rp2,31 triliun.

Target pendapatan didorong dari meningkatnya volume pemesanan uang oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 21%. Sementara pada tahun lalu Perum Peruri malah mencatat penurunan pendapatan sebesar 1,77% menjadi Rp2,31 triliun dari Rp2,35 triliun pada 2013. Antonius menyatakan, hal ini disebabkan turunnya volume produksi akibat kerusakan mesin.

”Pendapatan turun karena volume produksi juga turun, disebabkan adanya kerusakan mesin. Selain itu ada keterlambatan bahan baku dan kualitas bahan baku yang kurang dari Bank Indonesia,” paparnya.

Meskipun pendapatan Perum Peruri turun tipis, perusahaan percetakan uang tersebut mampu menggenjot laba bersih pada tahun lalu sebesar Rp334 miliar, naik 21,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp275,6 miliar.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Peruri Prasetyo mengatakan pada tahun ini perseroan akan terus menggenjot pesanan percetakan dokumen sekuriti dari sejumlah negara. Perseroan tengah menjajaki untuk masuk ke Timor-Leste dan Filipina. ”Kami telah melakukan kunjungan untuk memasarkan pembuatan security documents ke Sri Lanka dan Nepal. Sesuai instruksi Kementerian Luar Negeri, kita akan masuk ke Timur Tengah disana potensinya cukup besar,” akunya.

Perum Peruri melalui anak usahanya, PT Peruri Digital Security (PDS), juga berminat masuk ke bisnis sertifikasi transaksi elektronik seiring akan diberlakukannya sertifikat digital pada akhir 2015. ”Banyak yang kira PDS itu akan menjadi penerbit e-money. Sebenarnya kita itu lebih membidik ke bisnis sertifikasi keandalan atau certificates authority (CA) di mana menjadi sistem fasilitator untuk pembayaran uang elektronik,” ungkap Prasetio.

Dia menjelaskan, Peruri sudah melakukan pendekatan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan BI untuk memuluskan niatnya tersebut agar transaksi uang elektronik tidak menjadi eksklusif di penerbit.

”Sekarang ini sertifikasinya close loop di mana masing-masing melakukannya. Bahkan terkadang harus ke luar negeri dulu untuk sertifikasi. Kalau ada independensi seperti PDS tentu bisa ada interkoneksi dan penetrasi transaksi elektronik menjadi lebih besar. Kami butuh bicara ke Kemenkominfo dan BI karena domain regulasi ada di dua instansi itu,” katanya.

Heru febrianto
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0689 seconds (0.1#10.140)