Trikomsel Gandeng SCM Targetkan 6.000 Peritel
A
A
A
JAKARTA - PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) gandeng perusahaan distributor SCM Grup (SCM) untuk memperluas pangsa pasar. Perseroan menargetkan 6.000 peritel seluler dari kerja sama ini.
”Sinergi ini akan memperbesar pangsa pasar Trikomsel melalui 6.000 peritel telepon seluler, Trikomsel dapat merambah penjualan di kota tier dua dan tier tiga,” ungkap Presiden Direktur Trikomsel Sugiono Wiyono dalam keterangan tertulisnya kemarin. Sugiono menjelaskan, kerja sama tersebut bertujuan untuk menggabungkan kekuatan antara Trikomsel dengan SCM yang memiliki jaringan sebanyak lebih dari 2.000 peritel di 18 provinsi.
”Dengan aliansi ini, maka Trikomsel akan bisa lebih mengembangkan kemampuan ritel baik melalui toko-toko sendiri yakni OkeShop dan Global Teleshop maupun lewat toko-toko online,” imbuhnya. Menurut dia, sinergi ini merupakan langkah awal atas kerja sama lainnya di bidang media, dan memberikan kontribusi yang positif bagi keduanya dan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pelayanan bagi pelanggan di seluruh Indonesia.
”Kami menyambut baik kerja sama ini dan dengan keahlian dan kelebihan yang dimiliki kedua belah pihak,” ujarnya. Sementara, Founder dan CEO SCM Kawiro Susilo menambahkan, sinergi ini akan membawa kekuatan baru di pasar mobile phone , baik di pasar tradisional maupun di pasar modern retail, sehingga akan dapat memberikan keuntungan baik bagi konsumen maupun principal.
Sebelumnya TRIO pernah melakukan aksi korporasi yakni bekerja sama dengan perusahaan situs belanja online, Singapore Post, untuk membentuk perusahaan patungan. Kepemilikan saham perusahaan patungan tersebut 67% dimiliki oleh PT Trikomsel, sedangkan 33% dimiliki oleh perusahaan Singapore Post.
Di sisi lain, pada kuartal IV/2014 TRIO meraih pendapatan sebesar Rp10,77 triliun, naik 3,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,36 triliun. Laba usaha naik 5,88% menjadi Rp1,08 triliun dari laba usaha tahun sebelumnya Rp1,02 triliun.
Beban pokok naik 12,4% menjadi Rp9,21 triliun dari tahun sebelumnya Rp8,91 tri-liun dan laba kotor naik jadi Rp1,57 triliun dari laba kotor tahun sebelumnya Rp1,46 triliun. Sementara, beban keuangan naik menjadi Rp649,23 miliar dari beban keuangan tahun sebelumnya Rp353,76 miliar, dan laba sebelum pajak turun jadi Rp436,44 miliar dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya Rp673,21 miliar.
Arsy ani s
”Sinergi ini akan memperbesar pangsa pasar Trikomsel melalui 6.000 peritel telepon seluler, Trikomsel dapat merambah penjualan di kota tier dua dan tier tiga,” ungkap Presiden Direktur Trikomsel Sugiono Wiyono dalam keterangan tertulisnya kemarin. Sugiono menjelaskan, kerja sama tersebut bertujuan untuk menggabungkan kekuatan antara Trikomsel dengan SCM yang memiliki jaringan sebanyak lebih dari 2.000 peritel di 18 provinsi.
”Dengan aliansi ini, maka Trikomsel akan bisa lebih mengembangkan kemampuan ritel baik melalui toko-toko sendiri yakni OkeShop dan Global Teleshop maupun lewat toko-toko online,” imbuhnya. Menurut dia, sinergi ini merupakan langkah awal atas kerja sama lainnya di bidang media, dan memberikan kontribusi yang positif bagi keduanya dan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pelayanan bagi pelanggan di seluruh Indonesia.
”Kami menyambut baik kerja sama ini dan dengan keahlian dan kelebihan yang dimiliki kedua belah pihak,” ujarnya. Sementara, Founder dan CEO SCM Kawiro Susilo menambahkan, sinergi ini akan membawa kekuatan baru di pasar mobile phone , baik di pasar tradisional maupun di pasar modern retail, sehingga akan dapat memberikan keuntungan baik bagi konsumen maupun principal.
Sebelumnya TRIO pernah melakukan aksi korporasi yakni bekerja sama dengan perusahaan situs belanja online, Singapore Post, untuk membentuk perusahaan patungan. Kepemilikan saham perusahaan patungan tersebut 67% dimiliki oleh PT Trikomsel, sedangkan 33% dimiliki oleh perusahaan Singapore Post.
Di sisi lain, pada kuartal IV/2014 TRIO meraih pendapatan sebesar Rp10,77 triliun, naik 3,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,36 triliun. Laba usaha naik 5,88% menjadi Rp1,08 triliun dari laba usaha tahun sebelumnya Rp1,02 triliun.
Beban pokok naik 12,4% menjadi Rp9,21 triliun dari tahun sebelumnya Rp8,91 tri-liun dan laba kotor naik jadi Rp1,57 triliun dari laba kotor tahun sebelumnya Rp1,46 triliun. Sementara, beban keuangan naik menjadi Rp649,23 miliar dari beban keuangan tahun sebelumnya Rp353,76 miliar, dan laba sebelum pajak turun jadi Rp436,44 miliar dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya Rp673,21 miliar.
Arsy ani s
(bbg)