Harga Minyak Diperkirakan Tetap Rendah

Rabu, 15 April 2015 - 09:49 WIB
Harga Minyak Diperkirakan...
Harga Minyak Diperkirakan Tetap Rendah
A A A
KARAKAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro memperkirakan, tidak ada pemulihan harga minyak tahun ini. Dia menekankan, pendapatan negara yang turun harus dikelola dengan benar.

Maduro menjelaskan, program sosial pemerintah akan terus dilanjutkan meskipun harga minyak turun hingga USD20 per barel. Dia pun meminta Menteri Keuangan Venezuela Rodolfo Marco untuk dengan cermat mengelola pendapatan negara. ”Tahun ini diproyeksikan tidak ada pemulihan harga minyak.

Kami telah melakukan segalanya tapi strategi yang tidak tepat oleh para penasihat Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengakibatkan shale oil membanjiri pasar minyak dunia,” kata Maduro, dikutip kantor berita AFP. Komentarnya muncul beberapa hari setelah pemerintah mengesahkan kebijakan untuk memperketat suplai mata uang untuk perjalanan ke luar negeri.

Langkah ini berpotensi memperbaiki kapasitas pemerintah untuk membayar utang. Para analis menilai, kebijakan Venezuela mengontrol ketat mata uang sebagai penyebab banyak masalah ekonomi dan resesi berkepanjangan. Maduro menjelaskan, Menteri Luar Negeri Bolivia berada di Venezuela untuk membantu pemerintahannya mengatasi masalah ekonomi.

Maduro menyoroti sejumlah website yang menjadi pasar gelap dolar dan para pengusaha yang memiliki akses pada mata uang yang menguntungkan untuk mengimpor produk yang sekarang langka. Kubu oposisi menganggap, kebijakan pemerintahan Maduro hanya mengalihkan publik dari masalah kesalahan manajemen ekonomi. Oposisi memperingatkan, kebijakan semacam itu hanya akan memperburuk krisis.

Saat ini warga Venezuela harus antre berjam-jam untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti tepung gandum, susu, deterjen, popok bayi, dan minyak sayur. Daging juga sudah mulai sulit diperoleh di pasar. Maduro kembali ke Venezuela pekan ini setelah Konferensi Tingkat Tinggi Amerika di Panama. Dalam konferensi itu dia menyatakan, Venezuela mengantongi kemenangan bersejarah dalam menolak sanksi terbaru AS terhadap tujuh pejabat.

Dia juga mengunjungi Fidel Castro di Kuba dalam perjalanan pulang dari pertemuan itu. ”Kami berbicara selama empat jam, hampir dini hari,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa mereka telah membaca laporan berita tentang konferensi itu, di mana Obama bertemu Presiden Kuba Raul Castro dalam perundingan tingkat tinggi pertama antara kedua negara dalam hampir 60 tahun.

Pertemuan itu terjadi saat muncul ketegangan antara Washington dan Karakas. Sementara kemarin, harga minyak mentah di Asia terus naik, bersamaan proyeksi turunnya produksi shale oil AS dan harapan Pemerintah China meluncurkan paket stimulus untuk mendorong perekonomian.

Penurunan produksi shale oil AS diperkirakan membantu mengurangi suplai yang mengakibatkan harga minyak dunia terus turun sejak Juni tahun lalu. Paket stimulus juga dapat mendorong permintaan di China yang merupakan pengguna energi terbesar di dunia. Harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Mei menguat USD45 sen menjadi USD52,36.

Adapun, minyak Brent untuk pengiriman Mei naik USD51 sen menjadi USD58,44 pada perdagangan kemarin siang. Badan Informasi Energi AS (EIA) kemarin menyatakan, output shale oil dapat berkurang pada Mei. Menurut Bloomberg News , ini pertama kalinya EIA memproyeksikan penurunan output sejak mulai merilis laporan produktivitas pengeboran bulanan pada 2013.

David Lennox, analis untuk Fat Prophets di Sydney mengungkapkan, proyeksi itu positif bagi pasar sehingga dapat mengisyaratkan dimulainya penurunan produksi shale oil AS. ”Meski demikian, pasar masih tertarik dengan laporan cadangan pekanan Departemen Energi AS yang dirilis hari ini sebagai indikator lebih baik apakah kelebihan suplai mulai berkurang,” ujarnya.

Cadangan minyak mentah AS saat ini berada pada level rekor tertinggi. Lennox memperkirakan, cadangan itu akan terus meningkat. Cadangan minyak mentah diamati sebagai barometer permintaan di AS yang menjadi negara pengonsumsi minyak terbesar di dunia.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0269 seconds (0.1#10.140)