Kenaikan Harga BBM Bulan Depan Dikaji
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah sedang mengkaji kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk bulan depan. Pertimbangannya harga minyak dunia yang terus merangkak naik.
Kajian itu didasarkan atas proyeksi kenaikan harga minyak mentah dunia tahun ini berada di level USD65-70 per barel melebihi kondisi pergerakan harga rata-rata Indonesia crude price (ICP) sepanjang Maret 2015 USD53,55 per barel.
”Kita lihat perkembangannya akan dicari formula supaya tidak merepotkan masyarakat,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said seusai penandatanganan Komitmen Pengendalian Gratifikasi dan Launching Whistle Blowing System Online bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta kemarin.
Menurut Sudirman, perlu koordinasi antarlembaga seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koordinator Perekonomian sebelum menaikkan harga BBM. ”Masih terus dikaji. Tentu juga harus koordinasi dengan menteri keuangan, menteri perdagangan dan menteri perekonomian,” katanya.
Sudirman mengakui, harga minyak mentah terendah terjadi pada awal Januari 2015. Harga rendah tersebut membuat pemerintah melakukan penyesuaian dengan menurunkan harga BBM. Prediksi ratarata harga itu, kata Sudirman, berpotensi mengubah arah kebijakan harga BBM nasional.
Dalam waktu dekat tak menutup kemungkinan pemerintah melakukan penyesuaian harga dengan menaikkan harga BBM. Namun Sudirman memastikan, penyesuaian harga yang akan dilakukan tetap memperhatikan berbagai aspek kepentingan. Salah satunya adalah daya beli masyarakat.
”Saya jelaskan kepada masyarakat, pemerintah punya kebijakan yang memperhatikan berbagai aspek. Tapi, tidak hanya kepentingan daya beli masyarakat. Kami kedepankan pendidikan kepada masyarakat bahwa harus realistis (harga minyak dunia naik),” kata Sudirman. Pemerintah memastikan, evaluasi harga BBM tidak melepas sepenuhnya komponen pembentuk harga sesuai keekonomian.
Pemerintah pun tetap melakukan intervensi sesuai batas-batas untuk mencapai keseimbangan. ”Kami enggak mematok harga pasar. Kami intervensi. Ini keseimbangan yang memang membutuhkan dukungan semua pihak,” ungkapnya. Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dam Gas Bumi Kementeriam ESDM Wiratmadja Pudja mengatakan, kenaikan BBM bulan depan masih terus dievaluasi. Dalam waktu dekat hasil evaluasi kenaikan harga BBM akan segera diumumkan.
”Saat ini sedang dievaluasi, nanti kita sampaikan hasil evaluasi, kalau sudah dievaluasi dalam waktu dekat akan segera diumumkan,” kata dia. Pengamat ekonomi politik dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengingatkan pemerintah untuk satu suara dalam menjelaskan kebijakan kenaikan harga BBM.
”Kita berharap para menteri ini suaranya sama. Jangan satu menteri dan menteri lain ngomongnya lain. Saya baca dari media, Pak Sofyan Djalil ngomong beda, Menteri Keuangan ngomong beda, menteri lain ngomong beda,” ungkapnya.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) itu pun merasa perlu ada leadership yang kuat dari pemerintah (eksekutif) agar penyampaian pesan kepada masyarakat seragam. ”Ada Wapres ngomong beda, Presiden ngomong beda, jadi agak repot,” katanya.
Kajian itu didasarkan atas proyeksi kenaikan harga minyak mentah dunia tahun ini berada di level USD65-70 per barel melebihi kondisi pergerakan harga rata-rata Indonesia crude price (ICP) sepanjang Maret 2015 USD53,55 per barel.
”Kita lihat perkembangannya akan dicari formula supaya tidak merepotkan masyarakat,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said seusai penandatanganan Komitmen Pengendalian Gratifikasi dan Launching Whistle Blowing System Online bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta kemarin.
Menurut Sudirman, perlu koordinasi antarlembaga seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koordinator Perekonomian sebelum menaikkan harga BBM. ”Masih terus dikaji. Tentu juga harus koordinasi dengan menteri keuangan, menteri perdagangan dan menteri perekonomian,” katanya.
Sudirman mengakui, harga minyak mentah terendah terjadi pada awal Januari 2015. Harga rendah tersebut membuat pemerintah melakukan penyesuaian dengan menurunkan harga BBM. Prediksi ratarata harga itu, kata Sudirman, berpotensi mengubah arah kebijakan harga BBM nasional.
Dalam waktu dekat tak menutup kemungkinan pemerintah melakukan penyesuaian harga dengan menaikkan harga BBM. Namun Sudirman memastikan, penyesuaian harga yang akan dilakukan tetap memperhatikan berbagai aspek kepentingan. Salah satunya adalah daya beli masyarakat.
”Saya jelaskan kepada masyarakat, pemerintah punya kebijakan yang memperhatikan berbagai aspek. Tapi, tidak hanya kepentingan daya beli masyarakat. Kami kedepankan pendidikan kepada masyarakat bahwa harus realistis (harga minyak dunia naik),” kata Sudirman. Pemerintah memastikan, evaluasi harga BBM tidak melepas sepenuhnya komponen pembentuk harga sesuai keekonomian.
Pemerintah pun tetap melakukan intervensi sesuai batas-batas untuk mencapai keseimbangan. ”Kami enggak mematok harga pasar. Kami intervensi. Ini keseimbangan yang memang membutuhkan dukungan semua pihak,” ungkapnya. Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dam Gas Bumi Kementeriam ESDM Wiratmadja Pudja mengatakan, kenaikan BBM bulan depan masih terus dievaluasi. Dalam waktu dekat hasil evaluasi kenaikan harga BBM akan segera diumumkan.
”Saat ini sedang dievaluasi, nanti kita sampaikan hasil evaluasi, kalau sudah dievaluasi dalam waktu dekat akan segera diumumkan,” kata dia. Pengamat ekonomi politik dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengingatkan pemerintah untuk satu suara dalam menjelaskan kebijakan kenaikan harga BBM.
”Kita berharap para menteri ini suaranya sama. Jangan satu menteri dan menteri lain ngomongnya lain. Saya baca dari media, Pak Sofyan Djalil ngomong beda, Menteri Keuangan ngomong beda, menteri lain ngomong beda,” ungkapnya.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) itu pun merasa perlu ada leadership yang kuat dari pemerintah (eksekutif) agar penyampaian pesan kepada masyarakat seragam. ”Ada Wapres ngomong beda, Presiden ngomong beda, jadi agak repot,” katanya.
(bbg)