BTN Luncurkan Pusat Info Harga Rumah
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus mendukung program sejuta rumah. Untuk itu, BTN meluncurkan BTN Housing Index (BTNHI) yang dapat digunakan sebagai referensi dalam pertimbangan teknis pemilihan rumah.
Direktur BTN Mansyur S Nasution mengatakan, permasalahan perumahan di Indonesia memerlukan perhatian banyak pihak untuk mencairkan solusi penanganannya. ”Sebagai bank yang fokus di perumahan, sudah sewajarnya bank BTN memberikan informasi perumahan kepada masyarakat. BTN terpanggil untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang perumahan,” paparnya di sela-sela peluncuran BTN Housing Finance Center di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, housing index tersebut merupakan research yang dilakukan BTN, dan masyarakat dapat leluasa untuk mendapatkan referensi yang tepat. ”Ini sebagai salah satu referensi dalam hal mengambil keputusan untuk membeli rumah, terutama di kota yang ter-cover oleh research dari BTNHI ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, BTNHI merupakan data yang sangat terukur karena gambaran yang dipakai adalah kredit yang disalurkan BTN pada industri perumahan secara nasional. Menurutnya, data dalam BTNHI dapat dimanfaatkan untuk mengetahui potensi bisnis pembangunan perumahan pada wilayah tertentu, sekaligus dapat melihat pertumbuhan harga-harga properti.
Dia mengakui sumber utama BTNHI tersebut dari harga transaksi nasabah BTN. ”Jadi sumbernya itu benar-benar akurat karena BTN punya nasabah yang menjual rumahnya kepada enduser dan informasinya diberikan kepada kami,” ucapnya. Yang menarik dari BTNHI ini tidak sama dengan indeks harga properti residensial Bank Indonesia (BI).
BTNHI dihitung berdasarkan transaksi riil nasabah bank BTN. Sementara HPRBI berdasarkan harga listing pengembang yang dijadikan responden. ”Determinasi harga dalam BTNHI mencakup primer dan sekunder, HPRBI hanya mencakup harga sekunder,” tandasnya.
BTN Housing Index, lanjut Mansyur, diharapkan dapat membantu pemerintah atau pengembang terkait dengan bisnis pembiayaan perumahan. Indeks tentang bisnis pembiayaan perumahan secara nasional tersaji dalam BTNHI. Untuk melengkapi BTNHI, perseroan juga meresmikan BTN Housing Finance Center (BTN HFC). Sebagai informasi, BTN HFC sudah diresmikan pada 2014.
Dia memaparkan, di BTN HFC ada tiga kegiatan utama yakni tempat untuk learning center, pelatihan, konsultasinya juga research . ”Kantor BTN HFC akan menjadi pengelola pusat pembelajaran perbankan dan riset perumahan yang profesional dan terkemuka di Indonesia,” tandasnya.
BTN HFC saat ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai pembiayaan perumahan Indonesia dengan berbagai bentuk program pelatihan seperti seminar, workshop , dan short course yang besertifikasi, serta online subscription sebagai portal ilmu pengetahuan. Sementara fungsi sebagai research center sudah dihasilkan dalam bentuk BTNHI.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, hingga akhir tahun perseroan menargetkan 1.000 developer akan ikut dalam pelatihan di Housing Finance Center. ”Yang ikut pelatihan di sini untuk tahap awal 100 developer kami juga menerima mereka yang ingin atau tahap awal menjadi developer. Kami didik untuk siap menjadi developer mulai dari membangun perizinan dan marketing ,” katanya.
Menurut dia, developer yang dilatih diharapkan bisa diajak bekerja sama dalam pembiayaan perumahan. Meski begitu, pemberian kredit tetap mengacu pada syarat dan ketentuan yang berlaku. ”Ini memang tujuannya untuk pelatihan tetapi jika ada potensi bisnis yang bisa dijalankan tentu akan semakin bagus jika BTN juga bisa memberikan kredit,” ungkapnya.
Arsy ani s
Direktur BTN Mansyur S Nasution mengatakan, permasalahan perumahan di Indonesia memerlukan perhatian banyak pihak untuk mencairkan solusi penanganannya. ”Sebagai bank yang fokus di perumahan, sudah sewajarnya bank BTN memberikan informasi perumahan kepada masyarakat. BTN terpanggil untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang perumahan,” paparnya di sela-sela peluncuran BTN Housing Finance Center di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, housing index tersebut merupakan research yang dilakukan BTN, dan masyarakat dapat leluasa untuk mendapatkan referensi yang tepat. ”Ini sebagai salah satu referensi dalam hal mengambil keputusan untuk membeli rumah, terutama di kota yang ter-cover oleh research dari BTNHI ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, BTNHI merupakan data yang sangat terukur karena gambaran yang dipakai adalah kredit yang disalurkan BTN pada industri perumahan secara nasional. Menurutnya, data dalam BTNHI dapat dimanfaatkan untuk mengetahui potensi bisnis pembangunan perumahan pada wilayah tertentu, sekaligus dapat melihat pertumbuhan harga-harga properti.
Dia mengakui sumber utama BTNHI tersebut dari harga transaksi nasabah BTN. ”Jadi sumbernya itu benar-benar akurat karena BTN punya nasabah yang menjual rumahnya kepada enduser dan informasinya diberikan kepada kami,” ucapnya. Yang menarik dari BTNHI ini tidak sama dengan indeks harga properti residensial Bank Indonesia (BI).
BTNHI dihitung berdasarkan transaksi riil nasabah bank BTN. Sementara HPRBI berdasarkan harga listing pengembang yang dijadikan responden. ”Determinasi harga dalam BTNHI mencakup primer dan sekunder, HPRBI hanya mencakup harga sekunder,” tandasnya.
BTN Housing Index, lanjut Mansyur, diharapkan dapat membantu pemerintah atau pengembang terkait dengan bisnis pembiayaan perumahan. Indeks tentang bisnis pembiayaan perumahan secara nasional tersaji dalam BTNHI. Untuk melengkapi BTNHI, perseroan juga meresmikan BTN Housing Finance Center (BTN HFC). Sebagai informasi, BTN HFC sudah diresmikan pada 2014.
Dia memaparkan, di BTN HFC ada tiga kegiatan utama yakni tempat untuk learning center, pelatihan, konsultasinya juga research . ”Kantor BTN HFC akan menjadi pengelola pusat pembelajaran perbankan dan riset perumahan yang profesional dan terkemuka di Indonesia,” tandasnya.
BTN HFC saat ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai pembiayaan perumahan Indonesia dengan berbagai bentuk program pelatihan seperti seminar, workshop , dan short course yang besertifikasi, serta online subscription sebagai portal ilmu pengetahuan. Sementara fungsi sebagai research center sudah dihasilkan dalam bentuk BTNHI.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, hingga akhir tahun perseroan menargetkan 1.000 developer akan ikut dalam pelatihan di Housing Finance Center. ”Yang ikut pelatihan di sini untuk tahap awal 100 developer kami juga menerima mereka yang ingin atau tahap awal menjadi developer. Kami didik untuk siap menjadi developer mulai dari membangun perizinan dan marketing ,” katanya.
Menurut dia, developer yang dilatih diharapkan bisa diajak bekerja sama dalam pembiayaan perumahan. Meski begitu, pemberian kredit tetap mengacu pada syarat dan ketentuan yang berlaku. ”Ini memang tujuannya untuk pelatihan tetapi jika ada potensi bisnis yang bisa dijalankan tentu akan semakin bagus jika BTN juga bisa memberikan kredit,” ungkapnya.
Arsy ani s
(ftr)