Perundingan dengan Yunani Masih Jauh dari Target

Selasa, 21 April 2015 - 10:53 WIB
Perundingan dengan Yunani...
Perundingan dengan Yunani Masih Jauh dari Target
A A A
BERLIN - Negosiasi antara para pemberi pinjaman dan Yunani memperoleh sejumlah momentum, tapi masih jauh dari selesai.

Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Eropa Poul Thomsen mengungkapkannya kemarin. Yunani melakukan sejumlah negosiasi dengan para mitra zona euro dan IMF terkait syarat reformasi ekonomi yang diinginkan para pemberi pinjaman demi mengucurkan sisa dana talangan (bailout).

”Ada sedikit dorongan dalam negosiasi antara tiga institusi dan pemerintah Yunani selama beberapa hari,” papar Thomsen, dikutip harian bisnis Jerman, Handelsblatt, kemarin. Tiga institusi itu ialah Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB), dan IMF. ”Itu perkembangan bagus dan memberi kami alasan untuk berharap,” ujar Thomsen, direktur IMF Eropa dan kepala program IMF dengan Yunani.

Meski demikian, dia menambahkan, saat ini masih jauh dari target dan banyak langkah yang diperlukan dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan. Keluar dari pasar obligasi dan kehabisan dana tunai untuk membayar kembali utangnya, gaji pegawai negeri sipil, dan dana pensiun, Yunani mungkin mendapatkan lebih banyak bantuan dari IMF dan pemerintah zona euro jika ada kesepakatan untuk reformasi sehingga keuangannya dapat stabil dan ekonomi lebih kompetitif.

Thomsen mengungkapkan, keuangan pemerintah Yunani mungkin bertahan hingga Juni. ”Penghalang pembayaran kembali utang yang dialami Yunani sangat besar. Kami perlu mencapai kesepakatan lebih dulu sehingga bantuan pinjaman selanjutnya dapat dibayar,” paparnya.

Deputi Perdana Menteri Yunani Yannis Dragasakis menjelaskan, pada harian To Vima , Athena ingin membuat kesepakatan dengan para kreditor dalam paket reformasi, tapi tidak akan mundur dari garis batas dan tidak mengabaikan referendum atau pemilu lebih awal jika perundingan mengalami kebuntuan.

Thomsen memperingatkan semua pihak agar tidak mengabaikan semua risiko jika Yunani keluar dari zona euro. ”Tak seorang pun yang seharusnya berpikir bahwa keluarnya Yunani dari zona euro tidak akan mengakibatkan masalah,” tuturnya.

Dia menambahkan, penting untuk meminimalkan risiko jangka panjang seperti bahaya bahwa zona euro terlihat seperti klub yang Anda dapat bergabung dan pergi sesukanya. Kondisi ini dapat meningkatkan keraguan tentang negaranegara lain yang dapat meniru langkah tersebut di masa depan.

Thomsen mengungkapkan, blok mata uang tunggal itu perlu mengirim sinyal politik yang sangat kuat bahwa zona euro bersatu untuk mengatasi risikorisiko semacam itu. Dia menambahkan, diperlukan persatuan politik dan fiskal yang lebih kuat dalam jangka panjang.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7820 seconds (0.1#10.140)