Proyek Pembangkit Diminati Investor
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah investor asing disinyalir telah menyatakan ketertarikan untuk terlibat dalam program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan.
Pemerintah dan PT PLN (Persero) akan segera menindaklanjuti minat investor tersebut untuk mempercepat realisasi program tersebut. ”Tadi banyak investor yang tertarik untuk turut membangun pembangkit ataupun transmisi,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di selasela acara World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) di Jakarta kemarin.
Menurut Retno, sejumlah negara yang tertarik antara lain Amerika Serikat (AS), India, Jepang, dan China. Selain investasi langsung, para calon investor dari negara-negara itu juga akan didorong untuk bekerja sama dengan PLN untuk merealisasikan investasinya. ”Ini yang akan kita dorong terus atau mereka bisa ber-partner dengan PLN atau menjual listriknya (ke PLN),” ujarnya.
Namun, imbuh dia, sejauh ini masih belum ada pembicaraan lebih lanjut soal investasi tersebut. Lagi pula, perhelatan WEF-EA sesungguhnya memang tidak ditargetkan untuk menggaet investasi, namun utamanya untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri.
Dari target pembangunan pembangkit 35.000 MW, sebesar 14.700 MW sedang dalam proses perencanaan, sebanyak 13.500 MW dalam proses procurement, sebesar 7.400 MW masuk proses konstruksi, dan 7.200 MW sedang dalam proses financing . Sebanyak 155 lokasi pembangkit tercatat sudah siap digunakan dengan kapasitas total 12.700 MW.
Adapun sisa 209 lahan pembangkit untuk kapasitas 12.800 MW dinyatakan masih belum siap. Terpisah, Wakil Ketua Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN) Agung Wicaksono mengatakan, pemerintah menargetkan proses pengadaan proyek pembangkit listrik yang masuk program berdaya 24.000 MW akan selesai pada 2015.
”Kami targetkan dari proyek PLN sebesar 10.000 MW sudah selesai pengadaan 8.000 MW pada tahun ini. Sedangkan untuk IPP (independent power producer /listrik swasta), dari 25.000 MW, selesai 16.000 MW,” katanya.
Menurut dia, proses pengadaan tersebut dilakukan baik melalui skema penunjukan langsung, pemilihan langsung, maupun lelang umum.
Inda susanti/ant
Pemerintah dan PT PLN (Persero) akan segera menindaklanjuti minat investor tersebut untuk mempercepat realisasi program tersebut. ”Tadi banyak investor yang tertarik untuk turut membangun pembangkit ataupun transmisi,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di selasela acara World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) di Jakarta kemarin.
Menurut Retno, sejumlah negara yang tertarik antara lain Amerika Serikat (AS), India, Jepang, dan China. Selain investasi langsung, para calon investor dari negara-negara itu juga akan didorong untuk bekerja sama dengan PLN untuk merealisasikan investasinya. ”Ini yang akan kita dorong terus atau mereka bisa ber-partner dengan PLN atau menjual listriknya (ke PLN),” ujarnya.
Namun, imbuh dia, sejauh ini masih belum ada pembicaraan lebih lanjut soal investasi tersebut. Lagi pula, perhelatan WEF-EA sesungguhnya memang tidak ditargetkan untuk menggaet investasi, namun utamanya untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri.
Dari target pembangunan pembangkit 35.000 MW, sebesar 14.700 MW sedang dalam proses perencanaan, sebanyak 13.500 MW dalam proses procurement, sebesar 7.400 MW masuk proses konstruksi, dan 7.200 MW sedang dalam proses financing . Sebanyak 155 lokasi pembangkit tercatat sudah siap digunakan dengan kapasitas total 12.700 MW.
Adapun sisa 209 lahan pembangkit untuk kapasitas 12.800 MW dinyatakan masih belum siap. Terpisah, Wakil Ketua Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN) Agung Wicaksono mengatakan, pemerintah menargetkan proses pengadaan proyek pembangkit listrik yang masuk program berdaya 24.000 MW akan selesai pada 2015.
”Kami targetkan dari proyek PLN sebesar 10.000 MW sudah selesai pengadaan 8.000 MW pada tahun ini. Sedangkan untuk IPP (independent power producer /listrik swasta), dari 25.000 MW, selesai 16.000 MW,” katanya.
Menurut dia, proses pengadaan tersebut dilakukan baik melalui skema penunjukan langsung, pemilihan langsung, maupun lelang umum.
Inda susanti/ant
(bhr)