KAA Diharapkan Jadi Blok Baru Kekuatan Ekonomi Dunia

Senin, 20 April 2015 - 17:01 WIB
KAA Diharapkan Jadi...
KAA Diharapkan Jadi Blok Baru Kekuatan Ekonomi Dunia
A A A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) berharap agar Indonesia dapat memelopori dan mendorong Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi blok baru kekuatan ekonomi dunia.

“Menurut kami, KAA ini harus menjadi blok baru kekuatan ekonomi global selain hegemoni ekonomi dari barat saat ini. Kami yakin Pak Jokowi mampu menjadi pionir,” kata Ketua Umum BPH Hipmi Bahlil Lahadalia dalam rilisnya, Senin (20/4/2015).

Dia mengatakan, KAA akan menjadi relevan bila diarahkan untuk mempertajam isu-isu perekonomian global yang semakin tidak adil dan hanya menguntungkan blok tertentu.

Karena itu, Bahlil meminta agar Indonesia mendorong KAA menjadi penyeimbang forum-forum dan lembaga-lembaga keuangan global yang telah disetir oleh negara-negara barat melalui lembaga-lembaga transnasional, seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Bank Dunia (Word Bank), Dana Moneter Internasional (IMF), dan bank-bank regional seperti Bank Pembangunan Asia (ADB).

Menurut dia, lembaga-lembaga tersebut terbukti tidak mampu memberikan daya saing dan stabilitas ekonomi bagi negara-negara berkembang di Asia maupun Afrika.

"Yang terjadi malah tidak tercipta kemandirian ekonomi di negara-negara Asia dan Afrika,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, blok baru ini tidak bertujuan untuk merusak tatanan yang sudah ada, namun dapat menjadi pembanding dan altenatif sekaligus sebagai penyeimbang blok-blok ekonomi yang sudah ada.

Dia menuturkan, negara-negara di KAA dalam blok ini dapat berbagi kebijakan dalam mengelolah sektor-sektor strategis seperti energi dan perdagangan.

Potensi lainnya yang dimiliki negara AA adalah kawasan kekuatan ekonomi global telah bergerak ke Asia yang ditandai dengan dominasi ekonomi China dan India.

Bahlil mengatakan, meski India dan China menjadi negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia dan Afrika, Indonesia lebih memiliki kekuatan historis dan tradisi dalam menggalang solidaritas negara-negara Asia Afrika.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1195 seconds (0.1#10.140)