Stok Dekati Rekor, Harga Minyak Dunia Melemah
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa di tengah ekspektasi meningkatnya stok minyak Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi mendekati rekor tertinggi.
Harga minyak mentah telah naik sekitar 18% sejak awal April di tengah spekulasi menyusutnya produksi minyak AS setelah jumlah rig minyak dalam negeri dikurangi dan menjadi yang terendah sejak 2010.
Namun, berdasarkan survei Reuters, persediaan minyak mentah komersial AS cenderung meningkat sebanyak 2,4 juta barel pekan lalu, menandai kenaikan selama 15 pekan berturut-turut.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun 17 sen menjadi USD63,28 pada pukul 0141 GMT, setelah mendatar pada hari sebelumnya. Sementara minyak mentah AS untuk pengiriman Mei, yang akan berakhir pada sore ini, turun 15 sen ke USD56,23/barel, setelah naik 64 sen.
Senator AS Lisa Murkowski sebelumnya mengatakan akan memperkenalkan legislasi tahun ini, yang memungkinkan AS melakukan ekspor minyak mentah.
Sementara Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi memperkirakan bahwa Saudi akan menghasilkan minyak mendekati rekor tertinggi sekitar 10 juta barel per hari (bph) pada bulan ini.
Meskipun mendekati rekor produksi, analis memperingatkan bahwa kemampuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengatasi melonjaknya permintaan yang tak terduga akan sulit.
"Jika respon permintaan dan pasokan non-OPEC untuk menurunkan harga mirip dengan yang dialami pada 1980-an, dengan tingkat tingkat di bawah kapasitas cadangan akan membawa risiko melonjaknya harga dalam waktu dekat," kata analis di PIRA Energy seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/4/2015).
Kapasitas cadangan OPEC bisa menuju level 1,7 juta bph tahun ini, jauh di bawah cadangan pada 1980-an, yang lebih dari 10 juta bph.
Harga minyak mentah telah naik sekitar 18% sejak awal April di tengah spekulasi menyusutnya produksi minyak AS setelah jumlah rig minyak dalam negeri dikurangi dan menjadi yang terendah sejak 2010.
Namun, berdasarkan survei Reuters, persediaan minyak mentah komersial AS cenderung meningkat sebanyak 2,4 juta barel pekan lalu, menandai kenaikan selama 15 pekan berturut-turut.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun 17 sen menjadi USD63,28 pada pukul 0141 GMT, setelah mendatar pada hari sebelumnya. Sementara minyak mentah AS untuk pengiriman Mei, yang akan berakhir pada sore ini, turun 15 sen ke USD56,23/barel, setelah naik 64 sen.
Senator AS Lisa Murkowski sebelumnya mengatakan akan memperkenalkan legislasi tahun ini, yang memungkinkan AS melakukan ekspor minyak mentah.
Sementara Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi memperkirakan bahwa Saudi akan menghasilkan minyak mendekati rekor tertinggi sekitar 10 juta barel per hari (bph) pada bulan ini.
Meskipun mendekati rekor produksi, analis memperingatkan bahwa kemampuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengatasi melonjaknya permintaan yang tak terduga akan sulit.
"Jika respon permintaan dan pasokan non-OPEC untuk menurunkan harga mirip dengan yang dialami pada 1980-an, dengan tingkat tingkat di bawah kapasitas cadangan akan membawa risiko melonjaknya harga dalam waktu dekat," kata analis di PIRA Energy seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/4/2015).
Kapasitas cadangan OPEC bisa menuju level 1,7 juta bph tahun ini, jauh di bawah cadangan pada 1980-an, yang lebih dari 10 juta bph.
(rna)