China Kecam Daftar Negatif Investasi AS

Rabu, 22 April 2015 - 11:16 WIB
China Kecam Daftar Negatif Investasi AS
China Kecam Daftar Negatif Investasi AS
A A A
BEIJING - Menteri Keuangan (menkeu) China Lou Jiwei mengkritik proposal Amerika Serikat (AS) untuk sejumlah sektor yang akan ditutup bagi investasi asing dalam Traktat Investasi Bilateral (BIT).

Saat ini BIT sedang dinegosiasikan antara Washington dan Beijing. Lou menjelaskan, daftar negatif AS, yang melarang untuk investasi infrastruktur, teknologi, dan keamanan nasional, tidak memberikan definisi khusus tentang pelarangan tersebut. ”Ketentuan itu menambah ketidakpastian bagi para investor China di AS dan membuat kami merasa sangat tidak nyaman,” ujar Lou tanpa memberi penjelasan lebih lanjut, dikutip kantor berita Reuters .

Dia berbicara di Washington DC, di sela pertemuan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Daftar negatif itu menjadi elemen utama dalam negosiasi antara China dan AS untuk menyimpulkan BIT. Bulan lalu Menkeu AS Jack Lew menyatakan, daftar negatif China itu pendek. Beberapa pakar yakin daftar China akan menjadi barometer untuk mengetahui keseriusan para pemimpin negara itu tentang janji reformasi pasar.

Pekan lalu Wakil Menkeu China Zhu Guangyao memperkirakan, China dan AS akan saling menukar daftar negatif pada bulan depan atau setelahnya. Zhu mengharapkan kemajuan besar dalam isu itu pada September mendatang, saat Presiden China Xi Jinping bertemu Presiden AS Barack Obama di Washington.

Kendati demikian, Zhu menegaskan, masih perlu kerja keras untuk membahas perdagangan antara kedua negara. Dalam laporan tahunan yang dirilis kemarin, Kamar Dagang Amerika di China berharap Negeri Panda akan serius dan lebih terbuka untuk investasi asing, terutama dalam sektor jasa keuangan, pertanian, automotif, dan layanan kesehatan. ”Daftar negatif yang berlebihan tidak akan menjadi awal yang baik,” papar pernyataan Kamar Dagang Amerika.

Pembatasan China untuk investasi asing dengan alasan keamanan nasional itu terlalu luas. Chairman Kamar Dagang Amerika di China James Zimmerman menambahkan, di AS para investor China memiliki nilai lebih untuk meminta tolong di pengadilan. ”Di sini, tanpa kemampuan itu, politik dapat memengaruhi pembuatan keputusan,” ujarnya.

Ketegangan perdagangan baru-baru ini antara AS dan China telah meluas hingga menyangkut kebijakan keamanan cyber. Regulator perbankan China pekan lalu menunda aturan industri keuangan baru secara sementara yang akan mengharuskan perusahaan-perusahaan melepas kode asal produk setelah ada kemarahan dari grup bisnis asing dan Pemerintah AS.

”Itu dihentikan, tapi itu bukan berarti selesai. Keamanan informasi menjadi kekhawatiran paling besar,” kata Zimmerman. Sebelumnya dilaporkan, ekonomi China membukukan pertumbuhan kuartalan terburuk dalam enam tahun terakhir.

Bank Sentral China (People Bank of China/PBoC) menyatakan, pihaknya segera menambah pemangkasanRRRsebesar1% poin untuk layanan pertanian dan pemangkasan lagi 2% untuk Agricultural Development Bank of China. Pemerintah juga memangkas 0,5% untuk sejumlah bank yang memberikan pinjaman pertanian atau bisnis skala kecil.

”Pemangkasan akan semakin memperkuat kemampuan institusi keuangan untuk mendukung restrukturisasi,” ungkap pernyataan PBoC. Pengurangan RRR ini serupa dengan yang dilakukan pada awal Februari yang merupakan pemangkasan pertama sejak Mei 2012.

Helen Qiao, ekonom China di Morgan Stanley, menjelaskan bahwa pemangkasan terbaru itu akan mengurangi penurunan ekonomi. ”Langkah ini positif, menunjukkan para pembuat kebijakan mencoba mengatasi dampak potensi aliran keluar modal dan menstabilkan lingkungan makro,” ujar Qiao yang menambahkan, pemangkasan ini menunjukkan semakin intensifnya kebijakan dana murah oleh pemerintah.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) melemah menjadi 7% pada kuartal I/2015 dari 7,3% pada kuartal IV/2014. Ini merupakan hasil terburuk dalam enam tahun. Pertumbuhan output industri dan penjualan retail juga melemah pada Maret. Adapun, data investasi aset tetap juga melemah pada kuartal I/2015 meningkatkan proyeksi pemerintah akan melakukan langkah baru untuk mendorong perekonomian.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6664 seconds (0.1#10.140)