Nokia Akuisisi Alcatel-Lucent Senilai Rp214 Triliun
A
A
A
PARIS - Nokia menawarkan 15,6 miliar euro (sekitar Rp214 triliun) untuk mengakuisisi pesaingnya, Alcatel-Lucent, demi menciptakan suplier terbesar dunia untuk peralatan jaringan telepon mobile.
Raksasa telekomunikasi Finlandia ini sepakat memberikan pemegang saham Alcatel-Lucent sebesar 0,55 saham perusahaan baru hasil merger untuk setiap satu saham yang mereka miliki. ”Grup baru akan memiliki posisi unik untuk menciptakan landasan konektivitas tanpa batas bagi orangdanlainnya dimanapunmereka berada,” papar pernyataan Nokia, dikutipkantorberita AFP.
Perusahaan hasil merger ini akan tetap bernama Nokia, berbasis di Finlandia, dan dikelola oleh tim manajemen Nokia saat ini. ”Grup menargetkan penghematan biaya hingga USD960 juta pada akhir 2019 tanpa melakukan pemangkasan pegawai setelah restrukturisasi,” ungkap pernyataan kedua perusahaan. Mereka menyatakan, merger akan menghemat tambahan biaya keuangan 200 juta euro.
Pemimpin Alcatel-Lucent Michel Combes menjelaskan, grup baru itu berkomitmen meningkatkan aktivitas riset dan pengembangan (R&D) di Prancis hingga 25%, dengan mempekerjakan 500 peneliti tambahan, menjadikan total tenaga kerja R&D di negara itu sebanyak 2.500 orang. ”Kemampuan inovasi dan riset grup baru dalam skala global akan diawali di Prancis,” kata Combes.
Pemerintah Prancis menjelaskan, pihaknya mengkhawatirkan pengurangan tenaga kerja di Prancis jika merger itu dilakukan. Berbagai rumor muncul sejak Desember tentang kemungkinan kesepakatan antara dua perusahaan. Harian Prancis, Les Echos , melaporkan para eksekutif kedua perusahaan telah bernegosiasi sejak Januari. Akuisisi ini akan memberikan dorongan besar pada pangsa pasar Nokia.
Unit infrastruktur wireless Alcatel-Lucent saja mencakup 36% total penjualan bagi perusahaan Paris tersebut pada 2014 dengan membukukan pendapatan USD5 miliar, menurut Bloomberg. Kesepakatan ini akan membantu Nokia memperkuat bisnis infrastruktur mobile menghadapi pesaing asal Swedia, Ericsson, dan perusahaan China, Huawei.
Hal tersebut lantaran, Nokia akan diuntungkan pada posisi Alcatel sebagai suplier utama 4G dan jaringan mobile LTE serta layanan terkait itu. Nokia juga akan memperluas kehadirannya di pasar utama Amerika Serikat di mana Alcatel- Lucent menjadi pemasok utama untuk para operator AT&T dan Verizon.
Analis dan investor juga melihat kemungkinan penolakan dari pemerintah Prancis yang menganggap industri komunikasi sangat strategis dan sensitif dengan pemangkasan pegawai yang sering terjadi dalam kesepakatan untuk penghematan. Kementerian Ekonomi Prancis belum memberikan komentar mengenai rencana akuisisi tersebut.
Nokia merupakan produsen telepon mobile terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade hingga dikalahkan oleh perusahaan Korea Selatan, Samsung, pada 2012. Pada 2014 Nokia menjual divisi tablet dan telepon mobile pada raksasa software Amerika Serikat, Microsoft. Sejak saat itu Nokia memiliki dana 5,4 miliar euro dari penjualan tersebut.
Syarifudin
Raksasa telekomunikasi Finlandia ini sepakat memberikan pemegang saham Alcatel-Lucent sebesar 0,55 saham perusahaan baru hasil merger untuk setiap satu saham yang mereka miliki. ”Grup baru akan memiliki posisi unik untuk menciptakan landasan konektivitas tanpa batas bagi orangdanlainnya dimanapunmereka berada,” papar pernyataan Nokia, dikutipkantorberita AFP.
Perusahaan hasil merger ini akan tetap bernama Nokia, berbasis di Finlandia, dan dikelola oleh tim manajemen Nokia saat ini. ”Grup menargetkan penghematan biaya hingga USD960 juta pada akhir 2019 tanpa melakukan pemangkasan pegawai setelah restrukturisasi,” ungkap pernyataan kedua perusahaan. Mereka menyatakan, merger akan menghemat tambahan biaya keuangan 200 juta euro.
Pemimpin Alcatel-Lucent Michel Combes menjelaskan, grup baru itu berkomitmen meningkatkan aktivitas riset dan pengembangan (R&D) di Prancis hingga 25%, dengan mempekerjakan 500 peneliti tambahan, menjadikan total tenaga kerja R&D di negara itu sebanyak 2.500 orang. ”Kemampuan inovasi dan riset grup baru dalam skala global akan diawali di Prancis,” kata Combes.
Pemerintah Prancis menjelaskan, pihaknya mengkhawatirkan pengurangan tenaga kerja di Prancis jika merger itu dilakukan. Berbagai rumor muncul sejak Desember tentang kemungkinan kesepakatan antara dua perusahaan. Harian Prancis, Les Echos , melaporkan para eksekutif kedua perusahaan telah bernegosiasi sejak Januari. Akuisisi ini akan memberikan dorongan besar pada pangsa pasar Nokia.
Unit infrastruktur wireless Alcatel-Lucent saja mencakup 36% total penjualan bagi perusahaan Paris tersebut pada 2014 dengan membukukan pendapatan USD5 miliar, menurut Bloomberg. Kesepakatan ini akan membantu Nokia memperkuat bisnis infrastruktur mobile menghadapi pesaing asal Swedia, Ericsson, dan perusahaan China, Huawei.
Hal tersebut lantaran, Nokia akan diuntungkan pada posisi Alcatel sebagai suplier utama 4G dan jaringan mobile LTE serta layanan terkait itu. Nokia juga akan memperluas kehadirannya di pasar utama Amerika Serikat di mana Alcatel- Lucent menjadi pemasok utama untuk para operator AT&T dan Verizon.
Analis dan investor juga melihat kemungkinan penolakan dari pemerintah Prancis yang menganggap industri komunikasi sangat strategis dan sensitif dengan pemangkasan pegawai yang sering terjadi dalam kesepakatan untuk penghematan. Kementerian Ekonomi Prancis belum memberikan komentar mengenai rencana akuisisi tersebut.
Nokia merupakan produsen telepon mobile terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade hingga dikalahkan oleh perusahaan Korea Selatan, Samsung, pada 2012. Pada 2014 Nokia menjual divisi tablet dan telepon mobile pada raksasa software Amerika Serikat, Microsoft. Sejak saat itu Nokia memiliki dana 5,4 miliar euro dari penjualan tersebut.
Syarifudin
(bbg)