Total Nyatakan Tidak Ada Skema Transisi
Total Nyatakan Tidak Ada Skema Transisi
A
A
A
JAKARTA - Total E&P Indonesie menyatakan, skema transisi pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur, sebelum 2017 tidak tercantum dalam kontrak bagi hasil (production sharing contract /PSC).
Terkait dengan itu, Total mengambil posisi sesuai isi kontrak sampai akhir masa berlakunya pada 2017. ”Kami respek pada kontrak yang sudah diberikan negara dan akan jalankan amanah itu sampai selesai. Di dalam kontrak, tidak ada (skema transisi),” ujar Presiden dan General Manager Total Hardy Pramono di Jakarta kemarin.
Meski demikian, pihaknya siap menjaga tingkat produksi migas Blok Mahakam sampai akhir kontrak pada 2017. Hardy enggan mengomentari lebih jauh apakah Total setuju masa transisi sebelum 2017 dengan PT Pertamina (Persero).
”Posisi kami tetap respek pada kontrak. Bagaimana caranya Pertamina bisa diakomodasi, kami tetap respek pada kontrak yang ada. Jangan sampai pemerintah menabrak kontrak dan kami juga menabrak kontrak. Namun, kami seperti disampaikan Pak Menteri (Menteri ESDM Sudirman Said), akan menjaga produksi Mahakam,” tuturnya.
Menurut dia, Total akan menjaga produksi dan mengeluarkan investasi sesuai komitmen rencana pengembangan (plan of development /POD) yang sudah disetujui. Mengenai kemungkinan kerja sama pengelolaan ke depan, Hardy mengatakan bahwa Total siap jika diajak untuk mengelola kembali Mahakam setelah 2017.
Total siap dan ingin membantu menjaga produksi dari blok tersebut. Total pun terbuka dengan skema pertukaran (swap ) pengelolaan blok migas miliknya di daerah lain, termasuk di luar negeri. ”Sudah mulai dibicarakan (opsi) itu. Kami ada di 120 negara. Nanti, dilihat misalnya, beberapa blok di Afrika atau Kanada,” ujar Hardy.
Sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Pertamina, Total dan Inpex Corporation akan segera menandatangani head of agreement (HoA) untuk memulai masa transisi Blok Mahakam. perjanjian tersebut akan mengatur segala sesuatu yang harus dilakukan dalam masa transisi, termasuk percepatan proses alih informasi dan teknologi.
Ant
Terkait dengan itu, Total mengambil posisi sesuai isi kontrak sampai akhir masa berlakunya pada 2017. ”Kami respek pada kontrak yang sudah diberikan negara dan akan jalankan amanah itu sampai selesai. Di dalam kontrak, tidak ada (skema transisi),” ujar Presiden dan General Manager Total Hardy Pramono di Jakarta kemarin.
Meski demikian, pihaknya siap menjaga tingkat produksi migas Blok Mahakam sampai akhir kontrak pada 2017. Hardy enggan mengomentari lebih jauh apakah Total setuju masa transisi sebelum 2017 dengan PT Pertamina (Persero).
”Posisi kami tetap respek pada kontrak. Bagaimana caranya Pertamina bisa diakomodasi, kami tetap respek pada kontrak yang ada. Jangan sampai pemerintah menabrak kontrak dan kami juga menabrak kontrak. Namun, kami seperti disampaikan Pak Menteri (Menteri ESDM Sudirman Said), akan menjaga produksi Mahakam,” tuturnya.
Menurut dia, Total akan menjaga produksi dan mengeluarkan investasi sesuai komitmen rencana pengembangan (plan of development /POD) yang sudah disetujui. Mengenai kemungkinan kerja sama pengelolaan ke depan, Hardy mengatakan bahwa Total siap jika diajak untuk mengelola kembali Mahakam setelah 2017.
Total siap dan ingin membantu menjaga produksi dari blok tersebut. Total pun terbuka dengan skema pertukaran (swap ) pengelolaan blok migas miliknya di daerah lain, termasuk di luar negeri. ”Sudah mulai dibicarakan (opsi) itu. Kami ada di 120 negara. Nanti, dilihat misalnya, beberapa blok di Afrika atau Kanada,” ujar Hardy.
Sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Pertamina, Total dan Inpex Corporation akan segera menandatangani head of agreement (HoA) untuk memulai masa transisi Blok Mahakam. perjanjian tersebut akan mengatur segala sesuatu yang harus dilakukan dalam masa transisi, termasuk percepatan proses alih informasi dan teknologi.
Ant
(ftr)
Explore More