Perusahaan China Bangun Kota Baru di Afrika Selatan

Selasa, 07 April 2015 - 10:41 WIB
Perusahaan China Bangun...
Perusahaan China Bangun Kota Baru di Afrika Selatan
A A A
JOHANNESBURG - Di pinggiran pusat ekonomi Afrika Selatan, Johannesburg, kota baru sedang dibangun.

Proyek yang digarap Shanghai Zendai itu merupakan salah satu kesepakatan real estat terbesar yang dibuat perusahaan asal China di Afrika Selatan. Sejumlah perusahaan China telah membangun jalan dan infrastruktur di penjuru Afrika selama beberapa tahun terakhir.

Meski demikian, proyek baru di Afrika Selatan ini dibangun pada skala yang belum pernah terlihat sebelumnya di benua tersebut. Investor China Shanghai Zendai memimpin pengembangan lahan 1.600 hektare yang disebut proyek Modderfontein New City. Proyek itu bernilai sekitar USD7 miliar dan saat selesai akan menjadi kota mini dengan lebih dari 100.000 penduduk.

Menurut pendiri perusahaan, tujuan proyek itu mengubah kota metropolitan mini menjadi New York Afrika. Di sana juga sudah ada proyek serupa. Tidak jauh dari Modderfontein ada daerah pinggiran Sandton yang berada di kawasan ”mil persegi terkaya” di Afrika. Para investor berharap proyek-proyek semacam itu akan menjadi pusat baru bagi perusahaan-perusahaan China yang hendak berinvestasi di Afrika Selatan.

”Proyek Modderfontein terletak di pinggiran Johannesburg. Mereka berencana menghubungkannya dengan Gautrain sehingga ada koneksi langsung antara bandara dan Sandton City. Idenya untuk menciptakan kota dalam atau sedikit di luar kota,” tutur Romain Dittgen, peneliti senior di South African Institute of International Affairs.

China menjadi mitra dagang terbesar Afrika Selatan sejak 2009. Kendati demikian, menurut firma hukum Inggris, Linklaters, Jepang sebenarnya berinvestasi lebih besar di Afrika pada tahun lalu. Pada 2014 saja para investor Jepang mengucurkan USD3,5 miliar untuk mendanai proyek infrastruktur, hampir tiga kali lipat dari yang dikucurkan China.

Perbedaannya, Jepang hanya fokus di Nigeria, adapun China lebih banyak berinvestasi di Afrika Selatan. ”Afrika Selatan selalu menjadi pusat kekuatan ekonomi Afrika. Nigeria lamban tapi pasti menggeser status itu. Namun saya pikir Afrika Selatan karena infrastrukturnya, memiliki sistem perbankan dan hukum yang bagus, dan basis ekonomi yang besar dianggap sebagai tempat menarik untuk masuk ke Afrika,” ungkap Ernie Lai King, Kepala Tax and Asia Practice Group, Hogan Lovells.

Harapan untuk proyekproyek semacam Modderfontein New City ialah proyek itu suatu hari nanti akan menjadi pintu gerbang untuk investasi dan perdagangan lebih besar antara China dan Afrika Selatan. Sementara itu, China mendorong berdirinya Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB).

Taiwan dan Norwegia menjadi negara terbaru yang akan bergabung bank tersebut. Adapun Jepang tetap ragu untuk menjadi anggotanya. Itu artinya Jepang melewatkan batas waktu pengajuan sebagai anggota pendiri AIIB pada 31 Maret.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0780 seconds (0.1#10.140)