Harga Minyak Global Melambung
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada hari ini naik setelah Administrasi Informasi Energi (EIA) memperkirakan produksi minyak AS tercatat alami penurunan bulanan pertama dalam lebih dari empat tahun.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (14/4/2015), harga minyak brent bulan depan naik 34 sen menjadi USD58,27 per barel, sementara minyak mentah AS naik 31 sen menjadi USD52,22. EIA memperkirakan produksi shale AS turun 45.000 barel menjadi 4,98 juta barel per hari pada Mei.
Itu akan menggarisbawahi bagaimana produksi minyak mentah mencapai record dibantu dari shale setelah pasar global melihat memangkas harga sebesar 60% sejak Juni akibat kelebihan pasokan dan permintaan yang banyak. Sementara, ketidakstabilan politik di Timur Tengah juga membantu mendorong harga lebih tinggi, analis mengatakan, bahwa produksi global yang tinggi dan saham mencapai keuntungan.
"Risiko geopolitik di pasar minyak tetap tinggi. Dari perspektif mendasar, pasokan dari Timur Tengah diperkirakan akan tetap tinggi, dengan produksi di Arab Saudi dan Irak meningkat," kata JP Morgan dalam sebuah catatan.
"Stok minyak mentah menurun sampai 2015, karena produksi AS diperkirakan akan menjadi rendah pada kuartal dua 2015. Jika produksi tidak berubah pada sisa tahun 2015, stok minyak mentah AS kemungkinan akan meningkat menjadi di atas 540 juta barel selama masa pemeliharaan kilang," ujar dia.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (14/4/2015), harga minyak brent bulan depan naik 34 sen menjadi USD58,27 per barel, sementara minyak mentah AS naik 31 sen menjadi USD52,22. EIA memperkirakan produksi shale AS turun 45.000 barel menjadi 4,98 juta barel per hari pada Mei.
Itu akan menggarisbawahi bagaimana produksi minyak mentah mencapai record dibantu dari shale setelah pasar global melihat memangkas harga sebesar 60% sejak Juni akibat kelebihan pasokan dan permintaan yang banyak. Sementara, ketidakstabilan politik di Timur Tengah juga membantu mendorong harga lebih tinggi, analis mengatakan, bahwa produksi global yang tinggi dan saham mencapai keuntungan.
"Risiko geopolitik di pasar minyak tetap tinggi. Dari perspektif mendasar, pasokan dari Timur Tengah diperkirakan akan tetap tinggi, dengan produksi di Arab Saudi dan Irak meningkat," kata JP Morgan dalam sebuah catatan.
"Stok minyak mentah menurun sampai 2015, karena produksi AS diperkirakan akan menjadi rendah pada kuartal dua 2015. Jika produksi tidak berubah pada sisa tahun 2015, stok minyak mentah AS kemungkinan akan meningkat menjadi di atas 540 juta barel selama masa pemeliharaan kilang," ujar dia.
(izz)