Nokia Segera Akuisisi Alcatel-Lucent
A
A
A
HELSINKI - Nokia sedang membahas akuisisi produsen peralatan telekomunikasi Alcatel-Lucent. ”Nokia dan Alcatel-Lucent mengonfirmasi bahwa mereka dalam diskusi untuk merger penuh, yang akan mengambil bentuk tawaran pertukaran publik oleh Nokia untuk Alcatel- Lucent.
Belum ada kepastian pada tahap ini apakah diskusi ini akan menghasilkan kesepakatan atau transaksi,” papar pernyataan bersama kedua pihak, dikutip kantor berita AFP. Pengumuman ini muncul sehari setelah laporan Nokia sedang dalam perundingan untuk mengakuisisi infrastruktur wireless Alcatel-Lucent. Berbagai rumor muncul sejak Desember tentang kemungkinan kesepakatan antara dua perusahaan.
Harian Prancis, Les Echos, melaporkan pekan ini bahwa para eksekutif perusahaan telah melakukan negosiasi sejak Januari. Akuisisi ini akan memberikan dorongan besar pada pangsa pasar Nokia. Unit infrastruktur wireless Alcatel-Lucent saja mencakup 36% total penjualan bagi perusahaan Paris tersebut pada 2014 dengan membukukan pendapatan USD5 miliar, menurut Bloomberg.
Kesepakatan ini akan membantu Nokia memperkuat bisnis infrastruktur mobile menghadapi pesaing asal Swedia, Ericsson, dan perusahaan China, Huawei. Hal tersebut lantaran, Nokia akan diuntungkan pada posisi Alcatel sebagai suplier utama 4G dan jaringan mobile LTE serta layanan terkait itu. Nokia juga akan memperluas kehadirannya di pasar utama Amerika Serikat, di mana Alcatel-Lucent menjadi suplier utama untuk para operator AT&T dan Verizon.
Merger ini diharapkan dapat membantu memangkas biaya. Walau demikian, merger dalam industri ini relatif rumit, terutama terkait memangkas biaya di bisnis intensif riset dan pengembangan di mana perusahaan tidak dapat dengan mudah menarik produk yang sangat dibutuhkan para operator telekomunikasi global.
Analis dan investor juga melihat kemungkinan penolakan dari Pemerintah Prancis yang menganggap industri komunikasi sangat strategis dan sensitif dengan pemangkasan pegawai yang sering terjadi dalam kesepakatan untuk penghematan. Kementerian Ekonomi Prancis belum memberikan komentar mengenai rencana akuisisi tersebut. Meski demikian, pasar Finlandia tidak menyambut berita terbaru ini.
Di Helsinki, saham Nokia turun hingga 6,32% sejam setelah pengumuman tersebut. Adapun, di bursa saham Paris, saham Alcatel- Lucent naik hingga 12,14%. Perusahaan Finlandia ini merupakan produsen telepon mobile terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade hingga dikalahkanolehperusahaanKorea Selatan, Samsung, pada 2012. Pada 2014 Nokia menjual divisi tablet dan telepon mobile pada raksasa software Amerika Serikat, Microsoft.
Sejak saat itu Nokia memiliki dana 5,4 miliar euro dari penjualan tersebut. Nokia mempekerjakan sekitar 55.000 orang di penjuru dunia, adapun Alcatel-Lucent memiliki 53.000 pegawai. Fund Manager Clairinvest Ion-Marc Valahu skeptis dengan rencana akuisisi tersebut.
”Mereka harus melakukan pemangkasan biaya, tapi hanya karena Anda menggabungkan satu pemain lemah dengan pemain lemah lain, bukan berarti Anda akan menghasilkan satu pemain yang lebih kuat,” ujarnya.
Syarifudin
Belum ada kepastian pada tahap ini apakah diskusi ini akan menghasilkan kesepakatan atau transaksi,” papar pernyataan bersama kedua pihak, dikutip kantor berita AFP. Pengumuman ini muncul sehari setelah laporan Nokia sedang dalam perundingan untuk mengakuisisi infrastruktur wireless Alcatel-Lucent. Berbagai rumor muncul sejak Desember tentang kemungkinan kesepakatan antara dua perusahaan.
Harian Prancis, Les Echos, melaporkan pekan ini bahwa para eksekutif perusahaan telah melakukan negosiasi sejak Januari. Akuisisi ini akan memberikan dorongan besar pada pangsa pasar Nokia. Unit infrastruktur wireless Alcatel-Lucent saja mencakup 36% total penjualan bagi perusahaan Paris tersebut pada 2014 dengan membukukan pendapatan USD5 miliar, menurut Bloomberg.
Kesepakatan ini akan membantu Nokia memperkuat bisnis infrastruktur mobile menghadapi pesaing asal Swedia, Ericsson, dan perusahaan China, Huawei. Hal tersebut lantaran, Nokia akan diuntungkan pada posisi Alcatel sebagai suplier utama 4G dan jaringan mobile LTE serta layanan terkait itu. Nokia juga akan memperluas kehadirannya di pasar utama Amerika Serikat, di mana Alcatel-Lucent menjadi suplier utama untuk para operator AT&T dan Verizon.
Merger ini diharapkan dapat membantu memangkas biaya. Walau demikian, merger dalam industri ini relatif rumit, terutama terkait memangkas biaya di bisnis intensif riset dan pengembangan di mana perusahaan tidak dapat dengan mudah menarik produk yang sangat dibutuhkan para operator telekomunikasi global.
Analis dan investor juga melihat kemungkinan penolakan dari Pemerintah Prancis yang menganggap industri komunikasi sangat strategis dan sensitif dengan pemangkasan pegawai yang sering terjadi dalam kesepakatan untuk penghematan. Kementerian Ekonomi Prancis belum memberikan komentar mengenai rencana akuisisi tersebut. Meski demikian, pasar Finlandia tidak menyambut berita terbaru ini.
Di Helsinki, saham Nokia turun hingga 6,32% sejam setelah pengumuman tersebut. Adapun, di bursa saham Paris, saham Alcatel- Lucent naik hingga 12,14%. Perusahaan Finlandia ini merupakan produsen telepon mobile terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade hingga dikalahkanolehperusahaanKorea Selatan, Samsung, pada 2012. Pada 2014 Nokia menjual divisi tablet dan telepon mobile pada raksasa software Amerika Serikat, Microsoft.
Sejak saat itu Nokia memiliki dana 5,4 miliar euro dari penjualan tersebut. Nokia mempekerjakan sekitar 55.000 orang di penjuru dunia, adapun Alcatel-Lucent memiliki 53.000 pegawai. Fund Manager Clairinvest Ion-Marc Valahu skeptis dengan rencana akuisisi tersebut.
”Mereka harus melakukan pemangkasan biaya, tapi hanya karena Anda menggabungkan satu pemain lemah dengan pemain lemah lain, bukan berarti Anda akan menghasilkan satu pemain yang lebih kuat,” ujarnya.
Syarifudin
(bbg)